Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Ecobrick, Solusi Atasi Sampah Plastik untuk Desa Zero Waste
29 November 2022 13:13 WIB
·
waktu baca 14 menitTulisan dari Mohammad Imam Sufiyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
A. Permasalahan Klasik Sampah Anorganik
Sampah anorganik merupakan jenis sampah yang sangat sulit diurai dan menimbulkan begitu banyak pencemaran tanah dan juga air. Pola pemberdayaan kegiatan masyarakat dengan sistem gotong royong dan pengelolaan bersama terhadap sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan sebagai produk tepat guna dan tepat sasaran. Yang akan menjadikan kegiatan pemberdayaan menjadi pendobrak utama didalam program pemerintah yaitu dalam kegiatan ekonomi sirkular untuk mengurangi tingkat polusi sampah organik yang sudah semakin kritis dalam penanggulagan sampah anorganik dan ketidak pedulian masyarakat terhadap penanggulangan sampah dan ekonomi sirkular. Ecobrik merupakan sebuah terobosan baru yang dapat mengurangi berbagai macam sampah anorganik dan pencemaran tanah. Pemberdayaan masyarakat melalui sistem ecobrik dapat mengurangi tingkat ketergantungan masyarakat terhadap produk-produk semen dan bahan material lainnya. Pemanfaatan ecobrik akan memberikan ruang bagi terciptanya ekonomi sirkular dan ruang hijau untuk memberikan oksigen dan siklus air terus berputar dan berganti (Al Aziz , Meyke Erlianda , Putri Ayuni Agustina , Irfan Mubarok, 2022).
ADVERTISEMENT
Ecobrik adalah bagian dari program pemerintah untuk mengurangi tingkat pencemaran tanah dan juga mampu memberikan ruang bagi kebutuhan air dan sirkulasi udara, sehingga kountur tanah yang saling bertumpang tindih dengan ecobrik. Bahan ecobrik yang dibuat oleh masyarakat desa Bunder merupakan bahan sampah plastik yang susah diurai seperti pada jenis sampah plastik non PET (Ayuningtyas, 2019). Plastik jenis non PET merupakan sampah jenis plastik yang sering digunakan oleh masyarakat desa Bunder sebagai jenis plastik dari penggunaan sehari-hari dalam keranjang belanja dan bungkus makanan. upaya dalam mengurangi jenis sampah plastik di desa Bunder yang terjadi pada masa pandemi covid-19 ini. Sampah plastik saat ini sedang menjadi masalah yang sangat besar dihadapi oleh penduduk-penduduk di dunia, apalagi pada masa pandemi COVID-19 seperti saat ini. Selama pandemi COVID-19 ini banyak masyarakat bahkan hampir seluruh masyarakat di dunia tak terkecuali masyarakat Indonesia menjalani isoman dirumah agar tidak terpapar oleh varian virus mematikan tersebut, sehingga perlu penanganan lebih lanjut dan penanggulan sampah anorganik (Nurilma et al., 2020).
ADVERTISEMENT
Sampah plastik saat ini sedang menumpuk dikarenakan banyaknya masyarakat pada saat pandemi seperti sekarang ini melakukan pembelian online atau melakukan pembelian makanan cepat saji yang menggunakan plastik sebagai bungkus makanan tersebut. Indonesia menempati rangking kedua di dunia sebagai negara penghasil sampah plastik yaitu sebanyak 187.2 ton. Pada masa pandemi COVID-19 ini sampah plastik di indonesia meningkat signifikan. Plastik membutuhkan waktu sekitar 400 tahun untuk bisa terurai. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik ini, salah satu cara untuk mengurangi sampah plastik ini yaitu melalui pemanfaatan Ecobrick (Hadi et al., 2019).
Melihat peliknya dari permasalahan sampah plastik pada saat ini, masyarakat desa Bunder dapat merancang sebuah program kerja yaitu pembuatan Ecobrick untuk mengurangi sampah plastik yang ada dilingkungan sekitar, yaitu terletak di Dusun Kajurajah, Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan. Di wilayah tersebut selama pandemi COVID-19 ini sampah plastik plastik tambah menumpuk, apalagi dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat selama di masa pandemi Covid-19 varian Omicron dalam lingkup wilayah desa.
