Garuda Indonesia

Reaksi dan Reputasi: Garuda Indonesia vs YouTuber

Motulz Anto
CEO Kreavi | Creative Thinking | Pengamat dan penikmat kreativitas
17 Juli 2019 12:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Garuda Indonesia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Larangan mengambil foto atau video di dalam kabin pesawat jadi ramai dibincangkan di media sosial, bukan akibat isu teroris atau ancaman bom, melainkan karena unggahan YouTuber yang mengomentari daftar menu makanan. Mengapa bisa? Kenapa pihak maskapai begitu reaktif merespons hal ini sampai harus mengeluarkan surat edaran larangan resmi? Apakah yang dilakukan YouTuber ini merupakan ancaman berbahaya bagi penerbangan atau maskapai?
ADVERTISEMENT
Aturan, anjuran, dan larangan di dalam pesawat itu sangat ketat dan mengikat, mengapa? karena dibuat sebagai sebuah tindakan antisipasi atas ancaman teknis dan keamanan. Aturan ini sangat ketat, dievaluasi berulang, sertifikasi, bahkan wajib dilakukan tahap demi tahap atau prosedural agar pihak maskapai pun tidak terkena sanksi oleh lembaga otoritas penerbangan.
Tapi saya tidak akan membahas prosedur yang berkaitan dengan teknis yang dilakukan di dalam cockpit pilot tapi cukup yang sering kita lihat saja sebagai penumpang pesawat.
Suasana di dalam kabin pesawat
Sebelum pesawat lepas landas atau mendarat, pramugari wajib melakukan cek atas situasi dan kondisi penumpang. Yang paling sering kita lihat adalah selain cara mengenakan sabuk pengaman, pelampung, dan masker oksigen, juga pramugari akan keliling beberapa kali untuk memastikan semua penumpangnya mengenakan sabuk, menegakkan sandaran kursi, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Mengapa mereka mau dan rela melakukan ini berkali-kali dan diulang-ulang dalam setiap penerbangan? Ya karena prosedur tersebut adalah bagian dari syarat yang wajib (mandatory) dilakukan oleh awak kabin. Jadi jika sampai ada masalah, bencana atau bahkan kecelakaan, maskapai akan aman dan pihak penyelidik tidak akan memberikan sanksi kepada maskapai jika semua syarat dan prosedur antisipasi tadi (precaution) telah dijalankan.
Jika tidak maka maskapai akan terkena sanksi dan penalti yang sangat menyusahkan maskapai, misalnya dengan larangan terbang atau denda yang super mahal. Dari semua aturan dan larangan tadi, saya belum pernah tahu atau menemukan di maskapai lain yaitu larangan mengambil gambar baik foto maupun video. Saya pernah menemukan aturan yang mungkin agak aneh yaitu penumpang wajib mematikan ponsel - sama sekali (turn off), di salah satu maskapai asal Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Padahal perjalanan terbang menempuh waktu sekitar 7 jam dan ingin rasanya menikmati musik yang ada di ponsel saya. Ketika saya colongan menyalakan ponsel dalam airplane mode juga, tetap saja pramugari yang menemukan saya menyalakan ponsel akan menyapa agar mematikannya. Atas dasar apa sih harus dimatikan? pertimbangan apa? ah saya sudah tidak mau berdebat dengan itu karena larangan adalah larangan, ikuti saja.
Salah satu sajian lezat di kelas bisnis
Berbeda dengan larangan yang kemarin dikeluarkan oleh Maskapai Garuda Indonesia yang akhirnya dibatalkan. Aturan tersebut diduga kuat hanya muncul karena ulah YouTuber yang mengambil foto dan video tentang menu makanan yang ditulis tangan oleh pramugari.
Lepas dari alasan dan situasi saat itu di dapur pesawat, tentu akan sangat bijak jika pihak maskapai mencari tahu dulu duduk perkaranya. Dugaan saya masalah ini sangat sepele, receh, dan manusiawi. Tidak perlu lantas disikapi dengan reaktif, impulsif, hingga sampai mengeluarkan aturan yang ambigu atau nyeleneh tanpa ada unsur bahaya.
ADVERTISEMENT
Berbeda jika memang pesawat tersebut sedang ada penumpang yang sangat sensitif dan menjadi situasi khusus. Tentu larangan pengambilan foto atau video sah diberlakukan. Itu pun tidak perlu dengan surat edaran namun cukup disampaikan lewat suara oleh pramugari saat semua penumpang sudah masuk kabin.
Keriuhan masalah menu tulis tangan dan surat edaran larangan sempat menguasai pembicaraan di media sosial kemarin ini. Saya yakin sekali di manajemen Garuda Indonesia langsung diadakan rapat mendadak untuk menyikapi suara protes keras dari mereka yang sebenarnya adalah suara konsumen maskapai Garuda Indonesia.
Respons yang reaktif jelas mendapatkan dampak yang malah menjadikan kasus ini makin kusut dan lari dari konteksnya. Terlebih Serikat Pekerja Garuda Indonesia pun ikut bereaksi begitu cepat dengan melaporkan si YouTuber ke Polisi dengan delik pencemaran nama baik.
ADVERTISEMENT
Mereka beranggapan kalau kasus pencemaran nama baik ini akan berdampak pada perusahaan dan kemudian berdampak pada mereka sebagai pegawai. Kepedulian mereka sebagai pekerja sudah baik dan benar, hanya dalam kasus ini sikap melaporkan YouTuber terkesan jadi reaktif saja.
Bagi saya, kasus ini adalah kasus biasa saja yang bisa diselesaikan dengan cara damai dan kekeluargaan. Dari dulu saya melihat pihak Garuda Indonesia piawai dalam menyelesaikan dan menduduk-damaikan masalah bahkan perseteruan. Harusnya untuk kasus yang lebih sepele ini pun bisa terselesaikan dengan asyik.
Saya percaya semua orang Indonesia cinta Sang Garuda Biru ini sebagai flag carrier bangsa. Jangan posisikan penumpang itu sebagai pihak yang benci, yang ingin membangkrutkan perusahaan. Mereka ini adalah konsumen, penumpang yang tahu kapan harus memberikan masukan dan membela jika Garuda Indonesia dicaci oleh konsumen yang riwil atau jahil.
ADVERTISEMENT
Terlebih, mereka pun adalah konsumen Garuda Indonesia yang sebetulnya sudah tahu situasi masalah yang sedang terjadi di dalam perusahaan Garuda Indonesia sendiri. Ada baiknya mari sama-sama saling menjaga aset kebanggaan milik bangsa ini.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten