Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Menjaga Kelestarian Wayang Kulit
24 Desember 2022 11:12 WIB
Tulisan dari Mufa thohariii tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pada tulisan kali ini saya akan memaparkan eksistensi wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa. Kedatangan Islam di Indonesia khususnya di daerah Jawa, membawa perubahan yang signifikan dalam berbagai macam aspek budaya. Baik dari segi perilaku manusia maupun hasil kebudayaan. Salah satu bidang budaya yang mengalami perubahan signifikan adalah wayang kulit. Budaya jenis ini dikenal luas dan berperan penting dalam kegiatan keagamaan dan sudah terbentuk dan terstruktur dengan baik.
ADVERTISEMENT
Wayang kulit sendiri merupakan produk dari budaya yang telah diproduksi jauh sebelum kedatangan Islam di Indonesia, dan keberadaannya masih terjaga hingga kini. Namun dalam perjalanannya, wayang kulit mengalami perubahan drastis baik bentuk maupun maknanya. Pada awal era Islam di Indonesia, wayang kulit berkembang pesat setelah adanya perubahan antara budaya lama dan budaya baru, yaitu ajaran Hindu dan Islam. Sehingga wayang kulit menjadi karya seni yang bernilai tinggi.
Wayang kulit diciptakan di Indonesia pada masa Islam, berkembang di Jawa Tengah, Jawa Timur, termasuk Madura dan Yogyakarta dan daerah lain yang dipengaruhi oleh Islam. Wayang jenis ini masih bertahan hingga saat ini dan menjadi sumber pemikiran bagaimana menciptakan bentuk-bentuk baru wayang kulit sesuai dengan semangat dan zaman yang ada.
ADVERTISEMENT
Cagar budaya dapat tumbuh dan berkembang jika ada pelaku yang tetap berkarya, ada kelompok masyarakat yang mencintai budaya dan ada pemerintah yang melindungi dan memberi ruang bagi pagelaran budaya tersebut. Wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa juga memerlukan pertumbuhan yang berkesinambungan dari ketiga faktor tersebut dalam masyarakat. Di zaman sekarang, keberadaan wayang seakan memudar. Masyarakat, khususnya generasi muda tampaknya lebih menyukai budaya asing yang mudah masuk ke Indonesia. Pengaruh datangnya budaya asing sebenarnya positif, tapi tentu juga negatif.
Menurut saya, hal ini berdampak negatif terhadap wayang itu sendiri. Hal ini karena wayang yang sebenarnya mengandung nilai-nilai moral semakin tidak disukai. Jujur saja, jika anak muda menonton wayang yang berdurasi sekitar dua jam di YouTube mereka akan bosan. Jika dia sesekali menonton drama asing atau film asing, pemuda itu menontonnya sampai selesai.
ADVERTISEMENT
Fenomena itu salah satu bukti bahwasanya eksistensi wayang semakin hari akan semakin redup. Perlu diadakan terobosan untuk membuat wayang ini tidak menjenuhkan. Sebab anak muda sekarang cenderung akan meninggalkan hal-hal yang membuatnya jenuh, walaupun hal itu memiliki nilai-nilai yang tinggi. Wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa sangat rentan untuk musnah apabila tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk melestarikannya baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat. Wayang kulit sebagai kebudayaan dapat dilestarikan dalam dua bentuk yaitu:
Culture Experience
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara terjun langsung kedalam sebuah pengalaman kultural. contohnya, jika kebudayaan tersebut berbentuk tarian, maka masyarakat dianjurkan untuk belajar dan berlatih dalam menguasai tarian tersebut. Dengan demikian dalam setiap tahunnya selalu dapat dijaga kelestarian budaya kita ini.
ADVERTISEMENT
Culture Knowledge
Merupakan pelestarian budaya yang dilakukan dengan cara membuat suatu pusat informasi mengenai kebudayaan yang dapat di fungsionalisasi ke dalam banyak bentuk. Tujuannya adalah untuk edukasi ataupun untuk kepentingan pengembangan kebudayaan itu sendiri dan potensi kepariwisataan daerah. Dengan demikian para Generasi Muda dapat mengetahui tentang kebudayaannya sendiri.
Pada zaman sekarang, eksistensi wayang kulit sebagai warisan budaya bangsa seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik. Misalnya wayang direkam dan ditayangkan dalam televisi dan bisa disimpan dalam bentuk digital. Sehingga semua masyarakat bisa menonton, menikmati dan mengapresiasi kapan saja. Selain itu wayang juga perlu diceritakan secara tertulis dalam bentuk buku serta dimuat dalam media cetak seperti koran, majalah dan tabloid. Dengan adanya media teknologi modern seperti saat ini, saya yakin bahwa wayang bisa tetap lestari dan dinikmati masyarakat untuk selama-lamanya.
ADVERTISEMENT
Wayang perlu lebih dikembangkan lagi, supaya dapat dimengerti oleh masyarakat di zaman sekarang. Yang membuat wayang ditinggalkan juga adalah karena faktor tidak pahamnya masyarakat tentang wayang itu sendiri. Maka marilah kita bersama-sama menjaga kebudayaan bangsa ini agar tidak punah. Karena pada akhirnya wayang memiliki manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia.