Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Posisi Indonesia Dalam Perang Energi
27 Februari 2022 14:00 WIB
Tulisan dari Mohammad Iqbal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Energi tidak dapat diciptakan dan Energi tidak dapat dimusnahkan“ James Prescott Joule (Hukum Kekekalan Energi). Energi merupakan salah satu kebutuhan mendasar bagi setiap negara yang ada di dunia. Energi ini akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang ada di dalamnya. Energi primer berasal dari berbagai sumber antara lain energi fosil, energi energi angin, energi matahari, energi air, dan sebagainya. Energi inilah yang nantinya akan dikonversi menjadi energi listrik.
ADVERTISEMENT
Energi listrik sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Indikasi sebuah kelompok masyarakat pertumbuhan ekonominya baik ditujukan dengan meratanya atau tidak energi listrik yang tersalurkan. Hampir semua sektor industri membutuhkan energi listrik. Jika industri di suatu tempat tumbuh maka konsumsi energi akan naik dan perekonomian di tempat itu akan naik juga. Oleh karena itu, strategi untuk penyediaan sampai distribusi energi listrik ke masyarakat menjadi hal yang sangat penting. Kebutuhan akan konsumsi energi listrik akan terus meningkat dengan seiring meningkatnya jumlah penduduk.
Namun sebagian sumber energi primer yang digunakan untuk mengkonversi energi listrik masih didominasi dengan energi fosil. Sumber energi ini memiliki jumlah terbatas dan cadangan energi fosil akan habis jika terus digunakan. Sehingga perlu dicari dan mulai menggunakan energi alternatif yang cadangan energi yang tak terbatas dan selalu tersedia untuk masa depan yang berkelanjutan. Energi ini berupa energi baru terbarukan yang berasal dari sinar matahari, angin, air, panas bumi, biomassa, dan sebagainya. Bauran energi baru terbarukan terus dikejar seluruh masyarakat di dunia agar terciptanya salah satu tujuan warga dunia (Sustainable Development Goal) yaitu terwujudnya energi bersih dan terjangkau.
ADVERTISEMENT
Salah satu energi baru terbarukan yang terus dikembangkan oleh masyarakat dunia adalah energi surya. Hal ini karena potensi yang dihasilkan oleh energi surya begitu melimpah dengan dan tidak menimbulkan emisi karbon. Berikut merupakan Solar Resource Map. Peta ini menujukan Global Horizontal Iradiasi (GHI) yang ada di seluruh negara di dunia. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini yang merupakan potensi energi surya yang ada pada dunia. Cara membaca peta ini yaitu dengan melihat warnanya, semakin ke kanan maka wilayah tersebut memiliki potensi Global Horizontal Iradiasi (GHI) semakin besar dalam satuan kWh/m2.
Jika kita lihat bersama bahwa Indonesia terletak di garis khatulistiwa yang memiliki cakupan sinar matahari yang di sepanjang waktu memiliki potensi Global Horizontal Iradiasi (GHI) sekitar 4,2 sampai 5,4 kWh/m2. Negara kita potensinya lebih kecil di bandingkan negara yang ada benua Afrika, benua Australia, dan Timur Tengah. Namun jika dibandingkan dengan negara tetangga potensi yang kita miliki hampir sama. Sehingga hal ada dua opsi yang dapat dipilih yaitu negara tersebut dapat memanfaatkan dengan maksimal atau tidak potensi yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Di bawah ini merupakan sebuah tabel yang menujukan beberapa negara dengan bauran berbagai energi serta pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT). Data ini diperoleh dari tahun 2019 dengan skala satuan TWh dengan total energi yang dihasilkan Indonesia mampu memproduksi listrik 278,9 TWh dengan sebagian besar Di produksi di Jawa Madura Bali (Jamali) sebesar 20,2 TWh. Produksi listrik kita hampir sama dengan produksi dari negara Turki dan terbanyak di Asia Tenggara.
Namun dengan produksi sebanyak ini untuk pemanfaatan energi surya masih sangat kecil dibandingkan dengan negara lain yaitu kurang dari 0,01 TWh. Produksi listrik kita masih di dominasi oleh batu bara yaitu sebesar 174,5 TWh. Sehingga kita harus terus mendorong untuk pemanfaatan energi surya yang lebih maksimal. Jika dilihat pada tabel kita masih kalah dengan negara tetangga kita yang berada di Asia Tenggara seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Philipina dalam segi pemanfaatan energi surya.
ADVERTISEMENT
Untuk konsumsi energi listrik perkapital negara Indonesia sebesar 1.039 kWh. Jika dilihat dari tabel konsumsi listrik kita belum terlalu tinggi. Untuk konsumsi listrik perkapitalnya masih didominasi oleh negara United Emmirate Arab sebesar 13.308 kWh dan Amerika Serikat sebesar 12.647 kWh. Jika kita lihat bahwa di tabel ada negara kepulauan seperti negara Indonesia, Inggris, Philipina, dan Jepang. Kita lihat bersama dari negara kepulauan yang ada Jepang mendominasi konsumsi energi perkapital sebesar 7.507 kWh. Hal ini karena negara tersebut negara maju dalam industri yang mana teknologi yang digunakan memanfaatkan energi listrik. Pada tabel negara dengan konsumsi energi listrik banyak terdapat di negara-negara maju. Hal ini dapat menjadi sebuah indikasi bahwasanya industri yang maju akan meningkatkan konsumsi energi listrik. Semakin meningkatnya energi listrik maka tingkat kesejahteraan dan perkembangan ekonominya juga akan semakin baik.
ADVERTISEMENT