Konten dari Pengguna
Gunung Togel dalam Bayang Legenda: Narasi Lokal dan Realitas Ujung Timur Madura
22 Juli 2025 20:56 WIB
·
waktu baca 5 menit
Kiriman Pengguna
Gunung Togel dalam Bayang Legenda: Narasi Lokal dan Realitas Ujung Timur Madura
Berbicara sejarah Madura tidak bisa lepas dari mitos dan fakta yang menyelimutinya, seperti cerita-cerita daerah lain yang ada di Indonesia. Akan tetapi setiap daerah mempunyai keunikannya tersendiri.Moh, Khalil
Tulisan dari Moh, Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Madura adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah timur Kota Surabaya. Batas antara Madura dan Surabaya ditandai dengan adanya Jembatan Suramadu, yang merupakan jembatan terpanjang di Indonesia. Menurut beberapa penuturan masyarakat, dalam proses pembangunan Jembatan Suramadu sempat terjadi kontroversi di kalangan warga Madura. Ada yang mendukung, namun tidak sedikit pula yang menolaknya. Alasan utama penolakan tersebut adalah adanya ketidakpercayaan terhadap hasil produk Barat, yang dalam sejarahnya pernah menjajah Indonesia. Akan tetapi, jika ditinjau dari kondisi saat ini, isu tersebut sudah tidak lagi relevan. Faktanya, masyarakat Madura kini turut memanfaatkan Jembatan Suramadu sebagai sarana transportasi utama.
ADVERTISEMENT
Madura merupakan pulau yang terdiri dari empat kabupaten: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Meskipun memiliki latar belakang budaya yang sama, keempat kabupaten ini menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan, baik dalam aspek budaya, ekonomi, bahasa, karakter masyarakat, dan lain sebagainya. Menurut De Jonge, perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor geografis. Bangkalan dan Sampang cenderung gersang dan tanahnya kurang subur, Pamekasan tergolong lebih subur, sementara Sumenep termasuk daerah yang paling subur dibandingkan ketiga kabupaten lainnya. Faktor inilah yang menurut De Jonge turut memengaruhi perbedaan karakter masyarakat di Pulau Madura.
Sumenep, sebagaimana telah disebutkan, dapat dikategorikan sebagai daerah yang paling subur di antara kabupaten-kabupaten lain di Madura. Namun demikian, berdasarkan data sensus, angka kemiskinan di Sumenep tergolong tinggi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya tingkat pendidikan, sistem sosial yang masih bersifat feodal, serta dominasi elite lokal yang cenderung egoistik dan hanya mementingkan kepentingan pribadi. Oleh karena itu, kemiskinan di Sumenep dapat dikategorikan sebagai kemiskinan struktural, bukan kemiskinan alamiah. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan secara umum bahwa sistem politik dan sosial di Sumenep perlu direformasi secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Kabupaten Sumenep memiliki 27 kecamatan, 4 kelurahan, dan 330 desa. Sebagaimana wilayah-wilayah lainnya, setiap daerah di Sumenep memiliki kisah asal-usul yang tidak dapat dipisahkan dari unsur mitos dan legenda yang berkembang di masyarakat. Salah satu desa yang menarik namun kurang dikenal adalah Dusun Gunung Togel, yang terletak di Desa Basoka. Dusun ini menyimpan beragam cerita rakyat mengenai asal-usulnya, sebagaimana akan diuraikan berikut ini:
Dusun Gunung Togel
Dusun Gunung Togel merupakan sebuah dusun yang kurang dikenal secara luas. Bahkan ketika dicari melalui mesin pencari Google, sangat sulit ditemukan informasi mengenai dusun ini. Oleh karena itu, tulisan ini dimaksudkan untuk memperkenalkan dusun terpencil ini, khususnya mengenai asal-usul dan sejarahnya.
