Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Memaknai Usia Jatinangor
12 Juni 2017 23:38 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
Tulisan dari Mohammad Fariansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Jatinangor (Foto: Canva)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1497335890/jb2e8c2vzqpmmdkbjef1.png)
ADVERTISEMENT
Denyut nadi Jatinangor pagi itu normal seperti biasanya. Denyut kawasan pendidikan ini ditandai hilir-mudik mahasiswa berjalan kaki di gang-gang kecil kawasan kos-kosan mulai dari Cikuda hingga wilayah GKPN.
ADVERTISEMENT
Kendaraan baik roda empat maupun roda dua mengalir padat mengikuti jalan antar daerah baik yang menuju Sumedang ataupun Bandung. Para pedagang juga sibuk menyiapkan dagangannya sembari berharap akan membawa untung penuh ketika senja menjemput.
Itulah denyut Jatinangor yang semakin menua di usia yang terbilang makin dewasa yakni 17 tahun semenjak berganti nama dari Cikeruh.
Di gerbang lama (gerlam) kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) pagi itu, Jum’at (21/4/2016), pun segala hal berjalan normal.
Mulai dari hilir mudik odong-odong dan angkot yang mengantar mahasiswa beraktifitas di fakultas masing-masing, tukang ojek yang berjajar menunggu pengguna jasanya, dan ATM Center yang ramai dengan sivitas akademika yang melakukan transaksi keuangan.
Di tengah kenormalan tersebut, sekitar sepuluh orang duduk melingkar dengan memakai jas almamater di Brooklin Barat. Nampaknya merekalah yang saya cari, panitia peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Jatinangor.
ADVERTISEMENT
Saya mendekati mereka yang tengah duduk melingkar, dengan ramahnya mereka menyambut saya dengan ramah. Pagi itu akan dilaksanakan salah satu rangkaian acara peringatan HUT Jatinangor yakni bebersih Jatinangor.
Di bawah langit cerah pagi itu, saya memperkenalkan diri dan meminta izin untuk bergabung sebagai tenaga sukarela. Penanggung jawab kegiatan bebersih itu bernama Setia Angkasa, mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Unpad.
“Pagi ini kita akan melakukan kegiatan bebersih Jatinangor, setelah ini kita langsung pergi ke kecamatan untuk apel bersama dengan pihak kecamatan dan masyarakat Jatinangor” Ujar Setia ketika memberikan briefing.
Sebelum melangkahkan kaki ke kantor Kecamatan Jatinangor yang terletak tidak jauh dari gerlam, Setia lebih dulu membagikan satu kantong sampah (trashbag) besar kepada masing-masing peserta.
ADVERTISEMENT
Sesampainya di Kantor Kecamatan Jatinangor, tim yang telah bersenjatakan kantong sampah tersebut langsung disambut hangat oleh Camat Jatinangor Idah Khoeriyah.
Kami dipersilakan duduk di sofa panjang berwarna hitam, seorang petugas kecamatan menemani kami mengobrol dan Setia selaku penanggung jawab kegiatan memanfaatkan waktu untuk berkoordinasi dengan pihak kecamatan. Tak lama kami duduk, tiga mahasiswa memasuki kantor kecamatan dan mereka datang menyusul sebagai sukarelawan.
Waktu apel gabungan pun tiba, tim bebersih Jatinangor beranjak ke lapangan apel. Ternyata telah berbaris berbagai elemen masyarakat mulai dari masyarakat, pegawai kecamatan, kodim, polisi, mahasiswa, muspika, dan organisasi lain di kecamatan Jatinangor.
Kami lantas membaur dalam barisan bersama elemen masyarakat lain. Tak lama kami berdiri pemimpin upacara masuk, dengan tegap ia berjalan ke lapangan dan berdiri di tengah peserta upacara. Dalam sambutannya, Idah Khoeriyah menyampaikan arahan teknis kegiatan bebersih ini Jatinagor ini.
ADVERTISEMENT
“Akan dibagi empat kelompok yang bertugas di empat tempat yang berbeda, sudah ada petunjuk khusus untuk daerah-daerah tersebut” ungkap Camat yang kala itu mengenakan kaos putih dan setelan olahraga.
Dalam sambutannya juga Ibu Camat menceritakan harapannya untuk Jatinangor di ulang tahunnya yang ke-17.