ADVERTISEMENT
B. Pembuatan Ecobrick Solusi dalam mengurangi sampah plastik
Peran masyarakat desa dalam mengurangi sampah plastik yang mengotori lingkungan dengan melakukan inovasi teknologi. Dalam memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahayanya sampah plastik dan pentingnya lingkungan. Perubahan akan kontribusi dari komunitas dan jenis sampah yang tidak mampu terurai. Melihat sampah plastik yang sangat sulit terurai di dalam tanah. Dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pengolahan sampah plastik, di mana untuk bisa dibandingkan dengan dibuang, dibakar dan ditimbun dari residu plastik bisa berpeluang akan berubah menjadi faktor zat tercemar, lebih baik dimanfaatkan untuk menjadi material pembentuk Ecobrick. Dan kemudian dapat digunakan menjadi suatu barang yang dapat digunakan kembali sehingga masyarakat tertarik untuk juga berupaya mengurangi sampah plastik yang ada di sekitar desa Blumbungan dengan membuat Ecobrick secara individu (Fitri et al., 2020).
ADVERTISEMENT
Pembuatan ecobrick oleh masyarakat desa dengan sistem demonstrasi selama satu bulan ke depan sudah menghasilkan suatu produk barang yang dapat digunakan kembali yaitu berupa produk meja mini dengan bermodalkan botol plastik dan sampah yang berada di sekitar lokasi pengolahan serta beberapa barang-barang lain di antaranya kaca dan lem. Kemampuan dalam Ecobrick masyarakat membuat mereka tertarik dan akan terus membuat pembuatan sehingga dapat mengubah kebiasaan masyarakat dalam hal kebiasaan buruk yakni membuang sanpah sembarangan khususnya sampah plastik. Sehingga akan tercipta sebuah lingkungan di sekitar daerah Bunder lebih bersih dan asri (Oktaverina et al., 2020). Pembuatan Ecobrick, secara berkala dan bergotong-royong. Dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat terkonsep beberapa kegiatan, jadi dalam pelaksanaan menjadi salah satu nyata. Dalam metode demonstrasi masyarakat dipraktikkan untuk bisa membuat ecobrick dalam mengurangi sampah plastik jenis non PET sehingga menciptakan lingkungan yang bersih dengan pemandangan desa yang rapi dan asri. Ecobrick sangat cocok untuk desa mandiri (Darnetti et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Kesadaran masyarakat yang kurang akan kepedulian terhadap lingkungan, yang menjadi kesulitan dalam melakukan kegiatan pemberdayaan ini. kebiasaan dan kegiatan masyarakat yang seharusnya dilakukan pada masa pandemi dengan jenis varian covid-19 dan sangat memprihatinkan, diremehkan, dan juga jangan terlalu khawatir, jika tidak mendapatkan perhatian dari masyarakat acuh tak acuh dalam melakukan kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama masa pandemi Covid-19 yang telah dilaksanakan oleh pemerintah akan dapat merugikan diri sendiri dan masyarakat sekitar. Tantangan terbesar adalah memperhatikan kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan (Asih et al., 2019).
Pada saat ini pemahaman masyarakat akan bahayanya sampah plastik terhadap lingkungan dan kesehatan di masa pandemi covid-19 ini. kebiasaan dan kegiatan masyarakat yang seharusnya dilakukan pada masa pandemic covid-19 sangat memprihatinkan diremehkan dan juga jangan terlalu khawatir, Seperti membersihkan tangan jika ingin makan dan setelah beraktivitas, makan jenis makanan bergizi, menjaga kebersihan, menjaga jarak atau sosial distancing dengan jarak yaitu minimal satu meter, tidak menyapa atau berjabat tangan saat pandemi, menggunakan alat pelindung diri saat keluar rumah seperti sebagai topeng. Dengan sosialisasi, pemberian edukasi, pembagian masker tidak bisa dengan mudah mengubah masyarakat sehingga butuh waktu dan kesabaran masyarakat untuk mengikuti aturan yang sudah dibuat (Yusa et al., 2018).
