Ekonomi Politik Marxisme Dalam Revolusi Prancis

Sumber: Istockphoto.com

Istilah Ekonomi politik diambil dari bahasa Yunani, yaitu “polis” yang berarti sebuah kota atau sebuah unit politik, dan oikonomike yang maknanya mengacu pada manajemen suatu rumah tangga. Persatuan kedua kata itu menunjukkan betapa eratnya bentuk keterkaitan antara fakta-fakta produksi, keuangan, dan perdagangan dengan kebijakan pemerintah di bidang moneter, fiskal, dan komersial.

Dalam perkembangan, istilah “ekonomi politik” berguna untuk mendampingi istilah baku “ilmu ekonomi”, fokusnya tidak lagi pada fenomena ekonomi secara umum saja, melainkan secara lebih spesifik yaitu dengan meneropong interaksi antara (faktor-faktor) ekonomi dan (faktor-faktor) politik. Istilah ekonomi politik selalu mengacu pada adanya interaksi antara sektor ekonomi dan sektor politik.

pengertian Marxisme itu sendiri, Marxisme adalah sebutan bagi ajaran resmi Karl Marx, terutama yang dilakukan oleh rekannya yaitu Friedik Engels dan tokoh teori marxis Karl Kautsky. Dalam ajaran Marx ini, yang sebenarnya sangat kompleks dan sulit dimengerti untuk disederhanakan agar sesuai dengan ideologi perjuangan kaum buruh. Georg lukacs menegaskan bahwa “Marxisme klasik” hasil gagasan Engels dan Kautsky itu menyimpan apa yang sebenarnya dimaksudkan oleh Marx.

Patung Karl Max sumber: Istockphoto.com

Marxisme merupakan paham aliran yang ditujukan kepada penganut ajaran Karl Marx atau lebih detailnya adalah sebuah aliran filsafat yang dirujuk kepada ajaran-ajaran Karl Marx, dan para penganutnya disebut dengan marxis. Aliran atau paham marxisme ini muncul berawal dari suatu pertemuan berpindah tempat Karl Marx dalam sejarah perjuangan klasifikasi sosial, yaitu kelahiran gerakan kaum buruh.

Lahirnya marxisme merupakan langkah awal dari penolakan terhadap sistem kapitalis, pada saat itu marx menyaksikan terjadinya kesenjangan sosial terhadap masyarakat Eropa yang tergolong kaum-kaum dari bangsawan (borjuis) telah menguasai kaum kelas bawah (buruh). Saat itu, kaum proletar dipaksa bekerja untuk kaum bangsawan. Dengan kata lain, lahirnya Marxisme sebagai bentuk kebangkitan dari konteks masyarakat industri Eropa abad ke-19, dengan semua ketidakadilan, eksploitasi manusia khususnya kelas bawah / kelas buruh (proletar).

Menurut pandangan Marx, segala kondisi dan kemungkinan yang ada hal teknis sudah memiliki perkembangan dan merubah proses produksi industrial, tetapi struktur organisasi, proses produksi, dan struktur masyarakat masih bertahan pada fase lama yang ditentukan oleh kepentingan-kepentingan kaum borjuis. Jadi, banyak orang yang dibutuhkan untuk bekerja, tetapi hanya sedikit orang yang melakukan proses produksi dan mendapat keuntungan.

Monumen Karl Marx dan Engels sumber: Istockphoto.com

Karena maksud kerja manusia yang sebenarnya adalah memiliki kekuasaan terhadap alam sendiri dan merealisasikan cita-cita individunya, sehingga terjadi keterasingan manusia dari harkatnya dan hasil kerjanya. Karena keterasingan manusia, dari hasil kerja terjadi dalam jumlah besar maka untuk memecahkannya juga harus bersifat kolektif dan global.

Marxisme, dalam aspek tertentu bisa dipandang sebagai pengadvokasian antara revolusi Prancis dan revolusi Bolshevik di Rusia pada tahun 1917. Untuk memahami Marxisme sebagai ajaran filsafat dan doktrin revolusioner, serta berkaitan dengan gerakan komunisme di Uni Soviet maupun di bagian belahan dunia lainnya, terlebih perlu mengetahui terlebih dahulu kerangka history Marxisme itu sendiri.

Membahas persoalan Marxisme, tidak terlepas dari tokoh yang kita ketahui yaitu Karl Marx dan Friedrich Engels. Kedua tokoh ini yang mulai mengembangkan pemahaman komunisme dalam pengertiannya yang sekarang ini. Transisi situasi dari kondisi masyarakat agraris ke arah industrialisasi menjadi pokok landasan kedua tokoh diatas dalam mengembangkan pemikirannya. Selain itu, eropa barat telah menjadikan sebagai pusat ekonomi dunia. Juga adanya kenyataan di mana Inggris Raya berhasil menciptakan model perkembangan ekonomi dan demokrasi politik.

Patung Karl Marx dikelilingi burung merpati sumber: Istockphoto.com

materialisme dialektik, dan materialisme historis. Ini disebut sebagai metode komponen dasar, materialism dialektik merupakan peristiwa kehidupan manusia yang didominasi dengan keadaan ekonomis bersifat materil itu berjalan melalui proses dialektik. Menurut metode tersebut, perubahan dalam pemikiran, sifat, dan bahkan perubahan masyarakat itu sendiri berlangsung sebanyak tiga tahap, yaitu tesis, antitesis, dan sintesisis.

Awal mula manusia hidup dalam keadaan komunistis aslis tanpa adanya konflik klasifikasi sosial, segala bentuk alat produksi menjadi milik bersama. Kemudian, timbulnya alat milik pribadi yang menyebabkan terciptanya kelas pemilik (kaum kapitalis) dan kelas tanpa milik (kaum proletar) yang selalu bertentangan. Polemik perbedaan antara kaum kaya (kapitalis) dan kaum miskin (proletar) semakin menjadi-jadi, maka muncul krisis yang besar. Pada akhirnya kaum proletar bersatu melakukan revolusi perebutan kekuasaan, lalu timbul dictator proletariat dan terwujudnya masyarakat tanpa kelas sekaligus alat-alat produksi menjadi milik masyarakat atau Negara.

Di tahun 1843 Engels mempublikasi artikel dengan judul “The Outline of a Critique of Political Economy”. Ia berpendapat bahwa pemikiran ekonomi baru, yang mendukung kompetisi dan perdagangan bebas, yang dimulai oleh Adam Smith, adalah setengah dari kemajuan pada suatu hal yang telah berlalu sebelumnya. Namun dengan tidak mempertanyakan kekayaan pribadi, merupakan kesalahan karena telah menutupi kenyataan bahwa kapitalisme bisa mengarah kepada kejahatan-kejahatan sosial dan ekonomi.