Humanity Food Truck Siap Meluncur Kembali Di Bulan Ramadhan Ini

Konten dari Pengguna
15 Mei 2018 10:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mufti Ariawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemiskinan menjadi sebuah kata yang tak kunjung hilang pada setiap tahap kehidupan berbangsa kita. Kemiskinan merupakan masalah yang nyata, terlihat, dan mungkin terus bertambah seiring bertambahnya penduduk negeri ini. Menyusuri ragam wilayah di Indonesia, kantung-kantung kemiskinan dapat dengan mudahnya kita temukan pada tepi-tepi jalan.
ADVERTISEMENT
“Siapa saja di antara orang mukmin yang memberi makan mukmin yang lapar, maka Allah ta’ala akan memberinya makan dari buah-buahan Surga.” (HR. Tirmidzi)
Miskin bukan hanya milik penduduk desa atau daerah tepian negeri yang tidur beralas tanah dan beratapkan langit. Sejenak lihat kondisi ibukota negeri ini, ketimpangan sosial benar adanya. Semboyan menyedihkan, "yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin" menjadi perkara nyata di negeri ini. Meski sebagian mereka tinggal di tanah yang sama dengan ibukota, namun kesejahteraan mereka masih jauh dari harapan. Diantaranya masih tidur beratapkan triplek kayu lapuk dan berdinding kardus. Sebagian besar bekerja sebagai pemungut sampah atau buruh harian dengan penghasilan yang tidak mencukupi untuk penghidupan keluarga. Pendapatan yang diperoleh hanya cukup makan seadanya, tak usah tanya tentang gizi dan lezat tidaknya rasa.
ADVERTISEMENT
Inflasi ekonomi semakin menekan kehidupan mereka, setiap bulan harga-harga kebutuhan pokok terus meningkat. Umumnya, harga pangan cenderung mengalami kenaikan sebelum dan selama bulan Ramadan. Fluktuasi harga tersebut berpengaruh pada ketahanan pangan keluarga pada manusia dunia ketiga ini. Data menunjukkan bahwa hanya 62% rumah tangga Indonesia mampu belanja pangan bergizi termurah, hal ini berarti bahwa tanpa kenaikan harga pun, terdapat 4 dari 10 orang tidak mampu membeli pangan bergizi
Menjawab permasalahan mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar hidup, Aksi Cepat Tanggap menginisiasi sebuah program inovatif "Humanity Food Truck". Sebuah modifikasi truk besar menjadi dapur berjalan guna memberikan layanan makan gratis untuk mereka yang membutuhkan. Adapun sasaran program ini adalah para pekerja informal berpenghasilan rendah, masyarakat miskin, musafir, penunggu pasien rumah sakit, dan juga komunitas rawan pangan. Dengan kemampuan mobilitas tinggi, Humanity Food Truck bukan hanya mampu 'menjemput bola' pada wilayah rawan pangan, namun juga dapat menjadi solusi kecepatan pemenuhan makanan bagi korban bencana.
ADVERTISEMENT
Humanity Food Truck memiliki kapasitas produksi minimal 1.000 porsi paket makanan siap santap sekali masak. Standar khusus diciptakan, proses masak dilakukan penuh di dalam food truck dan dikelola oleh juru masak profesional. Sehingga makanan yang dihasilkan bergizi, higienis, halal, dan sesuai citarasa orang Indonesia.Kendaraan besar ini merupakan hasil modifikasi dari Mitsubishi Fuso FM 517HL. Truk memiliki panjang 8 meter, lebar 2.5 meter, dan tinggi 2.7 meter. Selain dapat memroduksi 1.000 porsi makanan, sebanyak 200 liter air minum dapat ditampung untuk melepas dahaga para penerima manfaat. Bukan hanya itu, untuk menjangkau kawasan terisolasi, sebuah motor trail KLX 150cc disematkan pada buritan truk.
Dalam menemani penerima manfaat di bulan Ramadan, ACT mengajak Sahabat Peduli untuk ikut menemani sahur dan berbuka puasa mereka. Selama bulan Ramadan, Humanity Food Truck akan hadir di masjid, lingkungan kumuh miskin, rumah sakit, dan berbagai titik lokasi lain yang disesuaikan dengan kebutuhan para penerima manfaat maupun mitra. Dengan kepedulian kita, asa menikmati Ramadan bagi mereka kian tumbuh seiring kepedulian dan aksi nyata kita bersama.
ADVERTISEMENT
Jangan biarkan aliran kebaikan ini terhenti. Mari terus sisihkan sebagian rezeki kita untuk memenuhi kebutuhan dasar kaum papa dan korban bencana.
Kirim donasi Humanity Food Truck melalui rekening :
BNI/BNI Syariah 66 0000 3303
Bank Mandiri 127 000 7721 234