Konten dari Pengguna

Malingering : Pura-Pura Sakit untuk Memperoleh Keuntungan

Mufianti Fahilla
Mahasiswi Prodi Psikologi Universitas Brawijaya
21 Desember 2020 9:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mufianti Fahilla tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Malingering : Pura-Pura Sakit untuk Memperoleh Keuntungan
zoom-in-whitePerbesar
Pernakah anda berada pada kondisi dimana anda memilih berpura-pura sakit untuk menghindari suatu hal, seperti pura-pura sakit sehingga tak berangkat sekolah karena tidak suka dengan situasinya? Atau pernakah anda bertemu dengan orang yang berpura-pura mengatan penyakitnya lebih parah dari hal yang sebenarnya terjadi ? Kondisi seperti ini bukanlah hanya tercadi pada film semata. Pada kehidupan disekitar kitapun sangat sering terjadi. Terkadang ada seseorang yang sengaja melakukan hal tersebut demi meraih keuntungan pribadi. Kondisi ini dalam Psikologi biasa disebut dengan malingering.
ADVERTISEMENT
Menurut American Psychiatric Association malingering adalah perekayasaan atas gejala suatu gangguan fisik maupun gangguan psikologis yang dilatar belakangi oleh motivasi eksternal. Motivasi tersebut dapat berupa simpati orang lain, kelonggaran terhadap suatu hukuman maupun keuntungan yang lainnya. Malingering ini tidak dapat dimasukan kedalam kategori gangguan kejiwaan (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR)).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dreber dan Johanneson (2008) pria lebih sering melakukan pura-pura sakit daripada wanita. Pada hasil penelitian ini sebanyak 3% pria dan 1% peserta survei yang cenderung melakukan pura-pura sakit. Para pria kebanyakan melakukan suatu kebohongan ini dengan tujuan yang menguntungkan dirinya sendiri. Karena kebanyakan kaum pria memiliki kewajiban yang cukup berat seperti bekerja di suatu tempat produksi maupun dibeberapa negara pria diwajibkan melakukan wajib militer, hal itu salah satu latar belakang pria atau seseorang melakukan pura-pura sakit demi meringankan suatu hukuman.
ADVERTISEMENT
Tak hanya ada satu bentuk tindakan malingering, menurut Resnick dan Knoll (2005) Malingering sendiri terbagi menjadi tiga bentuk yaitu: pure malingering atau dimana seseorang memalsukan semuanya, parsial malingering atau seseorang memiliki gejala yang benar terjadi akan tetapi melebih-lebihkan tidak sesuai aslinya, imputasi palsu atau dimana seseorang dengan sengaja meniru suatu gejala tertentu.
Jadi malingering itu masuk gangguan mental tidak sih ? Lantas siapa saja yang dapat melakukan malingering ? Serta faktor apa sih yang melatar belakangi seseorang mengambil keputusan untuk memilih berbohong dan berpura-pura sakit.
Menurut DSM-IV-TR malingering tak dapat dimasukan kedalam kategori gangguan kejiwaan. Malingering inipun bisa dilakukan oleh siapa saja seseorang yang memiliki self-esteem rendah cenderung dapat melakukan ini, tak hanya itu malingering sendiri juga akan mudah dilakukan oleh seseorang yang memiliki gangguan kepribadian anti sosial. Faktor yang melatar belakangi terjadinya malingering dapat berupa Pertahanan ego, adaptasi diri, keterbukaan diri serta lain sebagainya. Setiap faktor tersebut selalu berhubungan dengan motivasi diri yang dimiliki setiap masing-masing individu. Motivasi disini merupakan suatu proses internal pada diri individu yang akan menghasilkan suatu tindakan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari national geographic malingering ini juga bisa saja dilakukan untuk tindakan yang merugiakan beberapa pihak misalnya :
- Berusaha untuk menghindari hukuman dalam suatu kasus tindak kriminal
- Seseorang yang berkeinginan atau pecandu penyalahgunaan obat-obatan terlarang
- Seseorang yang akan melakukan kegiatan wajib militer, bertujuan untuk mendapatkan keringanan tugas
- Ingin mendapat tunjangan pekerjaan
Dapat dilihat dengan jelas hal itu akan merugikan banyak pihak. Banyak instansi yang dirugikan karena ada pegawainya yang melakukan malingering atau pura-pura sakit.
Lantas bagaimana agar kita bisa tau bahwa orang itu melakukan malingering ? kan mereka pasti tak akan berkata jujur ? jadi kita harus bagaimana agar tak sampai tertipu dan dirugikan ?
ADVERTISEMENT
Menurut Dianostic Manual of Mental Disorders seseorang melakukan tindakan malingering biasanya memiliki tanda-tanda seperti :
1. Sangat sulit untuk diajak kerjasama, untuk menutupi kebohongannya orang yang melakukan malingering akan selalu mengelak diagnosa dokter serta sangat mudah sekali tersinggung dengan banyak hal.
2. Seseorang tersebut sedang berada pada kondisi medikolegal. Medikolegal sendiri merupakan ilmu medis yang berkaitan dengan hukum
3. Seseorang yang melakukan malingering akan selalu melebih-lebihkan suatu kondisi. Dia akan mengatakan pada orang lain seolah dia memiliki penyakit yang sangat parah
4. Seseorang dengan gangguan kepribadian anti sosial, dimana dia tidak peduli dengan norma sosial yang berlaku didalam lingkungan setempat
Untuk saat ini masih belum ditemukan pemeriksaan yang pasti mengenai Malingering ini. Hal itu disebabkan oleh seseorang yang melakukan malingering dengan tujuan tertentu sangat sulit untuk bersikap kooperatif.
ADVERTISEMENT
Jadi sejauh ini coba lihat lingkungan sekitar anda apakah anda pernah menemui orang yang melakukan malingering, atau mungkin anda sendiri yang melakukan malingering ? bila benar jangan pernah melakukannya kembali ya karena hal itu sangat merugikan pihak lain. Serta anda bisa saja mendapatkan konsekuensi yang lebih berat saat terungkap telah melakukan tindakan malingering ini.