Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Mencintai Dunia: Menemukan Makna di Balik Penderitaan
29 Januari 2025 20:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Khalil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu perbincangan yang menarik di era modern ini adalah dunia. Jika kita tinjau dari KBBI, dunia adalah bumi dan apa saja yang ada di atasnya, planet, dan sebagainya. Akan tetapi, dalam konteks kemanusiaan, dunia berkaitan erat dengan kehidupan. Dengan dunia, kehidupan akan menemukan maknanya. Dalam pandangan agama, dunia tidak lain hanyalah kehidupan sandiwara belaka dan tempat penderitaan, sehingga disarankan untuk dijauhi. Bagi agama, dunia seakan-akan untuk dibenci dan diasingkan, padahal realitanya tidak begitu. Tuhan menciptakan dunia bukan hanya untuk dicaci maki ataupun untuk dijauhi.
ADVERTISEMENT
Dunia adalah metode untuk mencapai manusia yang sempurna, bermakna, dan unggul. Dunia tidak lain adalah penampakan dari kehidupan di seberang sana; jika seseorang bahagia di dunia, mungkin ia juga bahagia di kehidupan mendatang. Oleh karena itu, kita harus mencintai dunia. Dunia ini memang penuh dengan penderitaan, tetapi penderitaan tersebut tidak lain untuk menjadikan manusia lebih bermakna, bernilai, dan unggul. Penderitaan bukan untuk dijauhi, melainkan diterima apa adanya. Jika manusia tidak pernah mengalami penderitaan, maka manusia tersebut tidak akan menjadi manusia seutuhnya.
Penderitaan adalah seni hidup, tanpa penderitaan manusia tidak akan bermakna. Kenapa harus ada penderitaan? Karena penderitaan akan mengeluarkan versi terbaik manusia. Dunia adalah tempat untuk menari dan tertawa sebagai tanda bahwa kita menikmati kehidupan dunia. Dunia itu berat karena dianggap beban. Manusia menderita tidak lain karena mereka tidak menerima kenyataan bahwa manusia adalah takdir. Manusia harus mencintai takdirnya sendiri dan menerima segala apa yang telah terjadi. Penderitaan harus dinikmati. Jika seseorang bisa menikmati penderitaan, maka manusia akan bahagia.
ADVERTISEMENT
"Penderitaan bukan untuk dijauhi, melainkan untuk dinikmati, agar mereka menemukan nilai di situ."
Kebanyakan orang yang beragama salah paham terhadap ayat-ayat yang terdapat dalam kitab sucinya mereka. Mereka beranggapan bahwa dunia hanyalah sementara; mereka lupa bahwa mereka hidup di dunia, dan secara tidak langsung mereka harus menyediakan bekal untuk hidup. Harta juga perlu, tanpa harus melupakan Sang Pemberi Harta. Tapi jika sebaliknya, itu berkesan kurang ajar.
Dalam banyak kitab suci memang banyak ayat yang menghujat dunia, bahkan hidup di dunia, tapi sadarilah bahwa di balik ayat tersebut ada sesuatu yang tersembunyi, entah sebelum atau sesudah ayat itu turun.