Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
11 Ramadhan 1446 HSelasa, 11 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Cinta kepada Takdir (Amor Fati)
8 Februari 2025 18:40 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu konsep menarik yang ditawarkan oleh Nietzsche adalah Amor Fati. Amor Fati berasal dari bahasa Latin; amor berarti cinta, dan fati berarti takdir. Jadi, apabila digabungkan, Amor Fati berarti cinta kepada takdir.
ADVERTISEMENT
Cinta kepada takdir yang dimaksud oleh Nietzsche bukan berarti pasif atau sekadar berdiam diri, melainkan berhubungan erat dengan cinta terhadap kehidupan. Kebanyakan orang salah paham akan konsep ini sehingga mereka menganggap Amor Fati sebagai sikap pasif yang menghalangi seseorang untuk berkembang dan sebagainya. Pemahaman ini keliru dan perlu diluruskan.
Dalam pandangan Nietzsche, untuk mencapai kesempurnaan hidup, manusia harus menjadi manusia unggul—dalam bahasa Jermannya disebut Übermensch. Menurutnya, manusia adalah kehendak untuk berkuasa, sehingga ia mencoba menuntun manusia agar melampaui nilai-nilai tradisional yang telah berlaku. Oleh karena itu, Amor Fati bukanlah kepasifan, melainkan sikap aktif dan penuh usaha sebagai pecinta takdir.
Mengapa Nietzsche berpikir demikian? Karena, menurutnya, takdir manusia berada di dunia ini, dan manusia harus menggali apa pun yang ada di baliknya. Oleh karena takdir tersebut, sudah sepantasnya manusia mencari makna dalam hidup sebagai bukti bahwa mereka mencintai takdir (Amor Fati). Cinta kepada takdir berarti berusaha mencari makna di dunia dan menghargai dunia apa adanya.
ADVERTISEMENT
Amor Fati akan membuat seseorang senang menjalani hidup. Dengan Amor Fati, seseorang akan merasa bahwa inilah takdir; penderitaan dan kebahagiaan adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan. Terimalah takdir apa adanya, berusahalah, karena takdir adalah penyemangat dalam kehidupan.
Kesalahpahaman orang saat ini terhadap Nietzsche terutama disebabkan oleh penafsiran yang keliru terhadap konsep Amor Fati. Mereka menganggap bahwa Amor Fati bersifat pasif, padahal mereka lupa bahwa gagasan utama Nietzsche adalah pencapaian manusia unggul (Übermensch). Konsep Amor Fati dalam pandangannya memiliki cakupan luas, baik dalam ranah psikologis maupun kehidupan secara umum. Dalam ranah psikologis, penderitaan adalah sesuatu yang alamiah dan perlu dihadapi oleh manusia,sehingga manusia terbiasa dan tidak terbenani. Sementara dalam kehidupan, penderitaan adalah seni untuk mencapai manusia unggul.
ADVERTISEMENT
Namun, yang jelas, Amor Fati dalam pandangan Nietzsche adalah penerimaan terhadap penderitaan.