Konten dari Pengguna

Kesalahpahaman tentang Qadha dan Qadar: Antara Takdir dan Usaha Manusia

Khalil
Mahasiswa S1 Ilmu Tasawuf UIN Jakarta Amorpati" Pemimpin Cinta"
6 Februari 2025 9:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Islamic Sumber:shutterlock.com
zoom-in-whitePerbesar
Islamic Sumber:shutterlock.com
ADVERTISEMENT
Rukun iman yang keenam adalah percaya kepada takdir, baik takdir baik maupun buruk. Ketika membahas tentang takdir, maka tidak dapat dipisahkan dari konsep qadha dan qadar, yang merupakan ajaran pokok dalam Islam dan penting untuk dipahami oleh umat Muslim. Dalam hadis disebutkan:
ADVERTISEMENT
Secara bahasa, qadha berasal dari bahasa Arab, yaitu qhadhaaun, yang berarti keputusan, kepastian, perintah, kehendak, atau pemberitahuan. Secara istilah, qadha diartikan sebagai ketetapan mutlak Allah terhadap makhluk-Nya yang tidak dapat diubah, seperti kematian, jenis kelamin, dan waktu kelahiran. Sementara itu, qadar berarti keputusan Allah terhadap makhluk-Nya yang bergantung pada usaha manusia. Menurut satu pendapat, qadha dan qadar berhubungan, akan tetapi di satu sisi jika ditinjau dari segi definisi, qadha dan qadar tidak berhubungan. Qadha adalah keputusan Allah yang pasti akan terjadi, sedangkan qadar adalah keputusan Allah yang belum pasti.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri." (QS. Ar-Ra’d: 11)
ADVERTISEMENT
Ayat ini menegaskan bahwa Allah tidak akan memberikan perubahan kepada suatu kaum kecuali mereka berusaha untuk mengubah keadaan mereka terlebih dahulu. Oleh karena itu, segala kejadian yang menimpa manusia bukan semata-mata karena kehendak Allah, melainkan juga sebagai akibat dari perbuatan mereka sendiri.
Pemahaman yang salah tentang qadha dan qadar sering kali melahirkan sikap fatalisme, yang membuat umat Muslim cenderung pasrah tanpa usaha. Sikap ini menjadi salah satu penyebab kemunduran umat Islam. Penting untuk diingat bahwa qadha tidak berarti segalanya telah ditetapkan oleh Allah. Sebagian kecil kejadian telah ditetapkan secara mutlak oleh Allah, tetapi sebagian lainnya bergantung pada usaha manusia. Dengan demikian, manusia dituntut untuk berusaha dan tidak bersikap malas atau bergantung sepenuhnya pada takdir.
ADVERTISEMENT
Setiap kebaikan yang terjadi di dunia ini murni berasal dari Allah, sementara keburukan yang menimpa manusia sering kali merupakan akibat dari kesalahan manusia itu sendiri. Pemahaman yang tepat tentang qadha dan qadar akan mendorong umat Muslim untuk terus berusaha, berdoa, dan meningkatkan kualitas diri mereka, sehingga terhindar dari sikap pasrah yang tidak produktif.