Agar Anak Senang Belajar, Perlu Lakukan Ini

Mugniar
Seorang ibu yang tinggal di Makassar dan menemukkan passion-nya dalam dunia menulis sebagai blogger dan digital creator. Awalnya tergerak menulis sebagai catatan harian tahun 2001, mulai ngeblog 2006, lalu jatuh cinta hingga sekarang dan nanti.
Konten dari Pengguna
20 September 2022 18:44 WIB
·
waktu baca 7 menit
Tulisan dari Mugniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Agar Anak Senang Belajar, Perlu Lakukan Ini – “Ma, saya jadi tidak suka pelajarannya soalnya gurunya begitu,” ujar putri saya saat masih duduk di bangku SMP. Saya bilang padanya sayang saja sebenarnya kalau hanya gara-gara gurunya tidak asyik maka dia jadi tidak suka pelajaran tertentu.
Perlu menemukan cara agar anak senang belajar - foto dari Canva.
Apa yang dialami putri saya ini sebenarnya terjadi juga pada banyak orang. Seorang kawan pernah menceritakan, dia tak suka pelajaran tertentu karena merasa di-bully oleh guru mata pelajaran tersebut. Akibatnya dia tak mengalami perkembangan berarti terkait mata pelajaran itu.
ADVERTISEMENT
Saya beruntung tidak mengalami hal demikian. Saya suka pelajaran matematika dan bahasa Inggris. Siapapun gurunya, saya tetap suka dengan dua mata pelajaran itu. Walaupun ada di antara guru-gurunya yang bersikap kurang patut, saya tak peduli. Kesukaan saya pada dua mata pelajaran itu tak ada hubungannya dengan siapa guru yang memegangnya.
Rasa senang dalam mempelajari sesuatu penting untuk dieksplorasi agar anak senantiasa termotivasi untuk belajar. Hal ini penting karena jika terpenuhi maka daya dorong dari dalam diri anak bakal membesar dan membuatnya mau dan mampu belajar tanpa perlu disuruh ataupun dipaksa.
Kita sendiri pastinya mengalami kan, untuk mata pelajaran yang disenangi, kita akan termotivasi belajar sendiri bahkan berangan-angan ada sekolah yang hanya mempelajari mata pelajaran itu saja. Apa manfaat mata pelajaran itu ke depannya merupakan urusan nanti, yang penting kesenangan belajar telah mengalahkan mood.
ADVERTISEMENT
Saya kira kita semua pun setuju bahwa ada 3 hal yang berpengaruh dalam proses belajar anak, yaitu: dirinya sendiri (internal), orang tua, dan guru. Daya dorong yang besar dari dalam diri anak hampir tak ada artinya jika orang tua tak mendukung. Apalagi jika guru juga tak mampu menstimulasinya dengan tepat maka anak takkan menuai kemajuan apa-apa. Potensi besar yang dimilikinya bakal tenggelam dengan rasa pesimis dan apatis.
Dukungan orang tua sangat dibutuhkan sebesar apapun daya dorong anak. Foto: Canva.
Banyak fakta di sekitar kita tentang anak-anak bermasalah di sekolah. Mereka umumnya tak mendapatkan perhatian yang layak dari orang tua mereka sendiri. Jika tidak ditangani oleh sekolah dan guru yang tepat maka besar kemungkinan mereka hanya akan dikeluarkan dari sekolah karena setiap hari membuat onar saja kerjanya.
ADVERTISEMENT
Jika menemukan sekolah dan guru yang tepat merupakan sebuah kesulitan maka orang tualah yang harus berupaya keras dalam pendidikan anaknya. Oleh sebab itu sekarang banyak bermunculan komunitas pelaku home schooling yang dijalankan oleh para orang tua yang paham akan dunia pendidikan, tujuan pendidikan dan karakter serta kebutuhan anak mereka.

Agar Anak Senang Belajar

Lalu, apa yang harus dilakukan agar anak senang belajar? Mari kita runut, ya.

