Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Wisata Ramah Muslim di Indonesia: Peluang, Tantangan, dan Strategi
7 Januari 2024 16:49 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Mohammad Nur Rianto Al Arif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada peringkat State of Global Islamic Economy (SGIE) Report tahun 2023 yang diterbitkan oleh DinarStandard, Indonesia tidak masuk dalam 10 besar dalam kategori wisata ramah muslim. Peringkat ini berbeda dengan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang dikeluarkan oleh Mastercard dan Crescent Rating, di mana Indonesia menduduki peringkat teratas bersama Malaysia.
ADVERTISEMENT
Perbedaan peringkat ini karena terdapat perbedaan kriteria/indikator dalam dua pengukuran tersebut. SGIE menggunakan lima indikator yaitu aspek keuangan (financial), tata Kelola (governance), kesadaran (awareness), sosial (social), dan inovasi (innovation). Sedangkan GMTI menilai destinasi berdasarkan empat kriteria utama yaitu akses, komunikasi, lingkungan, dan layanan.
Terlepas dari perbedaan pengukuran tersebut, artikel ini akan berupaya menyajikan suatu tulisan mengenai peluang, tantangan dan strategi dalam mengakselerasi pertumbuhan wisata ramah muslim di Indonesia.
Peluang dalam mengembangkan wisata ramah muslim di Indonesia sangat terbuka luas. Pertama, Indonesia membanggakan keberagaman destinasi wisatanya, mulai dari keindahan alam, situs sejarah, hingga budaya yang kaya. Peluang pengembangan wisata ramah muslim terletak pada kemampuan untuk menyajikan destinasi yang tidak hanya memadukan keaslian budaya Indonesia, tetapi juga memenuhi kebutuhan wisatawan muslim. Destinasi ini dapat mencakup pulau-pulau eksotis, kota-kota bersejarah, dan daerah-daerah yang dikenal dengan keramahan masyarakatnya.
ADVERTISEMENT
Kedua, Investasi dalam infrastruktur pariwisata yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim menjadi peluang strategis. Pembangunan masjid, pusat perbelanjaan dengan produk halal, dan akomodasi yang memadai untuk keluarga muslim dapat meningkatkan daya tarik destinasi. Infrastruktur ini tidak hanya menciptakan kenyamanan, tetapi juga memberikan pengalaman yang lebih baik bagi wisatawan muslim yang berkunjung.
Ketiga, Wisata kuliner merupakan daya tarik utama bagi banyak wisatawan, termasuk wisatawan muslim yang memperhatikan kehalalan makanan. Peluang pengembangan wisata kuliner halal di Indonesia sangat besar, mengingat keanekaragaman masakan Indonesia yang lezat dan beragam. Restoran-restoran, warung makan, dan pasar tradisional dapat memperluas penawaran mereka dengan menyajikan makanan halal dan menyediakan lingkungan yang ramah muslim.
Keempat, Penyelenggaraan acara dan festival yang memperhatikan aspek ramah muslim adalah peluang untuk menarik wisatawan muslim dalam skala besar. Indonesia dapat menjadi tuan rumah berbagai acara yang mencakup seni, budaya, dan hiburan yang sesuai dengan nilai-nilai keagamaan. Ini tidak hanya akan menciptakan pengalaman berkesan bagi wisatawan muslim, tetapi juga meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi wisata ramah muslim.
Selain peluang, ternyata terdapat pula beberapa tantangan yang harus dihadapi terkait pengembangan wisata ramah muslim ini. Salah satu tantangan utama dalam pengembangan wisata ramah muslim di Indonesia adalah keterbatasan infrastruktur dan fasilitas yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim.
ADVERTISEMENT
Meskipun terdapat peningkatan infrastruktur pariwisata, masih banyak destinasi yang belum sepenuhnya memenuhi standar wisata ramah muslim. Fasilitas seperti masjid, toilet bersih, dan restoran yang menyajikan makanan halal masih terbatas di beberapa daerah.
