Konten dari Pengguna

Sudirman Said; Kalau Niatnya Mengabdi, Kerja Seorang Pemimpin Mudah, Tapi..

19 Desember 2017 13:09 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muammar Khadafi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sudirman Said; Kalau Niatnya Mengabdi, Kerja Seorang Pemimpin Mudah, Tapi..
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Bagi seorang pemimpin yang niatnya untuk mengabdi pada masyarakat, semua tantangan akan mudah dilewati. Namun sebaliknya, jika sejak awal tujuannya hanya untuk menumpuk kekayaan, memperkuat jaringan kekuasaan, dan memudahkan suksesnya kepentingan pribadi dan golongan, maka tugas kepemimpinan itu akan sukar.
ADVERTISEMENT
Mengapa demikian? Sebab, pemimpin yang hadir dengan niat untuk menjadi pelayan masyarakat, pembawa kebaikan dan perubahan, mendekatkan fungsi pemerintah dengan masyarakat, maka segala tantangan akan terasa ringan dan tugas akan membebani. Hal ini didorong oleh kepatuhan dan penerimaan bawahan yang melihat pemimpinnya seorang yang dapat menjadi teladan, sementara itu masyarakat akan mendukung dan mendorong.
Namun, pemimpin yang hanya ingin memanfaatkan jabatan dan kewenangannya untuk memuluskan kepentingan pribadi dan golongan, maka tugas-tugas kepemimpinannya akan terasa berat. Mentalitas yang tersemai di lingkungan kerja bawahanannya adalah mentalitas korup dan malas, sementara masyarakat akan melihatnya secara apatis.
Mana mugkin suatu kepemimpinan akan berhasil jika tidak ada kesetiaan, dukungan, dan sokongan dari bawahan dan rakyat banyak. Sebab, urusan publik tidak bisa diselesaikan oleh segelintir orang, melainkan dengan kerjasama antara pemimpin dengan bawahan, dan antara pemerintah dengan publik. Kerjasama semacam ini hanya akan terjadi jika pemimpinnya dapat dipercaya dan memegang prinsip-prinsip kejujuran, integritas, dan keberpihakan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, Sudirman Said selalu menekankan pentingnya persoalan integritas bagi seorang pemimpin. Sebab, pemimpin yang cacat integritasnya akan mengalami banyak jerat yang menghalanginya untuk melayani masyarakat secara total. Hal ini sudah terbukti di mana pun, dan menjadi realitas yang tak terbantahkan.
Pemimpin yang terjerat dengan kasus korupsi, maka akan melakukan korupsi berikutnya untuk menutupi kasusnya yang pertama supaya tidak tercium oleh penegak hukum dan publik. Ibarat orang yang suka berbohong, maka kebohongan pertama akan ditutupi oleh kebohongan berikutnya. Demikian pula dengan pemimpin dengan cacat integritas.
Karena itu, Sudirman Said dalam semua kesempatan menekankan bahwa Pilkada dan hajatan politik lainnya harus menjadi momentum untuk bersih-bersih. Dalam hal ini masyarakat memiliki peran penuh dengan tidak memilih calon-calon pemimpin yang terindikasi terjerat berbagai kasus penyelewengan dan yang integritasnya diragukan.
ADVERTISEMENT
Jika hajatan politik demokrasi tidak dijadikan momentum untuk bersih-bersih, maka politik akan terus kotor, dan roda pemerintahan hanya akan bergulir di antara orang-orang korup dan bermental sakit.