Konten dari Pengguna

Yang Hilang, Berbeda dan Membekas dari Ramadan 2022

Izzuddin Rifqi
Mahasiswa Hukum UIN Malang yang Suka Sastra
1 Mei 2022 10:52 WIB
comment
25
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Izzuddin Rifqi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Unsplash.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Unsplash.com
ADVERTISEMENT
Tidak terasa, kita telah sampai pada penghujung Ramadan. Banyak cerita yang mungkin secara pribadi saya perlu mencatatnya. Bagi saya, Ramadan tahun 2022 ini ada bagian-bagian yang hilang, berbeda dan sangat membekas. Entah dalam aspek spiritual atau aspek sosial. Sekali waktu Eka Kurniawan berkata dalam esainya berjudul “Berebut Kenangan” bahwa semua hal dengan pasti akan menjadi masa lalu, dan yang tersisa hanyalah kenangan. Oleh sebab itu, melalui kesempatan event kumparan THR 2022 saya hendak menghimpun beberapa kenangan yang berserak di Ramadan tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Untuk yang pertama, tentu kita sama-sama merasakan bahwa ada sesuatu yang hilang pada Ramadan tahun 2022. Sesuatu tersebut adalah Covid-19. Virus yang membersamai kita selama dua edisi Ramadan memberikan kita semacam kecemasan yang mendalam. Kita melaksanakan ibadah yang sifatnya bergerombol secara tidak tenang. Namun setelah dua edisi Ramadan telah lewat, pada akhirnya kita kembali merasakan bagaimana keindahan dan kenikmatan bulan Ramadan dengan bahagia dan gembira.
Kita sudah tidak perlu lagi cemas ketika keluar untuk ikut salat tarawih. Kita tidak perlu lagi berdebat perihal saf salat. Dan tentu kita bisa menyaksikan lagi banyak orang membagi-bagikan ta’jil di samping jalan yang mana hal-hal tersebut telah alpa pada dua edisi Ramadan sebelumnya. Meski sekarang kita menikmati Ramadan dengan riang gembira, kita tetap perlu memakai masker dan menjaga kebersihan dengan sering-sering mencuci tangan.
ADVERTISEMENT
Pada aspek kenangan yang lain. Bulan Ramadan tahun 2022 adalah Ramadan yang sangat spesial bagi saya. Ada dua hal yang mungkin kelak akan membentuk sesuatu sendiri dalam ingatan saya. Pertama, saya dapat melaksanakan seminar proposal skripsi saya. Bagi saya moment ini adalah moment yang sangat sentimentil. Sebab, dalam sejarah penulisan ilmiah saya, dalam proposal tersebut saya mencoba menantang diri saya sendiri untuk membidani tema yang bagi saya cukup rumit. Dan setelah saya presentasikan dalan seminar, proposal tersebut mendapat apresiasi yang cukup positif dari para penguji.
Kedua, pada tanggal 30 April adalah tanggal bertepatan dengan tanggal lahir saya. Saya secara pribadi memang tidak terlalu memberikan perhatian lebih pada hari ulang tahun saya sendiri. Bahkan saya cenderung lupa dan melewatkan hari lahir saya tersebut. Namun khusus pada tahun ini, saya merasa bahwa saya perlu memberi perhatian lebih pada hari ulang tahun saya tersebut, sebab hari ulang tahun yang tepat berada pada bulan Ramadan belum tentu terulang lagi pada tahun-tahun yang akan datang.
ADVERTISEMENT
Saya rasa siapa pun yang merayakan atau melaksanakan kedua agenda tersebut pada bulan Ramadan secara bersamaan, ia tentu merasakan kebahagiaan yang amat melimpah. Selain itu, sesuatu yang berbeda pada bulan Ramadan tahun ini adalah kita dapat kembali dekat dan bersilaturahmi secara bertatap muka dengan tanpa khawatir bersama keluarga besar. Semoga kita dapat bertemu pada Ramadan yang akan datang.