Tantangan lainnya ialah masih ada beberapa pihak terkait dalam industri pariwisata mungkin belum sepenuhnya memahami kebutuhan dan preferensi wisatawan muslim. Hal ini bisa mencakup pemahaman tentang pola konsumsi makanan halal, penyebaran fasilitas ibadah, dan pengaturan kegiatan wisata yang memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Kurangnya pemahaman ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi wisatawan muslim dan menghambat pertumbuhan sektor wisata.
Tantangan berikutnya ialah terkait promosi dan pemasaran yang kurang memadai dapat menjadi hambatan dalam menarik perhatian wisatawan muslim global. Informasi yang minim mengenai destinasi wisata ramah muslim, kurangnya kampanye pemasaran yang ditargetkan, dan ketidakjelasan mengenai kebijakan ramah muslim dapat mengurangi daya tarik Indonesia sebagai destinasi utama wisata muslim.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ialah terkait dengan perkembangan teknologi, pola perjalanan wisatawan muslim juga mengalami perubahan. Wisatawan kini lebih cenderung mencari informasi secara online, memanfaatkan platform daring untuk merencanakan perjalanan, dan menginginkan pengalaman yang sesuai dengan ekspektasi mereka.
Tantangan bagi industri pariwisata adalah untuk terus beradaptasi dengan perubahan ini, memberikan akses informasi yang mudah diakses, dan memastikan bahwa layanan yang disediakan sesuai dengan harapan wisatawan muslim.
Lalu, apa strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam mengakselerasi pertumbuhan wisata ramah muslim di Indonesia. Pertama, pemerintah dapat mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur pariwisata yang mendukung kebutuhan wisatawan muslim. Ini melibatkan pembangunan masjid, pusat perbelanjaan dengan produk halal, dan akomodasi yang memadai sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
ADVERTISEMENT
Kedua, memberikan insentif fiskal kepada pelaku industri pariwisata yang berinvestasi dalam fasilitas dan layanan ramah muslim dapat mendorong pertumbuhan sektor ini.
Ketiga, Pemerintah dapat memperkuat sistem sertifikasi halal untuk bisnis kuliner, akomodasi, dan fasilitas lainnya. Keempat, Mendorong partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata ramah muslim dapat menciptakan atmosfer yang lebih autentik dan menyenangkan bagi wisatawan.
Kelima, Menyelenggarakan program pelatihan dan edukasi bagi pelaku industri pariwisata mengenai kebutuhan dan preferensi wisatawan muslim. Keenam, Mengembangkan kampanye pemasaran khusus yang menyoroti keindahan alam, budaya, dan fasilitas ramah muslim di Indonesia. Kampanye ini dapat menggunakan media digital dan sosial untuk mencapai audiens global dan menarik perhatian wisatawan muslim potensial.
Ketujuh, Memperkuat kerja sama dengan negara-negara lain yang juga memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata ramah muslim. Pertukaran pengalaman, teknologi, dan pengetahuan dapat membantu Indonesia mengembangkan sektor pariwisata ini secara bersama-sama. Kedelapan, Mendukung penyelenggaraan acara dan festival yang mempertimbangkan kebutuhan wisatawan muslim. Kesembilan, Meningkatkan aksesibilitas informasi tentang wisata ramah muslim melalui platform online.
ADVERTISEMENT
Peluang pengembangan wisata ramah muslim di Indonesia sangat besar, didorong oleh kekayaan alam, budaya, dan sejarahnya yang unik. Dengan memanfaatkan potensi ini dan mengatasi tantangan yang ada, Indonesia dapat menjadi destinasi utama bagi wisatawan muslim dari seluruh dunia.
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan wisata ramah muslim dan memastikan pengalaman yang memuaskan bagi para wisatawan.
Dengan mengimplementasikan strategi-strategi ini secara efektif, pemerintah Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengembangkan wisata ramah muslim, menggali potensi pasar yang besar, dan memajukan sektor pariwisata secara keseluruhan.