Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
KIAMAT BAGI WARGA JATENG KALAU SEKTOR INI DIABAIKAN PEMERINTAH JATENG
14 Maret 2018 15:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Muammar Khadafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kalau kita mengelilingi Jawa Tengah dengan transportasi darat, maka kita akan disuguhi oleh pemandangan persawahan yang sang luas. Bahkan, orang-orang yang berasal dari daerah-daerah lain mungkin akan terpukau karena hamparan luas sawah-sawah di Jateng. Terlebih, ketika di musim tanam atau musim panen, pemandangannya begitu indah.
ADVERTISEMENT
Sebab itu sangat wajar jika Jateng termasuk daerah penunjang pangan nasional. Selain sumber daya sawah yang luas, di Jateng juga menjulang beberapa gunung merapi yang mendukung kesuburan tanah. Dan, jika hendak ditelusuri, Jateng telah lama menjadi daerah pertanian bagi kerajaan-kerajaan besar.
Dapat disebutkan bahwa mayoritas penduduk Jateng berprofesi sebagai petani. Karena itu, sektor ini harus mendapatkan perhatian serius supaya ia dapat terus tumbuh dan menjaga ketahanan pangan daerah Jawa dan pangan nasional. Pemerintah harus menjaga sektor pertanian di Jateng mengingat perannya sebagai penyangga kebutuhan pangan daerah dan nasional.
Menurut Sudirman Said, pemerintah Jateng harus berani mengelola pertanian Jateng secara lebih strategis. Dalam teori, ketahanan pangan bukan lagi menjadi opsi dalam pengelolaan pangan, sebab ketahanan pangan hanya berfokus pada kesediaan pangan tanpa mempertimbangkan proses ketersediaan tersebut. Artinya, dalam teori ketahanan pangan, tidak menjadi persoalan apakah kebutuhan pangan dipenuhi melalui impor atau produksi secara mandiri sebab yang terpenting adalah ketersediaan.
ADVERTISEMENT
Bagi Sudirman Said, mindset dalam penyediaan kebutuhan pangan harus dirubah yakni pada terwujudnya kedaulatan pangan. Pasalnya, kedaulatan pangan tidak hanya mementingkan ketersediaan pangan di pasar, namun juga bagaimana pangan tersebut berasal dari sektor pertanian sendiri.
Dengan kata lain, pasar pangan harus diisi oleh hasil produk pertanian dalam negeri. Dengan demikian, sektor pertanian nasional dan daerah dapat tumbuh dan para petani dapat menikmati hasil dari jerih payah mereka. Nah, bagaimana menjaga kedaulatan pangan?
Menurut Sudirman Said, solusi utamanya harus dikembalikan pada komitmen pemerintah. Misalnya, bagaimana pemerintah Jateng berani memproteksi pasar pangan daerah dari produk-produk impor, memberikan subsidi pertanian, menyediakan teknologi pasca-panen, dan menjaga rantai pasok. Yang juga tidak kalah penting adalah keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian dengan membangun berbagai infrastruktur, seperti bendungan, irigasi, lembaga penelitian, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT