Konten dari Pengguna

Momen Mudik Lebaran Telah Tiba 2025

Moh Romli
Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surabaya PC IMM Kota Surabaya
17 Maret 2025 12:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moh Romli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
iStock.com
zoom-in-whitePerbesar
iStock.com
ADVERTISEMENT
Tradisi mudik lebaran penting dan diperhatikan dikarenakan banyak hal yang terlibat di dalamnya. Mudik berasal dari kata udik yang berarti kampung, kemudian ditambah awalam “M” menjadi “mudik” artinya pulang kampung, sedangkan lebaran adalah perayaan Idul Fitri, yakni hari raya keagamaan umat islam yang setiap tanggal 1 sywal dalam perhitungan kaleder Hijriyah walaupun kerap didengar adanya istilah lebaran lebih identik dengan perayaan idul fitri. Tradisi mudik lebaran berarti budaya pulang kampung saat menjelang lebaran tiba dengan tujuan merayakan idul fitri bersama keluarga di kampung halaman.
ADVERTISEMENT
Istilah mudik lebaran muncul pada 1970 an. Saat itu, Jakarta merupakan satu-satu kota besar di indonesia. Orang berbagai dari desa beramai-ramai datang ke jakarta untuk mencari kerjaan dan mengubah nasib dalam kehidupannya, mereka yang sudah mendapat pekerjaan, mereka akan mendapatkan jatah libur panjang, biasanya libur panjang itu jatuh pada hari besar yaitu seperti hari raya idul fitri, lebaran ini digunakan untuk mudik tau pulang kampung dan bersilaturahmi dengan keluarga, juga mereka selalu menyempatkan diri untuk mengunjung ke karabatnya atau ke taman masa lalu maskipun biaya komunikasi lewat hp dan internet sudah terjangkau, masyarakat merasa tradisi mudik belum dapat tergantikan.
Secara sederhana,mudik dapat diartikan sebagai pulang kampung atau pulang ke desa halaman kelahiranya yang selalu dilakukan oleh mayoritas masyarakat muslim indonesia. Umumnya tradisi mudik lebaran dilakukan oleh segenap ummat islam yang berada perantauan atau bertempat tinggal jauh dari kampung halamannya, kebiasaan dan pengalaman uni memiliki nilai-nilai makna serta kesan tersendir, kebiasaan pera pemudik yang sering dilakukan adalah.
ADVERTISEMENT
1. Takbiran
Takbiran menjadi pengalaman momen yang biasa mendatangkan pengalaman baru dan haru setiap perayaan idul fitri. Melantunkan takbir baik secaa individu maupun berjemaah, ataupun saat mendegarkan kumandang takbir dan bedug yang bertalu talu dari masjid setempat untuk merayakan idul fitri yang telah melakukan puasa selama satu bulan kemudian, perasaan haru ini akan sengat tempak apabila seseorang karena sesuatu hal tidak dapat berlebaran di kampung halamannya Pemudik merasakan bahwa saat bertakbiran atau mendengar takbir diri mereka merasa betapa nikmatnya berpuasa dan merindukan kembali kehadiran ramadhan di tahun berikutnya.
2. Sholat Idul Fitri Bersama Keluarga dan Masyarakat
Satu momen yang akan ditunggu oleh semua ialah solat idul fitri bersama. Solat idul fitri dilaksanakan di berbagai tempat bisa di masjid, atau di lapangan yang luas. Semua masyarakat semangat menjalankan ibadah kewajiban ini dengan senyum ceria membawa sajadah atau tikar sebagai alas solat bersama sama dengan keluarga dan masyarakat. Momen seperti ini menjadi momen yang tidak akan terlupakan khususnya bagi para pemudik.
ADVERTISEMENT
3. Berkumpul dan Sungkeman
Setelah solat idul fitri, tradisi berkumpul dan sungkeman menjadi salah satu tujuan utama bagi para perantau yang masih mempunyai keluarga. Kebahagiaan para perantau bisa berkumpul dengan keluarga adalah pengalaman yang dapat merefleksikan betapa berartinya keluarga bagi para perantau.
4. Bersilaturahmi, Bersalaman, Dan Mengunjungi Sanak Saudara.
Meskipun jarang terjadi di zaman yang serba digital, namun semua tidak akan mampu menggantikan bersilaturrahmi langsung dan berjabat tangan antar saudara, tetangga dan guru-guru mengaji semasa kecil. Setelah saling bersalaman dan memaafkan, sembari menikmati hidangan khas lebaran, biasanya akan bercerita tentang pekerjaan, kondisi keluarga, kemudian saling mendoakan satu sama lain, dst. Silahturrahmi dilanjutkan kepada saudara atau teman dekat yang berada di luar daerah.
ADVERTISEMENT
5. Memberikan Angpau (Hadiah)
Berbagi rezeki terlebih dengan sanak saudara dan kedua orang tua adalah salah satu hal yang akan dilakukan. Meskipun tidak wajib namun semangat memberi tidak akan bisa terulang kembali ketika momen hari raya idul fitri.