Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Teknologi Biopori Sebagai Bentuk Pengelolaan Sampah Organik dan Resapan Air
15 Agustus 2024 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Moh Ikhwan Wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sampah merupakan hal yang memerlukan perhatian khusus karena sampah yang ada dapat menimbulkan kerugian apabila tidak ditangani dengan baik. Adanya peningkatan penduduk maka jumlah sampah yang dihasilkan akan mengalami peningkatan terutama sampah rumah tangga. Menurut data yang dikeluarkan Oleh Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2023 menunjukkan bahwa sampah rumah tangga yang dihasilkan oleh masyarakat sebesar 34,5 juta ton/tahun atau 51,1% dimana sisa makanan menjadi penyumbang paling besar dengan presentasi 40,3% dan 11,4% merupakan sampah daun atau ranting. Untuk mengatasi permasalahan sampah rumah tangga yang banyak dapat dilakukan dengan penerapan biopori. Selain untuk mengurangi sampah organik, biopori juga dapat bermanfaat untuk meningkatkan daya serap air ke tanah.
ADVERTISEMENT
Teknologi biopori merupakan suatu lubang digunakan untuk meningkatkan daya serap air ke dalam tanah. Selain itu biopori juga bermanfaat untuk menyuburkan tanaman yang berada di sekitar lokasi peletakan biopori, dengan memanfaatkan sampah organik seperti sisa makanan sebagai sumber kompos bagi tanaman lain di sekitar. Adanya sampah organik di dalam biopori akan menumbuhkan tanaman dengan akar kecil sehingga akan meningkatkan serapan air ke dalam tanah dan air akan menyebar ke dalam tanah sebagai sumber air bersih.
Program pemasangan biopori yang dilakukan oleh Tim KKN Bina Desa Fakultas Teknik Universitas Mulawarman pada 28 Juli dan 3 Agustus 2024 di Dusun Mari Bangun dan Mekar Baru bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang pengolahan sampah organik terutama sampah rumah tangga agar tidak terbuang sia – sia dengan memanfaatkan teknologi biopori. Sehingga masyarakat dapat mengurangi buangan sisa makanan dan sampah rumah tangga.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dimulai dengan mengadakan sosialisasi pada tanggal 20 Juli 2024 di Balai Lamin Adat Telu Mung mengenai pengelolaan sampah organik dan mengenai cara pembuatan biopori sederhana kepada masyarakat. Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh masyarakat yang berada di Dusun Mari Bangun dan Mekar Baru. Setelah kegiatan sosialisasi tim KKN Bina Desa mempraktikkan cara pembuatan biopori, dimulai dari pembuatan pipa biopori, penggalian lubang, dan pengisian sampah organik ke dalam lubang biopori yang dapat dimanfaatkan menjadi kompos.
Kegiatan sosialisasi dan pemasangan lubang biopori kepada masyarakat diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam mengelola sampah organik rumah tangga dan dapat meningkatkan resapan air ke dalam tanah. Dia akhir kegiatan tin KKN Bina Desa meletakkan biopori di 2 rumah warga yang memiliki kebun di halaman rumahnya. Setelah kegiatan ini Tim KKN Bina Desa berharap masyarakat mampu untuk membuat lubang biopori di halaman rumah mereka masing-masing.
ADVERTISEMENT