1. Memahami kesenangan anak dan kebutuhannya akan pendidikan.

Tidak semua anak cocok dengan pelajaran matematika namun perlu dicari tahu, di antara sekian banyak bidang studi, yang mana yang paling dia senangi? Anak sebaiknya diarahkan untuk mempelajari hal-hal yang disenanginya untuk ke depannya menjadi profesinya. Pasti sangat menyenangkan bekerja di bidang yang disukai karena pekerjaan bisa sekaligus menjadi hobi atau kesenangan, pekerjaan menjadi rutinitas yang tidak pernah membosankan.
ADVERTISEMENT

2. Memahami gaya belajar yang paling cocok dengan anak.

Tentang metode belajar ini sudah banyak yang bahas. Bisa browsing jika ingin tahu lebih detail. Singkatnya, ada beberapa gaya belajar, yaitu: visual, auditori, dan kinestetik. Ada pula yang menambahkannya dengan gaya belajar logika-matematika, verbal, intrapersonal, dan interpersonal. Belajar dengan gaya belajar yang tepat akan memudahkan anak menguasai materi yang dipelajarinya.

3. Memahami tujuan pendidikan dan berupaya menginternalisasinya dalam diri anak.

Sekilas mungkin terlihat sulit, ya kalimat “memahami tujuan pendidikan dan berupaya menginternalisasinya dalam diri anak”. Bisa jadi sulit, bisa juga tidak, tergantung bagaimana orang tua menyadari dan mengupayakannya sejak dini.
Anak bisa diberi penjelasan mengenai tujuannya bersekolah apa. Setelah diajak mengenali pelajaran yang disukainya, anak mungkin butuh les tambahan untuk mengasah kemampuannya atau mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang cocok dengannya. Dua hal ini merupakan contoh saja. Mungkin pembaca memiliki cara lain.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, internalisasi yang terjadi akan merasuk ke dalam diri anak, menjadi bagian dari karakter dan kesehariannya. Belajar menjadi hal yang menyenangkan baginya. Misalnya jika anak menyukai pelajaran bahasa, ajak anak untuk aktif pada perlombaan sekolah. Dukung upayanya dalam mempersiapkan diri semaksimal mungkin lalu biarkan dirinya berproses.

4. Bersedia direpotkan anak dalam proses belajarnya.

Membantu mempersiapkan perlengkapan sekolah sehari-hari atau tugas sekolah atau antar-jemput sudah menjadi bagian dari kesibukan orang tua yang paham. Tentunya, perlu dipertimbangkan di batas mana anak tidak boleh dibantu karena bisa mengganggu proses pendewasaannya alias tidak membuat anak mandiri.
Ketika putri saya mewakili kelasnya dalam lomba bercerita cerita rakyat dalam bahasa Inggris, saya menawarkan diri untuk mencarikan cerita rakyatnya. Saya sebenarnya bersedia menerjemahkannya ke dalam bahasa Inggris tetapi tak saya katakan. Rupanya putri saya tergerak untuk melakukan translasi seorang diri dengan bantuan Google Translate. Saya dan suami kemudian membantu finishing-nya saja, yaitu mengecek grammar dan diksinya.
Pijar Sekolah di Garut