ADVERTISEMENT
Tantangan dalam bidang ekonomi, ada sebagian masyarakat yang kurang mau membuka dan juga menambah wawasan baru, kurangnya update tentang teknologi, dan kesulitan bersosialisasi atau berkomunikasi secara langsung. Tantangan dalam bidang pendidikan, banyak dari orang tua yang kurang memperhatikan pendidikan dari anak-anaknya, sehingga menyulitkan bagi kami untuk bisa mengajar karena kurangnya kesadaran diri dari anak-anaknya dan orang tua bahwa begitu pentingnya pendidikan di usia dini (Immy Suci Rohyani et al., 2021).
C. Ecobrick Aplikasi Dari Solusi Sampah Anorganik
Pembutan Ecobrick (daur ulang sampah plastik untuk dijadikan barang yang lebih berguna) yang pelaksanaannya dimulai dari jam 08.00 WIB di balai Desa. Ide ini muncul ketika melihat banyaknya sampah-sampah plastic yang ada di Desa Bunder. Hal ini membuat masyarakat memiliki inisiatif untuk minimal mengurangi sampah plastik yang ada di Desa Bunder untuk dijadikan sebagai barang yang tentunya lebih bermanfaat dan berguna (As et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk prioritas dari penggerak masyarakat yaitu memberdayakan dalam bentuk pengabdian terkait pembuatan Ecobrick, pertama kami mendiskusikan program ini secara kelompok, kemudian menggerakkan mulai mengambil sampah plastik yang ada di rumah masing-masih terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan mencari sejumlah sampah di sekitar rumah warga dan hal ini disambut secara antusias oleh warga sekitar (Afriza, 2018).
Pembuatan Ecobrick ini diharapkan dapat mengurangi potensi banyaknya sampah plastik yang ada di Desa Blumbungan, upaya mencegah terjadinya bencana seperti banjir serta sampah tersebut di oleh menjadi barang lebih berguna. Pada pembuatan ecobrick dapat dilihat pada Gambar 1.1. di mana masyarakat antusias dalam pembuatan Ecobrick (Fauzi et al., 2020).
Berbagai macam sampah yang telah dikumpulkan dari warga sekitar, kemudian dipilah untuk dijadikan bahan-bahan dalam pembuatan ecobrick yang tujuan adalah me-recycle sampah-sampah plastik yag sudah tidak digunakan lagi agar menjadi barang-barang yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar agar menjadi barang yang lebih berguna dan dimanfaatkan di selang waktu liburan bagi masyarakat desa Bunder merupakan sebuah solusi yang bagus dalam mengurangi tingkat pembuangan sampah yang setiap hari semakin membludak dan merubah midset dan perilaku dari masyarakat untuk dapat mengurangi volume sampah yang menyumbat aliran air, sehingga dapat menyebabkan banjir tahunan dan membuat saluran air sungai juga macet karena penumpukan sampah plastik yang sudah tidak terbendung lagi karena aktivitas dari warga yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Pencemaran air dan tanah yang juga akibat tertumpuknya sampah dari plastik yang semakin memprihatinkan, sehingga akan membuat lingkungan dari desa Bunder di wilayah Pamekasan (Pradhanawati, 2019).
ADVERTISEMENT
Berbagai macam sampah plastik yang telah diubah menjadi Ecobrik dapat dimanfaatkan menjadi meja mini dan kursi yang dapat diletakkan di sekitar taman-taman desa di wilayah desa Bunder, sehingga akan menambah keindahan dan juga keasrian bagi taman desa Bunder diwilayah Pamekasan. Masyarakat desa Bunder sekarang semakin peduli terhadap lingkungan mereka semakin bersih dan juga rapi serta dapat memberdayakan masyarakat sekitar dalam mengelola sampah anorganik yang sering dibuang ke suangai dan saluran pembuangan air. Pola pemberdayaan masyarakat dengan pembuatan Ecobrik yang bernilai ekonomis dan produktif serta mampu juga membuat masyarakat desa Bunder untuk dapat terus mengasah kreatifitasnya. Gambar 1.2 Menunjukkan Hasil Sampah Plastik Menjadi Produk Ecobrick (Darubekti & Bengkulu, 2020).
