Konten dari Pengguna

Tren Road Trip Dari Sudut Pandang Pariwisata

Mohamad Andriansyah
Mahasiswa Magister Pariwisata Universitas Pendidikan Indonesia
22 Juni 2022 20:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohamad Andriansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jalan Tol Trans Jawa, Ruas Tangerang-Merak (Foto: Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Jalan Tol Trans Jawa, Ruas Tangerang-Merak (Foto: Pribadi)
ADVERTISEMENT
Road Trip atau perjalanan darat menggunakan kendaraan pribadi saat ini menjadi tren di Indonesia. Beberapa destinasi pariwisata unggulan yang sering dijadikan tujuan saat Road Trip, antara lain Daerah Istimewa Yogyakarta, Malang, Banyuwangi, bahkan Pulau Bali. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya konten vlog Road Trip pada platform media sosial YouTube yang diunggah masyarakat. Bukan hanya dari kalangan masyarakat biasa, kalangan selebritas, pemengaruh, dan pembuat konten saat ini banyak yang melakukan Road Trip untuk sekadar berlibur bersama keluarga dan diunggah pada akun media sosial mereka, sehingga dampaknya semakin banyak lagi masyarakat yang terpengaruh untuk melakukan Road Trip.
ADVERTISEMENT

Pandemi Covid-19 Mengubah Perilaku Masyarakat

Pandemi Covid-19 telah banyak mengubah perilaku masyarakat dalam menjalani hidup yang lebih bersih dan sehat, hingga mengubah perilaku masyarakat dalam hal berwisata. Banyak masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan pribadi dalam melakukan aktivitas wisata, yang sekarang lebih dikenal dengan istilah Road Trip. Menurut sebagian orang, berwisata dengan membawa kendaraan pribadi dapat mengurangi potensi dari paparan Covid-19. Kemudian faktor lainnya adalah selama Pandemi Covid-19, banyak aturan baru terkait penggunaan transportasi publik seperti, diwajibkannya untuk Tes Antigen atau PCR, mengisi Kartu Kewaspadaan Kesehatan (e-Hac), dan sebagainya. Hal tersebut menyebabkan masyarakat harus meluangkan waktu lebih lama dan mengeluarkan sejumlah uang tambahan untuk setiap perjalanannya.

Tersedianya Aksesibilitas Mendorong Masyarakat Untuk Melakukan Road Trip

Pariwisata Menurut Dimitrios Buhalis pada jurnal yang berjudul "Marketing the Competitive Destination of the Future" memiliki 6 komponen yang terdiri dari Attraction (Atraksi), Amenities (Amenitas), Accessibility (Aksesibilitas), Activities (Aktivitas), Available Package (Ketersediaan Paket), dan Ancillary Services (Layanan Tambahan). Berbicara mengenai aksesibilitas, suatu destinasi wisata perlu ditunjang dengan akses yang baik sehingga dapat dijangkau oleh wisatawan. Di Pulau Jawa saat ini pembangunan infrastruktur cukup masif dilakukan pemerintah seperti, pembangunan Jalan Tol Trans Jawa yang saat ini membentang sepanjang 1.056,38 km, dari Merak, Provinsi Banten hingga Probolinggo di Provinsi Jawa Timur. Konektivitas Jalan Tol Trans Jawa turut serta dalam mengubah pola aktivitas perjalanan masyarakat. Saat ini, banyak masyarakat memanfaatkan infrastruktur tersebut sebagai pilihan utama dalam melakukan Road Trip. Hal ini dikarenakan Jalan Tol Trans Jawa dapat memangkas waktu tempuh dari satu kota ke kota lainnya di Pulau Jawa. Kemudian, Tol Trans Sumatra juga cukup berperan besar dalam memengaruhi masyarakat untuk melakukan Road Trip. Sangat mudah menemukan kendaraan dengan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) yang berasal dari daerah Provinsi Sumatra Selatan dan Provinsi Lampung di Tol Trans Jawa, tepatnya di Ruas Tangerang-Merak yang menghubungkan DKI Jakarta dengan Pelabuhan Penyeberangan Merak di Kota Cilegon, Provinsi Banten.
ADVERTISEMENT

Keuntungan Berwisata Dengan Cara Road Trip

Road Trip yang saat ini menjadi tren di kalangan masyarakat memiliki keuntungan bagi yang melakukannya. Selama perjalanan, wisatawan tidak perlu melakukan transit untuk sekadar berganti transportasi publik, atau bahkan khawatir tertinggal. Dengan melakukan Road Trip dengan kendaraan pribadi, wisatawan dapat merasakan fleksibilitas selama perjalanan, salah satunya dengan cara singgah di berbagai tempat untuk sekadar beristirahat, menikmati kuliner daerah setempat, bahkan dapat mengunjungi berbagai destinasi wisata yang tidak terjangkau oleh transportasi publik. Sehingga dari aktivitas tersebut, daerah penyangga yang dilalui wisatawan dapat manfaat baiknya terutama dari aspek ekonomi.