Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Indonesia Gelap: Antara Bayang-Bayang Masa Lalu dan Jati Diri Kepemimpinan
18 Februari 2025 16:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu kejadian yang baru-baru ini terjadi adalah Indonesia Gelap. Apa itu Indonesia Gelap? Indonesia Gelap bukan soal metafisis ataupun geografis, melainkan gelap akan pengetahuan dan masih mengenang mantan. Padahal, mantan sudah tidak memiliki jabatan, tetapi kedudukannya seolah melebihi presiden.
ADVERTISEMENT
Hal ini terbukti ketika presiden menyampaikan ceramahnya pada 15 Februari 2025. Pernyataan tersebut jelas menghentak jantung para aktivis dan rakyat. Lalu, apa yang ada dalam pikiran mereka? Siapakah presiden yang sebenarnya? Apakah Pak Jokowi atau Pak Prabowo?
Ketika presiden mengatakan "Hidup Jokowi!", di situ sudah terlihat bahwa Jokowi masih memiliki campur tangan dalam pemerintahan. Kalimat tersebut bukan hadir karena ingin menyanjung, melainkan menunjukkan bahwa pemerintahan ini masih dikendalikan oleh presiden sebelumnya. Sebuah kata tidak akan terucap dengan sendirinya kecuali ada sebab di baliknya.
Jika demikian, bagaimana kedudukan presiden saat ini? Bukankah presiden memiliki wewenang dalam mengatur pemerintahan? Oleh karena itu, permasalahan ini menunjukkan bahwa Indonesia sedang gelap akan jati diri presidennya.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana dengan konsep kepemimpinan presiden yang telah ditawarkan sejak jauh-jauh hari? Apakah pemerintahan ini benar-benar dijalankan sendiri, ataukah masih dipengaruhi oleh mantan? Pertanyaan seperti ini tidak bisa dielakkan dan perlu dijawab oleh presiden. Jika seandainya kebijakan saat ini masih merupakan masukan dari mantan, betapa memalukan hal itu. Seharusnya, biarlah mantan berlalu dan tidak lagi muncul dalam pemerintahan saat ini.
Jika ditinjau dari kebijakan pemerintahan, seperti pajak yang mahal, harga jual beli barang yang tinggi, serta sistem pendidikan, realitasnya tidak jauh berbeda, bahkan hampir sama dengan pemerintahan sebelumnya. Siklus yang telah berlalu dan berantakan bisa terulang kembali di masa mendatang. Inilah yang ditakutkan oleh rakyat. Padahal, presiden saat ini tahu bahwa pemerintahan sebelumnya tidak kondusif dalam menangani krisis rakyat.
ADVERTISEMENT
Mantan biarlah berlalu...