5. Melibatkan teknologi, bersedia belajar, dan menyediakan peralatan sebisanya.

ADVERTISEMENT
Setiap generasi memiliki karakter tersendiri, tak terkecuali generasi Z. Generasi Z juga disebut sebagai iGeneration, generasi net, atau generasi internet. Anak yang lahir dalam rentang tahun 1995-2010 ini mahir dan sangat terbiasa dengan teknologi informasi, termasuk berbagai aplikasi digital. Internet untuk keluarga adalah hal lazim mereka manfaatkan sehari-harinya. Bahkan bagi mereka, mudah sekali masuk ke dalam ekosistem digital, tidak perlu bersusah payah mempelajarinya.
Informasi yang mereka butuhkan untuk kepentingan pendidikan maupun pribadi dapat diakses dengan cepat dan mudah berkat internet untuk keluarga. Maka sayang sekali jika dalam pendidikan mereka sama sekali tak melibatkan teknologi informasi.
Pandemi menimbulkan percepatan anak-anak kita bersentuhan dengan internet dalam dunia pendidikan. Penyediaan internet untuk keluarga merupakan salah satu cara untuk support pendidikan anak masa kini.
ADVERTISEMENT
Tantangannya di masa sekarang, ketika sekolah sepenuhnya kembali ke sistem tatap muka, banyak sekolah kembali 100% offline karena banyak guru yang tak siap melibatkan ekosistem digital dalam proses belajar-mengajar di sekolah.
Adapun guru yang visioner, berani mengambil tantangan ini dan terlibat dengan teknologi, contohnya lebih dari 25 sekolah di Indonesia, termasuk di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) dengan total ribuan siswa telah mengimplementasikan Pijar Sekolah.

Pijar Sekolah Menyinari Indonesia

Pijar Sekolah merupakan bagian dari Pijar, yakni platform Indonesia belajar yang memberikan solusi dalam dunia pendidikan dengan pemanfaatan teknologi digital. Dalam Pijar Sekolah tersedia ribuan konten digital mulai dari buku digital interaktif, video pembelajaran sampai dengan laboratorium maya.
Layanan ini dari platform Pijar terdiri atas Pijar Sekolah dan Pijar Belajar untuk siswa usia sekolah dasar-menengah, Pijar Kampus untuk mahasiswa perguruan tinggi, Pijar Mahir untuk usia pra kerja, dan Pijar Corpu untuk profesional. Telkom Group menyediakan layanan ini untuk mengakselerasi digitalisasi masyarakat Indonesia sebagai pelengkap infrastruktur digital yang ada.
ADVERTISEMENT
Layanan ini membentuk suatu ekosistem digital yang bermula dari IndiHome – penyedia internet untuk keluarga. Dengan Pijar Sekolah, masyarakat di daerah 3T memiliki harapan dalam mengecap pendidikan sebagaimana sekolah yang berada di wilayah urban.
Sebuah testimoni diberikan oleh Bapak Hafiz, Guru SMA 1 Kelumpang Hilir Kalimantan Selatan di website Pijar. Beliau mengatakan bahwa penjadwalan ujian sekolah menjadi sangat sistematis menggunakan aplikasi admin ujian Pijar. Selain itu, para siswa yang telah belajar dan mengikuti ujian dengan serius dan jujur merasa sangat nyaman menggunakan PIJAR.
Pijar Sekolah di Gunungkidul.
Tak hanya sampai di aplikasi. Pembentukan ekosistem digital juga menyangkut penyelenggaraan Olimpiade Siswa Cerdas untuk siswa SMP dan SMA atau yang sederajat. Belum lama ini sekira 400 sekolah di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta bersaing dalam final Olimpiade Siswa Cerdas Pijar Sekolah.
ADVERTISEMENT
Olimpiade untuk siswa SMA/SMK/MA kelas X dan XI ini berlangsung semarak meskipun hanya melalui Zoom Meeting pada bulan Maret lalu. OSC Pijar Sekolah berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia, sementara olimpiade tingkat nasional berlangsung September ini. Hadiahnya menggiurkan: laptop dan uang tunai senilai 25 juta rupiah untuk juara 1, tablet dan uang tunai 20 juta rupiah untuk juara 2, dan smartphone beserta uang tunai 15 juta rupiah untuk juara 3.
Ayah-bunda memiliki buah hati yang duduk di bangku SMP dan SMA? Kembangkan dukungan berupa internet untuk keluarga menjadi dukungan bagi ananda melangkah kepada ekosistem digital yang akan bermanfaat bagi perkembangannya untuk mengikuti OSC Pijar Sekolah 2023, yuk!