Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Kontruktivisme Dalam Komunikasi Kelompok: Membangun Ide dan Solusi Kreatif
17 November 2024 14:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Feby Muzasaroh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Makna dan Peran Kelompok dalam Konteks Sosial
Dalam konteks sosial, setiap individu tidak terlepas dari kelompok untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Proses ini merupakan pertukaran informasi dan pesan antarindividu dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama, seperti sebagaimana mengutip dari buku Teori Komunikasi Umum dan Aplikasinya (2019) karya Evi Novianti, berikut pengertian komunikasi kelompok menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner: “Komunikasi kelompok merupakan interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu, guna memperoleh maksud ataupun tujuan yang dikehendaki, seperti berbagi informasi, pemeliharaan diri, atau pemecahan masalah.”. Komunikasi kelompok biasanya melibatkan tiga sampai lima belas orang. Proses ini memungkinkan setiap anggota untuk berkontribusi aktif di dalamnya.
Pendekatan Konstruktivisme dalam Komunikasi Kelompok
ADVERTISEMENT
Dalam komunikasi kelompok, kreativitas dapat meningkat, sehingga menghasilkan banyak ide dan solusi kreatif dalam pemikiran individu, membentuk kesepahaman yang menyelaraskan persepsi dan pandangan setiap anggota, serta memperkuat keterampilan sosial dalam komunikasi, negosiasi, dan kolaborasi yang lebih baik. Hal ini berkaitan dengan teori konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang ditemukan secara pasif, melainkan sesuatu yang dibangun secara aktif melalui interaksi sosial, sebagimana Menurut ( Harasim, 2011 ) konstruktivisme merujuk pada pandangan filosofis dimana pengetahuan dibangun melalui interaksi dengan sesama, komunitas dan lingkungan, dan pengetahuan bukan sesuatu yang absolut.
Prinsip Dasar Konstruktivisme dalam Komunikasi Kelompok
Teori konstruktivisme adalah salah satu teori filsafat yang menekankan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi atau pembentukan. Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan dibangun sedikit demi sedikit oleh manusia dan diperluas melalui konteks yang terbatas.Menurut Piaget (Dahar, 2011: 159) secara umum, penekanan teori konstruktivisme ada pada proses untuk menemukan sebuah teori ataupun pengetahuan yang ditemukan dan dibangun dengan realita yang ada di lapangan. Konstruktivisme bertujuan untuk menjelaskan bagaimana sebagian individu mampu berkomunikasi lebih terampil dibandingkan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu.
ADVERTISEMENT
Dalam teori konstruktivisme dalam komunikasi kelompok, terdapat beberapa proses yang mendorong anggota kelompok atau individu untuk membangun pemahaman dan makna secara kolektif:
1. Proses Pembentukan Makna
Proses ini terjadi ketika anggota kelompok berkontribusi aktif di dalamnya, seperti merespons dan menginterpretasi satu sama lain. Dengan demikian, pembangunan makna baru dapat terjadi melalui pengalaman yang berulang di dalam kelompok.
2. Perkembangan Identitas Kelompok
Kolaborasi yang terbuka dan saling menghargai dalam komunikasi kelompok dapat membangun rasa percaya diri antaranggota. Proses ini melibatkan pembentukan identitas kelompok.
3. Adaptasi terhadap Konteks Sosial
Pendekatan konstruktivisme juga menekankan pada pertukaran sosial, yaitu terhadap norma dan nilai budaya yang berbeda. Dengan menghargai dan menghormati interaksi dalam setiap kelompok, komunikasi dapat diselaraskan sesuai dengan dinamika kelompok.
ADVERTISEMENT
4. Peningkatan Kesadaran Sosial
Melalui pendekatan konstruktivisme, setiap anggota dalam kelompok dapat menjadi lebih sadar akan peran komunikasi dalam memengaruhi dinamika kelompok, sehingga lebih mudah mengelola perbedaan pendapat.
Efektivitas Pendekatan Konstruktivisme dalam Kelompok
Teori konstruktivisme dalam komunikasi kelompok memungkinkan terciptanya makna melalui proses yang aktif dan interaktif. Anggota kelompok berperan aktif dalam menciptakan pemahaman, mengembangkan ide, dan menyelesaikan masalah.
Secara keseluruhan, pendekatan ini relevan dalam berbagai konteks, termasuk dalam organisasi. Dalam hal ini, komunikasi kelompok yang efektif dapat berkontribusi pada kesuksesan suatu kelompok