Botol plastik yag terbuang ke sungai atau saluran air, akan menyumbat jalannya air yang mengalir di sekitar wilayah desa Bunder, jika tidak dijaga lingkungan dari desa Bunder baik tanah, air dan juga udara akan membuat desa tercemar dan warga masyarakat akan terserang penyakit menular lainnya.
ADVERTISEMENT
Kegiatan pemberdayaan tersebut dilakukan selama satu bulan, namun yang paling di fokuskan yaitu untuk pembuatan ecobrick dalam rangka meminimalisir limbah plastik yang berada di lingkungan sekitar desa Bunder. Pembuatan ecobrick serta sosialisasinya kepada masyarakat dilaksanakan sebanyak 5 kali selama satu bulan dan dirasa cukup untuk memberikan edukasi kepada masyarakat Dusun Kajurajah, Desa Bunder, yaitu terletak pada Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan tentang bahayanya sampah plastik terhadap lingkungan (Rachman, 2018).
Ecobrick adalah sebuah gagasan yang pula digunakan untuk memberikan nama dari hasil pengolahan residu plastik menjadi sebuah batu bata. Jenis kata Ecobrick ini asal katanya adalah “Eco” yang artinya berupa lingkungan (Afriza, 2018). Ecobrick adalah botol plastik yang diisi dengan limbah atau sampah plastik secara padat untuk membuat suatu barang yang dapat digunakan kembali (UTAMI, 2016).
ADVERTISEMENT
Pembersihan Ecobrick adalah satu dari jenis upaya untuk mendaur ulang (recycle) dalam menekan volume dari jenis sampah plastik. Ecobrick juga bisa dibuat dari botol plastik bekas yang isinya bisa berupa komposisi berupa pembungkus makanan ringan, busa, tanah, kemasan yakult, kresek, serta jenis residu sampah plastik lainnya (Benjamin, 2019). Ecobrick pada umumnya dibuat dengan jenis botol-botol bekas dan bisa di isi oleh jenis sampah plastik yang lebih kecil dari volume botol plastiknya. (Asih et al., 2019) menyebutkan bawa Ecobrick pula bisa digunakan untuk material bangunan. Ecobrick dapat dibuat sebagai bahan funiture dari meja mini, taman, dan material bangunan seperti gudang, sekolah dan rumah. Ecobrick juga mampu dipakai dalam pembuatan karya seni. Karya seni memakai jenis materi recycle dan rancangan baru untuk pembuatan batu bata yang minim polusi dan ramah lingkungan berupa (ecobrick) (Immy Suci Rohyani et al., 2021).
ADVERTISEMENT
Usaha pembuatan Ecobrick ini, bisa semua jenis-jenis plastik yang digunakan sehari-hari, baik berupa plastik kresek maupun plastik krupuk, pembungkus makanan ringan (snack), sisa dari jenis minuman ringan/sachet, bekas sikat gigi, kancing baju yang telah lama, mainan bekas anak-anak, dan jenis plastik lainnya. Berhadapan dengan situasi pandemi yang tidak jelas, Global Ecobrick Alliance (GEA), adalah gerakan memprakarsa bumi nirlaba yang bergelut dalam mengubah plastik transisi lokal dan juga mendunia merilis sebuah pedoman yang mampu mentransisi tidakan sipil dalam membantu menurunkan kurva dari varian jenis virus Covid-19 yang semakin hari semakin memprihatinkan (Rachman, 2018).
Pembuatan Ecobrick sangat mudah pembuatannya, tetapi butuh trik dan teknik sendiri untuk Ecobrick bisa awet dan bertahan lama, serta padat isinya. Tidak membutuhkan waktu yang singkat untuk membuatnya, jika sudah profesional dan bahan baku plastik tersedia bisa cepat waktunya. Jika ingin memperoleh bahan baku lebih banyak bisa memperolehnya dari residu rumah tangga dan juga dari usaha laundry dari masyarakat. Hal lainnya adalah kondisi tangan harus tetap bersih. Dalam hal ini wajib menjaga kebersihan selama membuat Ecobric, lingkungan harus dalam kondisi bersih dan menggunakan masker. Setelah membuat Ecobrick harus segera cuci tangan dengan sabun untuk mencegah terpaparnya virus mematikan tersebut.
