Ikan Tuna Mendominasi Perikanan Tangkap Laut di Kota Sabang

Muhardi Wansyah
Fresh graduate from the Faculty of Statistics, Politeknik Statistika STIS
Konten dari Pengguna
20 Oktober 2023 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhardi Wansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Ikan tuna biasanya diproduksi dari perikanan tangkap laut, yaitu usaha untuk menangkap ikan ataupun makhluk air sejenisnya yang dilakukan di lautan. Sabang menjadi salah satu kota yang memanfaatkan geografinya sebagai kota kepulauan yang terpisah dari pulau utama Sumatera untuk melakukan usaha penangkapan ikan.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Indonesia tahun 2021, ikan tuna menjadi tangkapan terbanyak di Kota Sabang melalui lokasi pendaratan pelabuhan dengan volume produksi sebesar 62.000 kg dan nilai produksi sebesar Rp2.480.000.000,-.

PP Ie Meulee. Foto: Muhardi Wansyah
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penangkapan ikan tuna dilakukan menggunakan jenis kapal KM_0005 dan KM_0005-0010 dengan alat penangkapan berupa tonda. Kapal KM_0005 merupakan kapal motor dengan volume ruang kapal ≤ 5 Gross Tonnage (GT), sedangkan kapal KM_0005-0010 adalah kapal motor dengan volume ruang kapal 5-10 GT. Pendaratan kapal ikan di Kota Sabang terjadi di pelabuhan Ie Meulee dan penangkapan ikan terjadi di WPP-RI-571 (Perairan Selat Malaka dan Laut Andaman).
ADVERTISEMENT
Terdapat pula kapal yang termasuk Perahu Tanpa Motor (PTM). Ditinjau dari data KKP tahun 2021, PTM hanya menangkap ikan ayam-ayam, ekor kuning, kerapu, dan lencam. Dimana volume produksi terbesar dari PTM berasal dari ikan kerapu yaitu sebesar 2.672 kg, dengan nilai produksi sebesar Rp133.600.000,-. Untuk volume produksi terkecil berasal dari ikan ayam-ayam yaitu sebesar 780 kg, dengan nilai produksi sebesar Rp15.600.000,-.
Ikan Tuna. Foto: Pixabay
Ikan Kerapu. Foto: Pixabay
Selain tuna, adapula tangkapan lain yaitu ikan ayam-ayam, cakalang, ekor kuning, kerapu, kuwe, lemadang, lencam, tongkol, dan marlin. Ikan cakalang menjadi tangkapan terbanyak setelah tuna dengan volume produksi sebesar 57.800 kg dan nilai produksi sebesar Rp1.445.000.000,-. Adapun ikan ayam-ayam menjadi tangkapan tersedikit dengan volume produksi sebesar 90 kg dan nilai produksi sebesar Rp1.800.000,-. Volume dan nilai produksi yang kecil dari ikan ayam-ayam terjadi karena penangkapan masih menggunakan kapal KM_0005 dengan alat penangkapan berupa pancing ulur.
ADVERTISEMENT
Penangkapan tuna yang sangat besar menandakan banyaknya kuantitas ikan ini di lautan Sabang. Sabang sebagai ujung barat Indonesia dapat menunjukkan kualitasnya bukan hanya dari segi pariwisata, namun juga dari segi pemanfaatan kelautan yang digunakan untuk konsumsi. Pemanfaatan ini tidak luput pula dari segi distribusi, dimana sebagian besar hasil tangkapan akan di ekspor baik ke dalam maupun luar negeri.
Menurut Bea Cukai Kota Sabang (2023), Ikan tuna, cakalang, dan sejenisnya sangat diminati oleh pasar luar negeri seperti Jepang dan Malaysia. Umumnya untuk negara maju seperti Jepang, ekspor hanya dilakukan untuk ikan grade A. Sehingga diharapkan agar perikanan di Sabang dapat meningkatkan mutu ikannya agar terus dapat mengeskpor ikan dengan kualitas dan kuantitas tinggi.
ADVERTISEMENT