Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Konsep Kebahagian Ala Ibnu Arabi
5 Februari 2025 19:29 WIB
ยท
waktu baca 2 menitTulisan dari Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kebahagiaan adalah salah satu tema pokok yang relevan untuk dibahas kapan pun dan di mana pun. Sudah sepantasnya bagi orang yang normal mencari kebahagiaan. Orang yang tidak mencari kebahagiaan biasanya adalah orang yang putus asa terhadap kehidupannya. Secara definisi, kebahagiaan adalah ketenangan, kenyamanan, dan ketenteraman. Kebahagiaan berhubungan erat dengan rasa. Ada yang mengatakan kebahagiaan hanya sekadar paradoks, tetapi yang jelas kebahagiaan adalah mata pencarian utama bagi manusia yang normal.
ADVERTISEMENT
Ibnu Arabi adalah salah satu ilmuwan Muslim terkenal dalam tasawuf dan filsafat Islam. Ibnu Arabi dijuluki Muhyiddin dan Syekh al-Akbar karena kualitas keilmuannya yang luar biasa. Bahkan, banyak Muslim dan ilmuwan Barat yang memuji beliau karena keilmuannya tersebut. Nama lengkap Ibnu Arabi adalah Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah Hatimi at-Tai. Ia lahir pada 17 Ramadan 560 H/28 Juli 1165 M di Mursia, Al-Andalus, yang kini dikenal sebagai Spanyol.
Karya-karya Ibnu Arabi sangat banyak. Karyanya yang paling terkenal adalah Futuhat al-Makkiyah dan Fusus al-Hikam, yang belakangan ini banyak disyarahi atau dikomentari. Tulisan ini tidak lain adalah sempalan dari dua karya monumental tersebut, yaitu konsep kebahagiaan menurut Ibnu Arabi.
ADVERTISEMENT
Menurut Ibnu Arabi, penyebab seseorang tidak bahagia adalah ketidaktahuan manusia terhadap hakikat dirinya dan alam semesta, sehingga menimbulkan kegelisahan dan kebosanan terhadap kehidupan. Dalam pandangan Ibnu Arabi, alam semesta adalah tajalli dari al-Haq Ilahi, dan manusialah manifestasi sempurna dari al-Haq Ilahi. Pada hakikatnya, manusia berhubungan erat dengan al-Haq Ilahi. Apabila manusia tahu hakikat dirinya, maka ia tidak akan lagi merasa kesepian dari Ilahi karena dirinya merupakan penampakan Ilahi. Dalam dirinya lah manifestasi Ilahi berada. Pada intinya, ketidakbahagiaan adalah merasa jauh dari Ilahi, sehingga kita merasa hidup sendiri dan kesepian.
Kebanyakan orang saat ini merasa bosan akan dunia dan kehidupan. Padahal, bagi Ibnu Arabi, alam itu indah karena merupakan manifestasi dari al-Haq yang Maha Indah. Pendapat ini didasarkan pada hadis Nabi, "Sesungguhnya Allah itu Maha Indah, dan mencintai keindahan." Orang yang membenci dunia disebabkan oleh ketidaktahuan mereka terhadap hakikat dunia, sehingga mereka tidak tahu makna yang ada dalam semesta.
ADVERTISEMENT
Menurut penulis, dunia harus diterima apa adanya, begitu pula dengan kehidupan. Jika tidak, maka akan menimbulkan keresahan dalam pikiran. Dunia hanya tampak biasa bagi orang yang tidak tahu maknanya. Namun, bagi orang yang mengetahui, dunia penuh dengan makna, sehingga tidak membosankan.
"Dilige mundum, quia hic totus a Deo est."
Cintailah dunia, karena semua ini dari Tuhan.