ADVERTISEMENT
Problematika berupa limbah plastik tidak akan ada habisnya, selalu bermasalah. Problem plastik adalah masalah utama penyebab memblukdaknya sampah di dunia, terlebih sampah plastik merupakan problem yang susah untuk diuraikan dalam kurun waktu yang cukup lama. Masalah yang lain, adalah jika sampah plastik yang telah dibakar, akan dapat mecemari udara.
SIMPULAN
Aktivitas pengabdian kepada masyarakat juga merupakan suatu bentuk pengabdian bagi pendidik terhadap masyarakat oleh karena itu perlu adanya inovasi dalam penerapan teknologi. Namun dimasa sekarang, negara Indonesia masih merasakan adanya varian pandemi covid-19. Karena seluruh kegiatan yang juga melibatkan banyak orang sangat dibatasi. Berdasarkan insiatif dari elemen masyarakat desa Bunder dengan tema pengabdian “Ecobrick, solusi atasi sampah plastik di desa Bunder, meskipun masih mengalami gelombang varian virus covid-19” direkomendasikan adalah berupa: Masyarakat yang sudah mendapatkan sosialisasi tentang adanya bahaya sampah plastik dan penanganannya dengan cara membuat ecobrick secara individu dari rumah dapat benar-benar menerapkan dalam kehidupannya sehingga tercipta lingkungan yang sehat dan bersih.
ADVERTISEMENT
DAFTAR PUSTAKA
Afriza, E. F. dkk. (2018). Edukasi Ecobrik Sebagai Solusi Manajemen Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat. Proceeding of Community Development, 2, 799–807.
Al Aziz , Meyke Erlianda , Putri Ayuni Agustina , Irfan Mubarok, S. A. (2022). Pemanfaatan Ecobrick Menjadi Pojok Ekoliterasi Sebagai Upaya Menanggulangi Darurat Sampah Selama. Journal La Lifesci, 5(1), 63–74.
As, M., Zaman, A. N., Dewi, A. C., Mujahidah, N., Safaat, A. R., Amalina, I., A, A. N., Shandyasta, P., & Siburian, B. (2021). Pemberdayaan dan pendampingan desa digital melalui media website pada Desa Kadubungbang-Pandeglang. 3, 174–180.
Asih, H. M., Primasari, I. A., Dahlan, U. A., & Selatan, J. R. (2019). Pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan efisiensi dan efektivitas pada produksi daur ulang sampah plastik Biro Hubungan Masyarakat – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan yang memiliki nilai manfaat lebih . Sampah yang dikelola adalah . September, 309–318.
ADVERTISEMENT
Ayuningtyas, R. A. (2019). Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Dalam Pengelolaan Sampah Di Restoran Cepat Saji Kfc Yogyakarta Dalam Era Go-Food (Studi Kasus Restoran Cepat Saji Kfc Sudirman). Skripsi, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.
Benjamin, W. (2019). PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERBASIS POTENSI LOKAL DI DESA WISATA KUNJIR KECAMATAN RAJABASA KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Journal Abdimas, 3(3), 1–9.
Darnetti, D., Arnayulis, A., Nefri, J., & Elita, N. (2021). Pengelolaan Sampah Untuk Meningkatkan Nilai Guna Dan Pendidikan Karakter Siswa SD Muhammadiyah Sarilamak Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Karya Abdi Masyarakat, 4(3), 555–561. https://doi.org/10.22437/jkam.v4i3.11576
Darubekti, N., & Bengkulu, U. (2020). Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan Dan Kesehatan Masyarakat Melalui Arisan Jamban Sehat (Issue September).
