Ramadan dan Sepak Bola: Dua Entitas yang Selalu Dirindukan

Izzuddin Rifqi
Mahasiswa Hukum UIN Malang yang Suka Sastra
Konten dari Pengguna
30 April 2022 8:29 WIB
comment
29
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Izzuddin Rifqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepak bola memiliki tempat tersendiri di benak saya. Saya kerap kali memberikan tempat dan waktu khusus untuk menulis serius tentang kecintaan saya terhadap olahraga sejuta umat ini. Pada kesempatan yang bahagia ini, melalui event kumparan THR 2022 saya hendak menghimpun cerita-cerita memorable saya dengan dunia sepak bola selama bulan Ramadan tahun ini. Baik secara personal ataupun dengan orang-orang terdekat.
ADVERTISEMENT
Dalam bentuk apapun, sepak bola memang selalu memberikan hiburan yang melimpah bagi mereka yang mencintainya. Sejak kecil, paman telah mendekatkan saya dengan kultur sepak bola Eropa. Nama-nama sekeliber Ryan Giggs hingga Cristiano Ronaldo selalu ia dengungkan ketika hendak bertanding dan juga selepas bertanding. Memang paman saya seorang fans Menchester United sejati. Nyaris semua poster pemain dan kaset athem lagu United ia koleksi. Namun sayangnya doktrin itu tidak menjadikan saya mencintai atau mengagumi Menchester United.
Sekali waktu pada tahun 2010, ketika masa kejayaan Inter Milan besutan Jose Mourinho, saya sempat mengagumi klub tersebut. Ya, Inter Milan zaman kepelatihan Jose Mourinho adalah klub yang sempat menyihir saya agar saya memutuskan untuk mencintai sepak bola. Taktik yang cukup licik ketika melumat Barca di semi-final Liga Champions dan menggilas generasi emas Bayern Munchen di final UCL 2010 adalah alasan penguatnya.
ADVERTISEMENT
Namun hal tersebut tidak menjadikan saya mematenkan Inter Milan menjadi satu-satunya klub yang saya cintai. Saya pikir, saya masih perlu banyak mengamati dan memelajari filosofi berbagai klub di Eropa. Sebab seusai masa kejayaan Inter bersama Jose Mourinho tersebut, Inter seperti kehilangan pakem bermain dan mental juaranya anjlok. Salah satu faktornya karena banyak pemain yang hengkang dan Jose Mourinho berlabu ke Bernabeu.
Kepada cerita tersebut, saya selalu memberikan perhatian lebih kepada sepak bola Eropa, khususnya pada ajang Liga Champions. Sebab, Liga Champions dengan segala dramanya, selalu sukses mengoyak-ngoyak emosi siapa pun yang menikmatinya. Dan kebetulan, Liga Champions cenderung dan sering diselenggarakan tepat ketika memasuki bulan Ramadan waktu Indonesia. Hal tersebut seperti menjadikan saya kembali dekat dengan kenangan-kenangan awal saya mencintai sepak bola.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Liga Champions tahun ini dengan mengawali kick off pukul 02:00 WIB menjadikan sahur saya lebih semangat dan berwarna. Dan pada titik tertentu, sepak bola akan menjadi kenangan satu paket bersama kenangan Ramadan yang selalu hadir secara bersama. Dua entitas itulah yang selalu dirindukan oleh siapa pun yang merindukan bulan Ramadan dan segala drama dunia sepak bola.