Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Teknologi Kecerdasan Buatan: Ancaman atau Peluang Bagi Manusia?
3 Februari 2024 21:24 WIB
Tulisan dari Mohammad Nur Rianto Al Arif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan pesat dalam bidang kecerdasan buatan (AI) telah membawa transformasi mendalam dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dunia kerja. Meskipun AI menjanjikan peningkatan efisiensi dan inovasi, tetapi di balik potensinya itu juga menyimpan ancaman terhadap berbagai profesi pekerjaan. Teknologi kecerdasan buatan (AI) dikhawatirkan akan membuat manusia menganggur di masa depan. Namun hal ini tak menunggu lama untuk menjadi kenyataan. Beberapa Perusahaan sudah mulai melakukan pemangkasan karyawan. Setidaknya diperkirakan akan ada gelombang PHK sebesar 44 persen sepanjang tahun 2024 akibat efisiensi AI.
ADVERTISEMENT
Salah satu ancaman utama yang dihadapi dunia kerja adalah otomatisasi pekerjaan rutin dan repetitif. Sistem AI yang cerdas dapat menggantikan pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan tugas-tugas berulang dan terstandarisasi, seperti di sektor manufaktur dan administratif. Mesin yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan mampu menjalankan tugas-tugas ini dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia. AI juga berpotensi mengakibatkan pengurangan pekerjaan di sektor-sektor tertentu.
Tidak hanya pekerjaan rutin, namun AI juga dapat mengancam pekerjaan kreatif. Program komputer yang dilatih untuk menghasilkan karya seni atau menulis berita dapat menggantikan pekerjaan seniman dan jurnalis manusia. Keberhasilan AI dalam meniru kreativitas manusia menjadi tantangan serius yang perlu diatasi. Perusahaan yang mengadopsi teknologi AI mungkin cenderung mengurangi permintaan akan pekerja manusia. Dalam upaya meningkatkan efisiensi, beberapa perusahaan bisa berpaling pada sistem otomatisasi yang lebih murah dan efisien, mengakibatkan penurunan lapangan pekerjaan tradisional.
ADVERTISEMENT
Meskipun kemajuan AI membawa efisiensi, kehadiran mesin cerdas dapat membawa tantangan dalam aspek sosialisasi dan interaksi manusia. Pekerjaan yang membutuhkan empati, kepekaan terhadap konteks sosial, dan kemampuan berkomunikasi mungkin kurang cocok untuk otomatisasi, namun tetap krusial dalam keberhasilan banyak profesi.
Lalu apa Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman AI tersebut. Solusi pertama untuk mengatasi ancaman AI adalah melalui pendidikan dan pelatihan. Pemerintah, lembaga pendidikan, dan perusahaan perlu bekerja sama untuk mengembangkan program pelatihan yang memberikan keterampilan baru kepada pekerja yang mungkin terimbas otomatisasi. Fokus pada pengembangan keterampilan yang bersifat manusiawi, seperti kreativitas, kecerdasan emosional, dan pemecahan masalah, dapat membantu pekerja untuk bersaing di era AI.
Pengembangan dan pelestarian pekerjaan yang sulit diotomatisasi dapat menjadi strategi untuk mengurangi dampak negatif AI terhadap lapangan pekerjaan. Profesi yang memerlukan kecerdasan interpersonal, keahlian kreatif, dan keputusan moral mungkin lebih tahan terhadap otomatisasi. Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam membentuk kebijakan yang mendukung adaptasi masyarakat terhadap perubahan yang dibawa oleh AI. Ini termasuk regulasi yang memastikan perlindungan pekerja dan pembentukan lingkungan bisnis yang mendorong keberlanjutan dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Mengintegrasikan teknologi AI ke dalam tempat kerja dengan cara yang mendukung kolaborasi manusia dan mesin adalah pendekatan yang positif. Pekerja dapat bekerja bersama dengan sistem AI untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi, sambil tetap mempertahankan peran kritis mereka dalam pengambilan keputusan yang kompleks. Inovasi dan kewirausahaan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di era AI. Mendorong perkembangan teknologi baru dan menciptakan lapangan pekerjaan yang belum terpikirkan sebelumnya dapat menjadi strategi untuk mengatasi pergeseran dalam lanskap pekerjaan.
Pendekatan holistik melalui pendidikan, pembentukan kebijakan, dan integrasi teknologi dengan kebijaksanaan manusia dapat membantu mengurangi dampak negatif dan memastikan bahwa manusia tetap menjadi pendorong utama perkembangan ekonomi dan sosial. Tantangan ini memerlukan kerjasama lintas sektor dan komitmen global untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan inklusif.
ADVERTISEMENT