ADVERTISEMENT
Fauzi, M., Sumiarsih, E., Adriman, A., Rusliadi, R., & Hasibuan, I. F. (2020). Pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan pembuatan ecobrick sebagai upaya mengurangi sampah plastik di Kecamatan Bunga Raya. Riau Journal of Empowerment, 3(2), 87–96. https://doi.org/10.31258/raje.3.2.87-96
Fitri, W. Y., Wibowo, A. W., & Ariyanto, D. B. (2020). Kebijakan Pengelolaan Sampah Di Daerah Utama Tujuan Wisata. Jurnal Kebijakan Publik, 11(2), 105. https://doi.org/10.31258/jkp.11.2.p.105-112
Hadi, S., Ariawan, D., & Arifin, Z. (2019). Pengembangan Desa melalui Optimalisasi Literasi, Pariwisata, Kesehatan, dan Sosial di Kecamatan Riung, Ngada, NTT. SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni Bagi Masyarakat), 8(2), 39–48. https://doi.org/10.20961/semar.v8i2.41762
Immy Suci Rohyani, Komang Satria Wirawan Rusady, Muhammad Hafizzudin, Dania Juliani, Ni Wayan Yusvika Yanti, Baiq Karina Permatasari, Ratih Ratna Putri, Luthfiana Safhira Avanda, Fatma Hardianti Sangian, Ni Luh Wulan Sri Apsari, Ni Kadek Sri Wulandari, Wanda Yuliandini, Elinda Sari, Dita Dwi Angraeni, Iin Marya Rizka, & Baiq Mia Rosdiana. (2021). Pelatihan Pengolahan Sampah berbasis Masyarakat sebagai Alternatif Penanganan Limbah di Desa Penimbung. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 4(4), 410–414. https://doi.org/10.29303/jpmpi.v4i4.1174
ADVERTISEMENT
Kiswantono, B., Saputro, M. E., & Gitasari, U. H. (n.d.). Penanganan Sampah untuk Mendukung Pariwisata Desa Labuhan Kertasari Kecamatan Taliwang Kabupaten Sumbawa Barat. 65–70.
Nurilma, S., Sekartaji, & Jayadi, N. (2020). Potensi Pengembangan Produk Kreatif Furnitur Plastik Daur Ulang Berwawasan Eco-Design Di Yogyakarta. Jurnal Inosains, 15(01), 13. https://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/inosains/article/download/3236/2607
Oktaverina, D. R., Anwar, A., & Ifroh, R. H. (2020). Analysis of Differences Skills Plastic Waste Management Through Demonstration of Making the Ecobrick To Pkk Women in Kelurahan Air Putih. Journal of Chemical Information and Modeling, 2(9), 1–13.
Pradhanawati, A. (2019). Pelatihan Pengelolaan Sampah Menjadi Ecobrick (Material Ramah Lingkungan) Kepada Masyarakat Di Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Seminar Nasional Kolaborasi Pengabdian Kepada Masyarakat UNDIP-UNNES, 164–170.
ADVERTISEMENT
Rachman, T. (2018). pemberdayaan kesehatan masyarakat melalui ecobrick. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 3(3), 10–27.
Rohita, ., & Asnawiyah, D. (2021). Pemahaman Orangtua Mengenai Sampah Non Organik Dan Pemanfaatannya Sebagai Media Pembelajaran Anak Prasekolah. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha, 8(3), 170. https://doi.org/10.23887/paud.v8i3.25308
UTAMI, L. B. (2016). STRATEGI PENGELOLAAN EDUWISATA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN BANYUMAS (Studi Kasus Taman Lazuardi Desa Susukan Kecamatan Sumbang Banyumas). Journal Abdimas, 4(1), 1–23.
Utami, M. I., & Fitria Ningrum, D. E. A. (2020). Proses Pengolahan Sampah Plastik di UD Nialdho Plastik Kota Madiun. Indonesian Journal of Conservation, 9(2), 89–95. https://doi.org/10.15294/ijc.v9i2.27347
Yusa, M., Hadinegoro, A., & Fatkhurohman, A. (2018). IMPLEMENTASI teknologi prosiding IMPLEMENTASI teknologi tepat guna kepada masyarakat. Seminar Hasil Pengabdian Masyarakat, ISSN 2615-(April), 49–54.
ADVERTISEMENT