“Di ulang tahunnya yang ketujuh belas ini, sweet seventeen, yang merupakan usia menuju kedewasaan. Sehingga di usia ketujuh belas ini Jatinangor harus terus bersolek dan berbenah menuju Jatinangor yang lebih baik. Sebagai etalase Kabupaten Sumedang di sebelah barat,” tegas camat yang baru dilantik akhir bulan Januari 2017 ini. Setelah sambutan, diselenggarakan simbolisasi pemberian alat bebersih berupa sapu lidi sebagai pembuka kegiatan tersebut.
Setelah barisan apel dibubarkan peserta apel saling membaur ke kelompok masing-masing dan pergi ke daerah yang telah ditentukan. Kebetulan saya tergabung dalam kelompok yang bertugas di daerah Ciseke.
ADVERTISEMENT
Kelompok ini terdiri dari enam mahasiswa dan tiga orang anggota kodim 0610. Kami menyusuri sisi jalan sembari membawa sapu lidi, pengki, dan kantong sampah.
Setiap melihat sampah tangan-tangan kami dengan sukarela dan cetakan langsung mengambilnya dan membunangnya ke kantong plastik. Kondisi kala itu memang cukup kotor, sampah baik organik maupun non-organik berserakan di tinggal oleh pedagang maupun pembeli.
Endang, salah satu anggota kodim 0610 mengungkapkan kekesalannya terhadap kondisi lingkungan tersebut.
“Masyarakat kurang memiliki perhatian terhadap kondisi lingkungan. Tidak ada rasa memiliki dan menjaga lingkungan” ungkapnya sembari mengambil sampah plastik yang ditemuinya.
Tak butuh waktu lama, setengah jam berjalan dan kami berhasil mengumpulkan satu kantong besar penuh sampah. Kami memutuskan menyudahi kegiatan bebersih tersebut karena matahari yang semakin naik ke atas ubun-ubun. Tim bebersih kembali ke kantor kecamatan sebagai titik kumpul.
ADVERTISEMENT
Sebelum berpisah terdapat sesi foto bersama antar elemen masyarakat untuk mengabadikan pengabdian masyarakat yang telah dikerjakan bersama.
Sepak terjang mahasiswa dalam merayakan HUT Jatinangor tidak hanya berhenti sampai di situ. Sebelum acara bebersih Jatinangor ini terselenggara, telah diselenggarakan acara Jatinangor Inspiration Youth Leadership Training pada Sabtu (15/4/2017).
Selain itu pada hari jadi Kecamatan Jatinangor pada 23 April diadakan apresiasi pengucapan selamat HUT Jatinangor oleh sivitas akademika Unpad lewat media sosial. Acara penutup dari rangkaian HUT Jatinangor juga patut ditunggu yaitu Jatinangor Got Talent yang akan diselenggarakan pada 30 April 2017.
Setia Angkasa selaku penanggung jawab acara bebersih Jatinangor turut menjelaskan latar belakang perayaan HUT Jatinangor ini. Ia menyebut bahwa motif utama yang melatarbelakangi diselenggarakan rangkaian perayaan ini adalah keinginan untuk memberikan apresiasi pada Jatinangor.
ADVERTISEMENT
“Kami juga ingin bersinergi bersama pemerintah dan masyarakat” ungkap Setia. Tanggapan beragam pun diberikan mahasiswa, namun tak sedikit sedikit yang akhirnya mendukung dan memberikan apresiasi pada Jatinangor.
Sebagai mahasiswi yang bermukim di Jatinangor, Setia juga tidak ketinggalan memberikan ucapan pada jengkal demi jengkal bumi yang tiap hari ia injak. Ia berharap semoga Jatinagor menjadi tempat yang aman dan nyaman sehingga penghuninya betah tinggal di dalamnya.
”Kedepannya semoga seluruh elemen di Jatinangor baik warga lokal maupun pendatang seperti kita mahasiswa bisa bersinergi agar Jatinangor semakin berdaya dengan adanya mahasiswa” pungkasnya dengan yakin.
Jatinangor terus berdenyut oleh aktivitas kehidupan manusia. Saya menghirup banyak udara dan menghembuskannya, lantas teringat jika belum terucap apresiasi dari mulutku. Sontak saya berkata:
ADVERTISEMENT
“Selamat menua, Jatinangor!”