Jendela Peluang pada Bonus Demografi

Armansyah
Peneliti dan penulis di Pusat Riset Kependudukan BRIN
Konten dari Pengguna
17 Maret 2021 15:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Armansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Gambar: Paul McGowan dari Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Gambar: Paul McGowan dari Pixabay
ADVERTISEMENT
Ada ceruk terdalam pada bonus demografi yang harus dimanfaatkan, jika tidak maka ‘bonus’ yang didapat tidak akan terpakai habis. Mubazir, dapat bonus kok disia-siakan.
ADVERTISEMENT
Ceruk terdalam tersebut dinamakan ‘Jendela Peluang (Window of Opportunity)’. Ia hadir ketika Angka Beban Tanggungan (Depedency Ratio) berada pada angka terendah.
Angka Beban Tanggungan diperoleh dari jumlah penduduk usia non produktif dibagi jumlah penduduk usia produktif di kali 100.
Untuk yang belum tau mengenai batasan penduduk usia produktif dan non produktif mungkin bisa singgah sebentar untuk membaca tulisan saya tentang Bonus Demografi Itu Apa?
Jadi, Apa Itu Jendela Peluang?
Jendela peluang adalah kondisi di mana angka beban tanggungan berada pada kondisi terendah, prediksinya mencapai angka 46,9/100 di 2030 (Adioetomo, 2018).
Dengan kondisi angka beban tanggungan sebesar 46,9/100, maka diasumsikan setiap 100 pekerja produktif di Indonesia akan menanggung kurang lebih 46/47 orang penduduk usia non produktif.
ADVERTISEMENT
Itu artinya, beban yang dimiliki oleh penduduk usia produktif semakin kecil. Analoginya, keluarga A memiliki dua orang usia produktif.
Mereka bekerja dan memiliki satu orang anak sebagai tanggungan, maka biaya yang dikeluarkan oleh keluarga A pastinya lebih ringan.
Coba bandingkan dengan keluarga B, yang memiliki dua orang usia produktif, dan memiliki tiga tanggungan (dua orang anak, serta satu orang lansia). Jelas biaya yang dikeluarkan oleh keluarga B, jauh lebih besar. Dengan asumsi pendapatan yang diperoleh oleh keluarga A dan B setara.
Maka, yang dapat dikatakan sedang menikmati ‘Jendela Peluang’ adalah keluarga A. Inilah yang sedang terjadi pada Indonesia.
Dengan adanya jendela peluang ini, maka penduduk Indonesia diharapkan dapat mencapai produktivitas kerja yang optimal. Pendapatan yang diperoleh hendaknya dialirkan pada pos-pos yang bernilai produktif, seperti investasi, tabungan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Kapan Terjadinya?
Berdasarkan pendapat Adioetomo (2018), Jendela Peluang akan terjadi pada periode 2020-2035, sementara itu, asumsi United Nation (UN), memprediksi jendela peluang akan terus terbuka sampai 2040 (Salim, at al., 2015 dalam Adioetomo, 2018). Pada periode inilah angka beban tanggungan mencapai angka 46/47 per 100.
Bahkan berdasarkan perhitungan menggunakan data Sensus Penduduk 2020, Angka Beban Tanggungan di Indonesia mencapai 41,4 per 100, lebih rendah dari prediksi sebelumnya. Angka ini diperoleh dengan tidak memasukkan data penduduk yang tidak diketahui kategori umurnya.
Oleh karena itu, jendela peluang ini harus benar-benar dapat diperhatikan dan disikapi dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak, supaya kita dapat meraih manfaat yang optimal.
Setelah itu, Jendela akan tertutup, dan diiringi oleh kembali meningkatnya beban tanggungan, yang salah satu penyebabnya adalah karena meningkatnya penduduk lanjut usia di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Apa yang Harus Dilakukan?
Negara tentu telah berupaya maksimal untuk memetik bonus demografi dan menangkap jendela peluang. Berbagai cara dan strategi jelas telah dilakukan, seperti membuka keran investasi, meningkatkan mobilitas modal dan tenaga kerja terampil melalui Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Mendorong transformasi ekonomi digital pada UMKM di Indonesia, memberikan insentif, dan lain sebagainya.
Selain itu, pemerintah hendaknya dapat melakukan pemberdayaan sektor informal, sebab pada Agustus 2020, 60,2 persen penduduk Indonesia yang bekerja melakukan aktivitas di sektor informal.
Sebagai individu yang harus kita lakukan adalah membekali diri dengan keterampilan Hard skill dan Soft Skill. Dengan beban tanggungan yang rendah, kita diharapkan dapat memanfaatkan pendapatan untuk hal-hal yang bersifat jangka panjang.
Salah satunya melalui investasi, investasi diharapkan dapat menjadi alternatif untuk menambah pendapatan untuk saat ini dan pada saat lansia.
ADVERTISEMENT
Supaya, meskipun lansia, kita masih tetap memiliki pendapatan. Meskipun kecil, namun paling tidak dapat sedikit mengurangi beban tanggungan generasi kita nantinya.
Sekilas info saja, bahwa saat ini tren pertambahan penduduk lansia di Indonesia semakin meningkat. Itu artinya, ada tantangan baru yang mesti diperhatikan, di mana terjadi peningkatan penduduk usia non produktif, khususnya kelompok lansia.
Oleh karena itu, yang perlu dipikirkan sejak dini adalah, bagaimana jendela peluang yang terbuka ini, mampu menjadikan calon-calon lansia masa depan masih tetap produktif meskipun sudah pensiun atau tidak bekerja.
Caranya, mari pikirkan, lakukan, dan eksekusi bersama.
Referensi
Adioetomo, Sri Moertaningsih. 2018. Bonus Demografi dan Jendela Peluang Meletakkan Dasar Pembangunan Manusia. Dalam Adioetomo, Sri Moertaningsih & Pardede, Elda Luciana. Editor. Memetik Bonus Demografi Membangun Manusia Sejak Dini. Depok: Rajawali Pers.
ADVERTISEMENT
BPS dan Kemendagri. 2021. Berita Resmi Statistik Hasil Sensus Penduduk 2020. Berita Resmi Statistik No. 7/01/Th. XXIV, 21 Januari 2021.