Secara linguistik, nama Gunung Togel terdiri dari dua kata: Gunung dan Togel, yang berarti gunung yang terpisah atau terpotong. Mengenai asal-usul dusun ini, terdapat beberapa versi legenda yang dituturkan oleh masyarakat setempat. Salah satunya menyebutkan bahwa gunung tersebut terbelah akibat cambukan seorang raja dari Sumenep pada masa peperangan. Separuh dari gunung tersebut, menurut beberapa pendapat, kini berada di Pulau Jawa. Versi lain menyebutkan bahwa daerah ini dulunya adalah lautan, lalu datanglah seseorang yang memiliki kekuatan luar biasa dan diperintahkan untuk membuat perahu. Namun karena suatu sebab, ia marah dan membalikkan perahu tersebut, sehingga terbentuklah Gunung Togel. Ada pula versi yang menyebutkan bahwa gunung ini dahulu merupakan sumber mata air besar, dan setelah mata air tersebut ditutup, airnya surut hingga akhirnya kawasan ini menjadi dusun yang dapat dihuni hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Tokoh yang diyakini sebagai orang pertama yang tinggal atau menemukan dusun ini adalah Kung Hambali dan Nyai Rahmah, yang makamnya terletak tepat di bawah Gunung Togel. Kung Hambali, menurut beberapa penuturan warga, adalah seorang wali. Sebelum makamnya ditemukan, masyarakat mengaku sering melihat obor muncul setiap malam Jumat di tempat tersebut. Setelah ditelusuri, ternyata di tempat tersebut terdapat makam Kung Hambali, yang dikenal sebagai Ahlul Wilayah Gunung Togel. Hingga kini, makam tersebut masih sering diziarahi karena diyakini memiliki karomah.
Dari beberapa legenda di atas, versi pertama dianggap paling mendekati kebenaran, yaitu bahwa Gunung Togel terbelah oleh cambukan seorang raja dari Sumenep. Hal ini didukung oleh beberapa catatan klasik seperti Sekilas Sejarah Madura, karya de Graaf & Th. G. Th. Pigeaud, dan D. H. de Haan. Penulis sengaja merujuk pada sumber-sumber luar negeri, karena sebagian besar naskah klasik Indonesia saat ini berada di luar negeri. Akibatnya, Indonesia mengalami kekurangan narasi sejarah lokal. Oleh karena itu, penulis mencoba memverifikasi beberapa pendapat melalui data yang tersedia maupun observasi langsung ke lokasi dusun.
ADVERTISEMENT
Dusun Gunung Togel tergolong cukup padat penduduk, diperkirakan mencapai ratusan hingga seribu jiwa. Meskipun demikian, tidak terdapat data resmi yang menyebutkan jumlah pastinya. Kegiatan utama masyarakat di dusun ini adalah bertani. Pegawai Negeri Sipil (PNS) sangat jarang, mungkin hanya satu atau dua orang dari seluruh jumlah penduduk. Jumlah masyarakat yang bekerja di luar desa juga masih relatif kecil. Beberapa warga berprofesi sebagai guru, namun tetap menjalankan profesi sebagai petani. Hal ini disebabkan oleh rendahnya gaji guru di desa, yang berbeda dengan sistem gaji di luar daerah. Bahkan ada istilah “mengajar ikhlas” yang berarti mengajar tanpa mengharapkan imbalan, hanya mengharapkan pahala. Akibatnya, banyak guru yang tidak bertahan lama, terutama mereka yang sudah berkeluarga. Hal ini semestinya menjadi perhatian pemerintah agar profesi guru di desa lebih layak, sehingga mereka dapat fokus dalam mendidik peserta didik. Kualitas pengajaran yang buruk akan berdampak negatif terhadap perkembangan pendidikan anak-anak.
ADVERTISEMENT
Mayoritas masyarakat Dusun Gunung Togel hanya mengenyam pendidikan hingga jenjang SMA. Jumlah yang melanjutkan ke perguruan tinggi sangat sedikit, yang umumnya disebabkan oleh keterbatasan ekonomi. Keadaan sosial masyarakat masih tergolong kelas bawah, dengan sistem sosial yang masih feodal dan kecenderungan berlebih-lebihan dalam hal mistik. Hal ini menjadi kendala dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dusun ini. Akibatnya, masyarakat menjadi lebih mudah terpengaruh atau bahkan tertipu oleh para pejabat atau elite tertentu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak permasalahan di Dusun Gunung Togel yang perlu dibenahi, terutama dalam hal pendidikan, pola pikir, ekonomi, dan lainnya, agar dusun ini dapat menjadi wilayah yang mandiri dan maju dengan kekuatan internalnya sendiri.
ADVERTISEMENT

