Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Aku Bahagia
14 Maret 2018 8:18 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Mudhya Razanne Tiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Untuk Diriku yang dulu,
Aku mengirimkan surat ini kepadamu agar kau tahu apa yang kurasakan saat ini,
ADVERTISEMENT
dan agar kau tahu apa yang harus kau lakukan,
Akan aku ceritakan.
Aku sekarang merasa ada sebagian waktu dari hidupku yang terlewat.
Waktu- waktu yang mungkin tidak bisa kembali dan nyata telah aku sia-siakan.
ntah itu karena aku yang sewaktu Sekolah Dasar selalu ingin cepat pulang sekedar menonton TV dari siang hingga malam. Sampai-sampai begitu banyak tawaran untuk mengembangkan minat dan bakatku sendiri, aku tolak. Mengapa? karena minatku tentu hanya pada layar yang berkelap-kelip warna-warni dengan sejuta kisah di dalamnya, ya, Televisi. Waktu dulu aku belum sadar, bahwa aku akan begitu iri di masa depan melihat teman-temanku dapat membanggakan orangtuanya dengan segudang prestasi dan piala berjejer hasil dari asahan minat dan bakatnya sejak SD. Ku harap dulu aku dapat lebih banyak mengenal diriku sendiri melalui aktivitas-aktivitas dibanding memanjakan diriku demi kepuasan batin.
ADVERTISEMENT
Selain itu, harus ku akui Televisi membuatku candu. Karena hal tersebut aku jadi ngeyel jika disuruh ibu untuk tidur siang. Lucu sekali bila mengingat aku yang pura-pura tidur tetapi harap-harap cemas mataku mengintip ke jam dinding, "Ayolah... cepat-cepat jam 2 supaya aku boleh nonton TV lagiii" .Waktu dulu aku belum tahu rasanya bahwa tidur akan menjadi hal yang langka di masa depan. Ketika tugas menumpuk untuk dikerjakan di malam hari, dan di waktu terjaga yang selalu sibuk dengan kegiatan. Sampai-sampai harus curi-curi tidur di tengah jam pelajaran. Apakah nanti aku juga akan menyesalinya? menggunakan waktu tidak pada tempatnya dan tidak pada hakikatnya. Ku harap dulu aku dapat merasakan nyenyaknya tidur siang agar aku tidak perlu merasa kekurangan di masa kini.
ADVERTISEMENT
Kemudian yang ku ingat saat aku memasuki tahap remaja. Aku menjadi orang yang sangat memperhatikan penampilan. Ingin punya kulit bagus, rambut lurus panjang, dan tinggi yang semampai. Tetapi bisa apa aku orang yang katanya "darah manis". Susah sekali menahan jari-jari untuk tidak menimbulkan luka di kulit. Yah, Sekarang aku merasa terkadang malu sehingga harus menutup kakiku dengan celana panjang dan tidak bisa memakai rok bagus ataupun dress selutut. Ku harap diriku yang dahulu mengerti bahwa jika ingin disukai dan disayangi orang, ya kamu harus merawat tubuhmu.
Pada tingkat SMP, aku menjadi begitu sibuk. Rasanya semua waktu yang dahulu tidak pernah kupakai untuk mengasah diriku sendiri benar-benar ingin kuhabiskan sebaik mungkin. Tetapi apa kau (iya kamu. diriku kecil yang sedang baca ini) tahu, mungkin sekarang kau masih senang menginap di rumah kakek dan nenekmu sampai kamu tidak ingin pulang dan selalu meminta-minta di telpon pada ibumu untuk bisa lebih lama bersama mereka? yah sekarang, barang untuk menghubungi dan menyanyakan kabar mereka, kau akan lupa. Sekarang aku merasa sangat tidak enak. Jadi ku harap kamu bisa sekedar menelponnya di sela-sela kegiatanmu nanti. Kalau perlu pasag reminder di HP (teknologi akan begitu canggih nanti)
ADVERTISEMENT
Yang terakhir, Di tahun-tahun awal SMA mu. mungkin kamu akan kebingungan dengan suasana yang baru. Kamu kehilangan teman-teman lama di SMPmu yang memang sudah berbeda haluan. Dan harus kuakui, kamu memang terlambat dalam mencari jati diri. Mungkin nanti kamu akan bertemu teman-teman yang baru sekedar untuk dapat bagian dalam pergaulan. Tapi sekarang aku merasa, aku bukan sepenuhnya diriku sendiri dalam pergaulan itu. Ku harap kamu tahu, pertemanan tidak sebatas pada lingkup ruang kelasmu, aku harap kamu mau keluar dari kotak itu dan mencari kawan-kawan baru. (kamu akan jadi seorang yang cinta alam dan senang menjelajah. Sapa orang-orang itu jika bertemu! kamu akan bahagia bersama mereka).
Mungkin hanya itu yang bisa kusampaikan.
ADVERTISEMENT
Untuk diriku yang dahulu,
Aku tahu kamu akan dengan tidak peduli melewatkan banyak waktu berguna dalam hidupmu.
Aku juga tahu kamu akan sibuk sampai tidak mementingkan kebahagiaanmu sendiri.
Aku juga tahu kamu akan jadi orang yang kaku, pemalu, dan emosional.
Jujur aku gemas sekali dengan dirimu yang dulu, masih banyak lagi yang ingin kuralat dan kuharapkan dari dirimu yang dulu.
Tetapi terlepas dari apapun itu,
Aku merasa Lega sekarang, dan yang kuharapkan dulu hingga sekarang untukmu (diriku kecil yang tengah membaca surat ini) adalah untuk bahagia.
Karena sekarang aku bahagia,
persis seperti tujuanmu untuk dirimu sendiri sedari dulu.
Terimakasih :)
- Aku yang sekarang bahagia.
ADVERTISEMENT