Konten dari Pengguna

Kemitraan Strategis China-Yunani di Bidang Kemaritiman

Adrianus Lengu Wene
Pengajar Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia
6 November 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Kiriman Pengguna
Kemitraan Strategis China-Yunani di Bidang Kemaritiman
Kemitraan strategis China-Yunani di bidang kemaritiman: Dalam konsep kemitraan, esensi relasi antarnegara yang bermitra adalah saling menguntungkan atau mutualisme. #userstory
Adrianus Lengu Wene
Tulisan dari Adrianus Lengu Wene tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Bendera China dan Yunani. Sumber: iStock by Stock Ninja Studio.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bendera China dan Yunani. Sumber: iStock by Stock Ninja Studio.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah buku, The Influence of Sea Power Upon History, Alfred Thayer Mahan mengungkapkan pandangannya tentang dunia, bahwa siapa yang menguasai laut akan menguasai dunia. Keharusan menguasai laut bagi Alfred Mahan adalah sebuah doktrin strategi yang harus dijalankan negara untuk kepentingan nasionalnya.Meskipun sea power theory Mahan lebih diarahkan pada soal politik angkatan laut, buah pikirannya cukup relevan dengan kondisi geoekonomi saat ini.
ADVERTISEMENT
Kondisi geoekonomi hari ini memperlihatkan peran sentral lautan untuk berbagai aktivitas kehidupan dan tentunya aktivitas perdagangan adalah salah satu yang terpenting bagi kepentingan nasional negara. Laut telah menjadi lalu lintas pelayaran dan perdagangan antarnegara sejak ekspansi Eropa ke belahan dunia lain. Sebab itu, dengan menguasai lautan, tentunya kendali lalu lintas perdagangan dan pelayaran dipegang.
Hari ini, China memperlihatkan inisiatif besar untuk mengembalikan kedigdayaan masa lalunya dengan inisiatif jalur sutera maritim. Dengan inisiatif ini, diyakini China akan menguasai jalur perdagangan dunia, bahkan yang menghubungkan Asia dengan Eropa.
Untuk merealisasikannya, China menjalin kemitraan strategis di bidang kemaritiman dengan Yunani yang merupakan midlle corridor ke Eropa. Kemitraan strategis ini pula dimaksudkan untuk membangun kembali perekonomian Yunani yang belum pulih akibat krisis ekonomi di tahun 2009.
Ilustrasi Bendera China. Foto: Shutter Stock
Ambisi maritim China untuk menjadi kekuatan global baru terfasilitasi dalam kemitraan strategisnya bersama Yunani. Sebagai negara perdagangan utama dunia, China menyadari peluang dan potensi industri maritim serta pelabuhan yang dimiliki oleh Yunani dapat dimanfaatkan untuk ambisi China. Kondisi ekonomi Yunani yang terpuruk akibat krisis keuangan dunia tahun 2009 semakin memudahkan China dalam mencapai kepentingannya di Yunani, dengan menjadi investor.
ADVERTISEMENT
Untuk memulihkan perekonomiannya, Yunani menerima investasi besar dari China, salah satunya melalui perusahaan China Overseas Shipping Group Co. (COSCO) untuk mengelola dua terminal komersial di Pelabuhan Piraeus selama 30 tahun dengan jumlah 490 juta Euro (La Corre, 2018, 15).
Pada tahun 2010, kedua negara melanjutkan kesepakatan investasi di bidang kemaritiman, dengan tambahan investasi dari China sebesar 500 juta euro untuk menyewa setengah dari Pelabuhan Piraeus (Alderman, 2012). Kerja sama sektor kemaritiman ini dinilai saling menguntungkan, khususnya Yunani dimampukan untuk memperbaiki tingkat utang dan juga menyediakan sekitar 1.000 pekerjaan untuk pekerja Yunani (Alderman, 2012).
