Masyarakat Pekerja Enggan Ikut Vaksinasi Covid-19 Berbayar

Mohammad Shihab
Dosen Ilmu Komunikasi di President University, Cikarang.
Konten dari Pengguna
11 Juli 2021 23:49 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Shihab tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi vaksinasi covid-19 (Foto: Gustavo Fring/Pexels)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksinasi covid-19 (Foto: Gustavo Fring/Pexels)
ADVERTISEMENT
Pemerintah membuka kesempatan kepada masyarakat untuk mendapatkan vaksin corona secara mandiri mulai Senin, 12 Juli 2021. Vaksinasi mandiri ini merupakan bagian dari program Vaksin Gotong Royong yang kini bisa didapatkan di sejumlah klinik di PT Kimia Farma Diagnostika dengan harga 879.140 rupiah.
ADVERTISEMENT
Bagaimana masyarakat menanggapi rencana vaksinasi corona berbayar ini?
Tansya Calista, mahasiswa President University telah melakukan penelitian tentang pembentukan persepsi masyarakat terhadap vaksin covid-19 pada awal tahun 2021, sebelum Pemerintah memutuskan vaksinasi mandiri berbayar.
Calista mewawancara tujuh pekerja di kawasan industri Cikarang berusia 22-60 tahun dan menemukan bahwa ketujuh informan tersebut enggan mengikuti vaksinasi covid-19 bila harus berbayar.
"Saya lebih bagus gratis tapi nunggu lama, ikut program Pemerintah saya ikut. Kalau berbayar, subsidi mau, kalau bayar full, no. Kalau kondisinya lagi slow seperti ini lalu aku disuruh bayar, ya sorry aku no ya. Better nunggu, better menjaga diri sendiri pakai vitamin," tutur salah seorang informan berusia 48 tahun.
Dari hasil wawancara, seluruh informan Calista mengaku bersedia untuk divaksinasi karena percaya dengan Pemerintah. Menurut salah seorang informan, Pemerintah tidak akan berani menggunakan vaksin yang tidak kredibel karena hal itu dapat menyebabkan kasus yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada vaksin COVID-19 di depan aku dan dikasih sama Pemerintah ya percaya ya. Inikan Pemerintah, masa Pemerintah kita sendiri kita ga percaya sih. Terus siapa lagi yang harus kita percaya kalau begitu."
"Pemerintah punya tanggung jawab. Jadi kalau misalnya tiba-tiba rakyatnya mati semua itu kan bakalan dilihat oleh dunia gitu lho, seperti WHO atau apalah gitu. Jadi kalau misalnya seperti malpraktik itu bakalan jadi kasus yang sangat besar ya,” tutur seorang informan berusia 33 tahun.
Hingga Minggu, 11 Juli 2021, pandemi covid-19 masih terus berlanjut. Hari ini, data Kementerian Kesehatan mencatat sebanyak 376.015 kasus covid-19 aktif di seluruh Indonesia dengan total 66.464 kasus kematian.
Calista berharap vaksinasi covid-19 menjadi solusi penanganan covid-19 dari Pemerintah yang aman bagi seluruh kalangan masyarakat di Indonesia.
ADVERTISEMENT