Konten dari Pengguna

Keterampilan Digital dan SOP: Sukses Adopsi Teknologi di Perusahaan Indonesia

Muhammad Syah Angha Alfathir
Mahasiswa Program Studi Administrasi Bisnis, Universitas Mulawarman. Memiliki minat pada bidang Pemasaran, Administrasi dan Sumber Daya Manusia
4 November 2024 9:36 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Syah Angha Alfathir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Transformasi digital bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan yang mendesak bagi perusahaan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Dalam upaya untuk bersaing di pasar global dan merespons perubahan yang cepat, perusahaan perlu mengadopsi teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan inovasi. Namun, adopsi teknologi tidak hanya soal implementasi perangkat atau perangkat lunak; ia membutuhkan fondasi yang kuat berupa keterampilan digital pada karyawan serta SOP (Standard Operating Procedures) yang terintegrasi dengan baik. Di Indonesia, penerapan teknologi yang efektif masih menghadapi tantangan besar, terutama di bidang keterampilan digital yang masih rendah serta kurangnya SOP yang adaptif.
Gambar 1: Digital SOP, Sumber: Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1: Digital SOP, Sumber: Penulis
Pentingnya Keterampilan Digital di Indonesia
ADVERTISEMENT
Laporan IMD World Digital Competitiveness pada tahun 2023 menempatkan Indonesia di peringkat ke-56 dari 63 negara, jauh di bawah beberapa negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya keterampilan digital di kalangan tenaga kerja Indonesia. Bank Dunia memperkirakan bahwa hanya sekitar 18% tenaga kerja di Indonesia yang memiliki keterampilan digital dasar, sedangkan kebutuhan industri terhadap tenaga kerja yang terampil secara digital semakin meningkat.
Dalam dunia yang terus berkembang secara teknologi, keterampilan digital bukan hanya sekadar mampu mengoperasikan komputer atau perangkat lunak dasar, tetapi juga mencakup kemampuan untuk memahami dan menggunakan teknologi baru seperti kecerdasan buatan, data analytics, dan otomatisasi. McKinsey Global Institute memperkirakan bahwa pada 2030, sebanyak 23 juta pekerjaan di Indonesia akan membutuhkan keterampilan digital, baik tingkat dasar maupun lanjutan. Keterampilan ini akan menjadi salah satu kunci utama bagi perusahaan yang ingin bertahan dan berkembang dalam lingkungan bisnis yang semakin terotomatisasi dan digital.
ADVERTISEMENT
SOP sebagai Panduan dalam Transformasi Digital
Keterampilan digital perlu didukung oleh SOP yang adaptif dan relevan dengan teknologi yang diadopsi perusahaan. SOP berfungsi sebagai panduan yang memberikan struktur pada operasional perusahaan sehingga setiap proses dapat berjalan dengan standar yang konsisten. Tanpa SOP yang jelas, adopsi teknologi seringkali berjalan tidak efektif dan dapat menimbulkan resistensi dari karyawan yang merasa tidak terbiasa dengan sistem baru.
Contoh nyata terlihat dari beberapa perusahaan di sektor manufaktur di Indonesia. Menurut data dari Kementerian Perindustrian, beberapa perusahaan yang berhasil mengadopsi teknologi manufaktur 4.0 juga memiliki SOP yang secara khusus menyesuaikan diri dengan penggunaan teknologi seperti IoT dan otomatisasi. Dengan adanya SOP yang terintegrasi dengan teknologi ini, perusahaan berhasil meningkatkan efisiensi produksi hingga 15-20%.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, perusahaan yang gagal menyediakan SOP yang adaptif seringkali kesulitan dalam mengoptimalkan teknologi baru yang diimplementasikan. Hal ini menyebabkan ketidakpastian dalam proses kerja dan bahkan menurunkan produktivitas. Oleh karena itu, pengembangan SOP yang sesuai dengan teknologi merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa setiap karyawan memiliki panduan yang jelas dalam menjalankan tugasnya.
Tantangan dalam Membangun Keterampilan Digital dan SOP yang Efektif
Mengembangkan keterampilan digital dan SOP yang adaptif masih menghadapi beberapa tantangan di Indonesia. Salah satu tantangan utama adalah minimnya pelatihan yang tersedia untuk mengembangkan keterampilan digital. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) pada 2022 menemukan bahwa sekitar 60% perusahaan di Indonesia mengaku mengalami kesulitan dalam melatih karyawan mereka untuk menguasai keterampilan digital baru.
ADVERTISEMENT
Kendala lainnya adalah anggaran yang terbatas untuk pelatihan dan pengembangan SOP. Banyak perusahaan, terutama usaha kecil dan menengah (UKM), seringkali mengalami kesulitan dalam mengalokasikan anggaran untuk pelatihan dan pembuatan SOP yang disesuaikan dengan teknologi terbaru. Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) menyebutkan bahwa UKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia, namun hanya sebagian kecil dari mereka yang mampu mengadopsi teknologi dan memiliki SOP yang efektif untuk menunjang operasional berbasis digital.
Adanya resistensi dari karyawan juga menjadi tantangan dalam implementasi SOP dan pengembangan keterampilan digital. Banyak karyawan merasa terbebani dengan perubahan dalam prosedur kerja, terutama jika mereka belum memiliki keterampilan digital yang memadai. Penolakan ini seringkali terjadi di sektor-sektor yang sudah lama bergantung pada metode tradisional dalam menjalankan operasi mereka.
ADVERTISEMENT
Strategi untuk Mendorong Perusahaan Mengadopsi Keterampilan Digital dan SOP yang Adaptif
Agar perusahaan di Indonesia dapat memaksimalkan potensi transformasi digital, ada beberapa strategi yang dapat diterapkan:
1. Investasi dalam Pelatihan Digital
Perusahaan perlu mengalokasikan anggaran yang memadai untuk program pelatihan keterampilan digital. Pemerintah juga dapat mendukung upaya ini dengan menyediakan insentif bagi perusahaan yang melakukan pelatihan digital bagi karyawan mereka.
2. Mengembangkan SOP yang Relevan dengan Teknologi
SOP harus disesuaikan dengan teknologi baru yang digunakan perusahaan. Misalnya, jika perusahaan mengadopsi otomatisasi, maka SOP perlu mencakup langkah-langkah untuk memantau dan mengelola sistem otomatis tersebut.
3. Kolaborasi dengan Institusi Pendidikan
Perusahaan dapat bekerja sama dengan universitas dan lembaga pelatihan untuk menciptakan kurikulum keterampilan digital yang sesuai dengan kebutuhan industri. Kolaborasi ini dapat membantu menciptakan tenaga kerja yang lebih siap dalam menghadapi perubahan teknologi.
ADVERTISEMENT
4. Mendorong Budaya Inovasi dan Pembelajaran Berkelanjutan
Selain pelatihan, penting untuk membangun budaya perusahaan yang mendukung inovasi dan pembelajaran terus-menerus. Dengan cara ini, karyawan akan lebih terbuka terhadap perubahan dan siap untuk belajar keterampilan baru.
Penulis
Nama: Muhammad Syah Angha Alfathir
Program Studi: S1-Administrasi Bisnis
Institusi: Universitas Mulawarman
Dosen Pengampu: Rosyid Nurrohman, S.M., S.AB.,
Peserta MBKM Batch 7, PT. Surya Biru Murni Acetylene Tbk., Divisi Cylinder Management System (CMS).