Kemitraan strategis ini juga memberikan keuntungan bagi China, sejalan dengan ambisi globalnya. Dengan menjalin kemitraan strategis dengan Yunani yang menjadi middle corridor ke Eropa, jalur sutera maritim China ke Eropa dapat terealisasi.
Kapal kargo Magic Seas berlabuh di pelabuhan di Ampelakia, Pulau Salamis, Yunani, 9 Agustus 2022 Foto: Nektarios Papadakis/Handout via REUTERS
Dalam hal ini, pemerintah China memandang penting pelabuhan Piraeus di Yunani sebagai titik masuk utama untuk ekspor China ke Eropa Selatan, Timur dan Tengah, serta menjadi pusat utama untuk transportasi laut melintasi dan sekitar Laut Mediterania (Van der Putten dan Meijnders, 2015, 9).
ADVERTISEMENT
Pada konteks ini pula, harus dipahami bahwa jalur sutera maritim ini merupakan alat strategis penting untuk tujuan Xi Jinping yang bermaksud mengubah China menjadi negara maritim yang kuat (Duchatel dan Duplaix, 2018, 9). Dalam penjelasan SOA, negara maritim yang kuat mengartikan suatu ekonomi yang maju, kapasitas inovasi yang kuat dalam sains dan teknologi maritim; suatu keberhasilan dalam melindungi lingkungan maritim; dan angkatan laut yang kuat (Duchatel dan Duplaix, 2018, 9).
Kehadiran China di Yunani dalam kemitraan yang saling mutual ini dapat dianalisis sebagai strategi China untuk menguasai lalu lintas perdagangan dan pelayaran Eropa. Sekalipun reaksi yang ditunjukkan oleh negara-negara di Eropa ataupun institusi Uni Eropa masih cukup terkesan menafikan ambisi China, pengaruh jalur sutera maritim China sudah memengaruhi kepentingan Eropa di beberapa aspek, yakni perdagangan maritim, pembuatan kapal, pertumbuhan ekonomi biru, kehadiran global angkatan laut China, geopolitik dan persaingan global, untuk memperkuat pengaruh di Eropa (Duchatel dan Duplaix, 2018, 5).
ADVERTISEMENT
Mengenai hal ini, secara holistik dapat dianalisis beberapa hal pokok. Pertama, baik China dan Yunani memahami pentingnya kemitraan strategis ini dengan kepentingan yang berbeda. China untuk ambisi globalnya dan Yunani untuk pemulihan ekonomi.
Peta China dan Taiwan. Foto: Shutterstock
Kedua, kepentingan jalur sutera maritim China yang tersirat dalam kemitraan strategis, memiliki kemungkinan dampak jangka panjang yakni lebih banyak menciptakan persaingan ketimbang kerjasama dalam hubungan Eropa dan China, terkhususnya dengan Uni Eropa.
Ketiga, pada kondisi awal, kemitraan strategis kedua pihak masih dirasakan sebagai suatu kemitraan yang mutual. Namun, pada kondisi selanjutnya, kemitraan China-Yunani ini akan berdampak pada ketergantungan Yunani kepada China. Kemungkinan ini, secara samar, sudah ditunjukkan oleh Perdana Menteri Alexis Tsipras pada kunjungannya ke China tahun 2016, yang menyatakan bahwa Yunani akan berfungsi sebagai gerbang China ke Eropa.
ADVERTISEMENT
Keempat, pada tingkatan tertentu dari perubahan sistem politik di Eropa, kemitraan ini jelas memengaruhi hubungan Yunani dengan Uni Eropa terkait pengaruh dari China. Pada tingkat perselisihan tertentu, mungkin saja Yunani akan lebih berpihak kepada China ketimbang kepada Uni Eropa, sekalipun keanggotaannya sebagai bagian dari Uni Eropa.
Kondisi-kondisi ini harus dipikirkan secara kritis agar kemitraan tidak menjadi bias buruk bagi kepentingan-kepentingan yang mengancam esensi dari kemitraan itu sendiri.