Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Peran Teori Makroekonomi dalam Perencanaan Pembangunan Nasional Berkelanjutan
29 April 2025 14:41 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Muhammad Radya Bintang Satria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu masalah penting yang dihadapi dalam pembangunan ekonomi adalah antara pemenuhan kebutuhan pembangunan dengan upaya mempertahankan kelestarian lingkungan (Fauzi, 2004). Pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam yang tidak memerhatikan aspek kelestarian lingkungan pada akhirnya akan berdampak negatif pada lingkungan itu sendiri. Karena, pada dasarnya sumber daya alam dan lingkungan memiliki kapasitas daya dukung yang terbatas. Dengan kata lain, pembangunan ekonomi yang tidak memerhatikan kapasitas sumber daya alam dan lingkungan akan menyebabkan permasalahan pembangunan di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi dasar hukum dari pembangunan berkelanjutan adalah UU 32 tahun 2009. Undang-Undang yang satu ini menggantikan UU nomor 23 Tahun 1997 yang juga membahas tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pasal 33 UUD 1945 menyatakan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat. Ini menjadi dasar utama bahwa pembangunan harus mengedepankan kesejahteraan bersama dan berkelanjutan.
Pembangunan berkelanjutan membutuhkan dana dan pembiayaan besar. Terkadang pembiayaan tersebutlah yang menjadi tantangan dalam pembangunan berkelanjutan tersebut. Tapi untungnya saat ini sudah ada PT SMI. Perusahaan pembiayaan infrastruktur yang satu ini mampu memberikan pembiayaan besar dengan banyak kelebihan.
Tujuan pembangunan nasional Indonesia tertuang dalam RPJP dan RPJM yang menekankan pertumbuhan ekonomi, pemerataan, dan keberlanjutan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Indonesia berkomitmen terhadap 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) yang dicanangkan PBB. Teori makroekonomi menyediakan kerangka untuk mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan tujuan sosial dan lingkungan.
Prinsip ini menyatukan efisiensi ekonomi, pemerataan sosial, dan kelestarian lingkungan. Makroekonomi memberi alat analisis untuk menyeimbangkan ketiganya dalam kebijakan pembangunan.
Pembangunan yang dilakukan berkelanjutan ini mampu membuat kesejahteraan hidup meningkat. Kesejahteraan itulah yang menjadi salah satu konsep pembangunan berkelanjutan. Selain konsep tersebut masih ada konsep lainnya yang diusung seperti pembangunan yang dilakukan mampu memperbanyak SDA yang bisa diperbarui, mempertahankan atau menjaga kualitas hidup manusia baik masa kini maupun masa depan. Konsep selanjutnya adalah memanfaatkan SDA dengan sebaik-baiknya agar tidak boros dan merusak lingkungan. Konsep terakhir mengelola SDA dengan baik dan bisa digunakan di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Konsep pembangunan berkelanjutan sudah lama menjadi perhatian para ahli. Namun, istilah keberlajutan (sustainability) baru muncul beberapa dekade lalu. Walau demikian, perhatian terhadap keberlanjutan sudah dimulai sejak Malthus (1798) mengkhawatirkan ketersedian lahan di Inggris akibat ledakan penduduk yang pesat.
Pembangunan berkelanjutan adalah upaya manusia untuk memperbaiki mutu kehidupan dengan tetap berusaha tidak melampaui ekosistem pendukung kehidupannya. Dewasa ini masalah pembangunan berkelanjutan telah dijadikan sebagai isu penting yang perlu terus disosialisasikan di tengah masyarakat.
Pembangunan yang berorientasi pemerataan dan keadilan sosial harus dilandasi hal-hal seperti meratanya distribusi sumber lahan dan faktor produksi, meratanya peran dan kesempatan perempuan, meratanya ekonomi dicapai dengan keseimbangan distribusi kesejahteraan. Namun pemerataan bukanlah hal yang secara langsung dapat dicapai. Pemerataan adalah konsep, relatif dan tidak secara langsung dapat diukur.
ADVERTISEMENT
Dimensi etika pembangunan berkelanjutan adalah hal menyeluruh, kesenjangan pendapatan negara kaya dan miskin semakin melebar, walaupun pemerataan di banyak negara sudah meningkat. Aspek etika lainnya yang perlu menjadi perhatian pembangunan berkelanjutan adalah prospek generasi masa datang, tidak dapat dikompromikan dengan aktivitas generasi masa kini. Ini berarti pembangunan generasi masa kini perlu mempertimbangkan generasi masa datang dalam memenuhi kebutuhannya.
Pemeliharaan keanekaragaman hayati adalah prasyarat untuk memastikan bahwa sumber daya alam selalu tersedia secara berkelanjutan untuk masa kini dan masa datang. Keanekaragaman hayati juga merupakan dasar bagi keseimbangan ekosistem. Pemeliharaan keanekaragaman budaya akan mendorong perlakuan yang merata terhadap setiap orang dan membuat pengetahuan terhadap tradisi berbagai masyarakat dapat lebih dimengerti.
Pembangunan berkelanjutan mengutamakan keterkaitan antara manusia dengan alam. Manusia mempengaruhi alam dengan cara yang bermanfaat atau merusak. Hanya dengan memanfaatkan pengertian tentang konpleknya keterkaitanantara sistem alam dan sistem sosial. Dengan menggunakan pengertian ini maka pelaksanaan pembangunan lebih integratif merupakan konsep pelaksanaan pembangunan yang dapat dimungkinkan. Hal ini merupakan tantangan utama dalam kelembagaan.
ADVERTISEMENT
Masyarakat cenderung menilai masa kini lebih dari masa depan, implikasi pembangunan berkelanjutan merupakan tantangan yang melandasi penilaian ini. Pembangunan berkelanjutan mensyaratkan dilaksanakan penilaian yang berbedadengan asumsi normal dalam prosedur discounting. Persepsi jangka panjang adalah perspektif pembangunan yang berkelanjutan. Hingga saat ini kerangka jangka pendek mendominasi pemikiran para pengambil keputusan ekonomi, oleh karena itu perlu dipertimbangkan.
Secara ideal keberlanjutan pembangunan membutuhkan pendekatan pencapaian terhadap kesinambungan berbagai aspek kehidupan yang mencakup; keberlanjutan ekologis, ekonomi, sosial budaya, politik, serta keberlanjutan pertahanan dan keamanan.
Teori makroekonomi memberikan fondasi konseptual dalam merumuskan kebijakan pembangunan nasional berkelanjutan, yaitu pembangunan yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperhatikan keadilan sosial dan kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.