Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Homo Deus: Sekilas Tentang Masa Depan Kemanusiaan
8 Agustus 2023 12:29 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Moh Wafri Matorang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi telah menjadi ciri penting dalam sejarah manusia. Dalam "Homo Deus: Sejarah Singkat Tentang Hari Esok," Yuval Noah Harari menyelami kedalaman evolusi ini, menjelajahi bagaimana spesies kita sedang beralih ke era baru yang memunculkan pertanyaan mendalam tentang masa depan kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
Diterbitkan sebagai sekuel karyanya sebelumnya yaitu "Sapiens: Sejarah Singkat Tentang Manusia", "Homo Deus" membawa para pembaca dalam perjalanan menarik melalui lintasan potensial masyarakat manusia.
Harari menyajikan narasi yang merangsang pemikiran pembacanya dengan menggabungkan sejarah, filsafat, dan futurisme untuk merenungkan implikasi dari kecanggihan teknologi yang cepat.
Di tengah eksplorasi Harari terletak gagasan bahwa manusia semakin mendekati kemampuan yang seperti dewa. Melalui perkembangan di bidang bioteknologi, kecerdasan buatan, dan manipulasi data, manusia mendapatkan kendali yang belum pernah terjadi sebelumnya atas kehidupan, kesehatan, dan lingkungan mereka. Transformasi ini memicu refleksi tentang keprihatinan etika, batasan kekuasaan, dan hakikat identitas manusia.
Konsep "dataisme" adalah tema sentral dalam buku ini. Harari menyoroti pentingnya data sebagai mata uang masyarakat modern, yang tidak hanya membentuk preferensi kita tetapi juga mempengaruhi lanskap politik.
Ia mengamati bagaimana raksasa teknologi mengumpulkan dan memanfaatkan data untuk memahami perilaku kita, mengindikasikan bahwa tren ini mungkin membawa jenis kekuatan dan kontrol baru.
ADVERTISEMENT
Sementara "Homo Deus" mengungkapkan potensi luar biasa dari kemajuan manusia, buku ini sekaligus mengekspos kemungkinan risikonya. Harari memperingatkan tentang naiknya ketidaksetaraan, baik dalam hal akses ke teknologi canggih maupun pengkhianatan disparitas sosial yang sudah ada.
Kesenjangan yang semakin besar antara yang berdaya teknologi dan yang terpinggirkan menghadirkan keprihatinan akan masyarakat yang terbagi dan memerlukan diskusi tentang menciptakan masa depan yang inklusif.
Salah satu refleksi paling menggelisahkan dalam buku ini berkisar pada konsep "kelas yang tidak berguna". Harari meramalkan bahwa dengan otomatisasi dan kecerdasan buatan yang merombak industri, sebagian besar tenaga kerja dapat menjadi usang.
Pertanyaannya muncul: Peran apa yang dimainkan oleh individu dalam masyarakat yang tidak lagi memerlukan tenaga kerja mereka? Eksplorasi Harari tentang topik ini membuka jalan bagi diskusi tentang pendapatan dasar universal, pendefinisian pekerjaan, dan memastikan stabilitas sosial dalam dunia yang terus berubah.
ADVERTISEMENT
Mungkin salah satu aspek paling mencolok dari "Homo Deus" adalah kemampuannya untuk menginspirasi introspeksi. Buku ini mendorong pembaca untuk mempertanyakan tidak hanya arah kemanusiaan secara keseluruhan tetapi juga implikasinya terhadap kehidupan individu.
Harari mendorong pemikiran kritis tentang sumber kebahagiaan manusia, makna hidup, dan peran teknologi dalam membentuk keinginan dan aspirasi kita.
Sebagai kesimpulan, "Homo Deus: Sejarah Singkat Tentang Hari Esok" melayani sebagai eksplorasi menarik tentang persimpangan antara teknologi, masyarakat, dan kemajuan manusia.
Analisis yang cerdas dari Harari mengundang pembaca untuk membayangkan hasil potensial dari perjalanan tak henti kita menuju masa depan dan peran yang harus kita mainkan dalam membentuknya.
Meskipun buku ini mungkin menimbulkan sebanyak pertanyaan yang dijawabnya, tujuannya terletak pada memicu dialog, refleksi, dan tindakan untuk memastikan masa depan yang kita ciptakan sejalan dengan aspirasi kita untuk dunia yang lebih baik.
ADVERTISEMENT