Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menjaga Kesehatan Mental Demi Menghindari Mental Miskin
9 Desember 2024 13:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Monica Agustriany tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banyak sekali sekarang konten-konten di media sosial mengenai pembagian uang, sembako, atau pembagian barang-barang mewah untuk yang tidak berkecukupan. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang positif karena membantu manusia lain itu hal yang manusiawi. Namun, bagaimana kalau hal tersebut bukannya membantu, tapi malah meperburuk?
ADVERTISEMENT
Konten Berbagi di Media Sosial
Jika Anda membuka berbagai platform media sosial, seperti tik tok, youtube, dan instagram, tentu pernah lihat konten 'berbagi'. Konten tersebut bisa dalam bentuk borong jualan pedagang grobak, promosi tempat jualan sepi, konten prank yang akhirnya memberi uang, dll. Konten tersebut telah dibuat oleh berbagai konten kreator di berbagai negara. Oleh karena itu, orang-orang yang jarang membuka media sosial pun tidak asing dengan konten tersebut.
Sebenarnya, konten tersebut merupakan hal positif yang dapat mempromosikan moral baik dan rasa kemanusiaan kepada para netizen yang sering scrolling media sosial. Walau konten tersebut hanya dibuat demi views dan user engagement, pesannya masih dapat diterima oleh para penonton. Aksi-aksi tersebut memiliki dampak positif bagi masyarakat, tetapi dampak negatifnya juga dapat dirasakan.
ADVERTISEMENT
Mental Miskin Di Kalangan Masyarakat
Apa itu mental miskin? Mental miskin merupakan sebuah pola pemikiran dimana seseorang merasa tidak pernah berkecukupan dan semua keinginannya tak dapat terpenuhi. Orang-orang yang memiliki pemikiran tersebut cenderung mencari cara instan untuk mendapatkan uang, menyalahkan orang lain atas situasi kehidupan mereka, dan takut mengambil resiko.
Bagi orang-orang yang berkehidupan susah, saat menerima bantuan, mereka bersyukur dan merasa berterima kasih. Bagaimana jika bantuan tersebut terus mendatang atau mereka memiliki kesempatan untuk terus mendapatkan bantuan tanpa harus bekerja keras? Ini menumbuhkan pola pemikiran yang kita sebut 'mental miskin'. Mungkin Anda pernah dengar kasus-kasus mengenai orang-orang pergi mengemis ke rumah konten kreator atau mengancam konten kreator demi mendapatkan keuntungan, itu merupakan contoh mental miskin yang cepat bertumbuh di kalangan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mental miskin ini merupakan salah satu alasan kenapa kondisi kehidupan seseorang sulit membaik. Oleh karena itu, untuk berkehidupan sejahtera, mentalitas tersebut harus diubah. Berikut merupakan cara untuk mengubah mentalitas miskin menurut QMFinancial :
Dari beberapa cara diatas, dapat kita ketahui pentingnya menjaga kesehatan mental untuk merubah mentalitas miskin seseorang. Hal ini karena mentalitas miskin dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pembandingan kondisi finansial diri dengan orang lain dan merasa pasrah atas kondisi kehidupan sekarang yang mengakibatkan kondisi mental seperti depresi. Oleh sebab itu, pentingnya untuk kita menjaga kesehatan mental dan fokus pada diri sendiri demi kebaikan masa depan dan masa sekarang.
ADVERTISEMENT