Sebuah Catatan Usai Bencana Hidrometeorologi Itu

Mugniar
Seorang ibu yang tinggal di Makassar dan menemukkan passion-nya dalam dunia menulis sebagai blogger dan digital creator. Awalnya tergerak menulis sebagai catatan harian tahun 2001, mulai ngeblog 2006, lalu jatuh cinta hingga sekarang dan nanti.
Konten dari Pengguna
10 Maret 2023 15:56 WIB
Tulisan dari Mugniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sebuah Catatan Usai Banjir Hidrometeorologi di Makassar (terjadi Feb 2023). Foto: dok. pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah Catatan Usai Banjir Hidrometeorologi di Makassar (terjadi Feb 2023). Foto: dok. pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pekan kedua Februari 2023, pemerintah provinsi mengeluarkan keputusan agar semua anak sekolah di Makassar melakukan pembelajaran daring dikarenakan hujan deras yang melanda sejak sebelum subuh tanggal 13 berakibat banjir. Sebanyak 12 dari 15 kecamatan di Kota Makassar terendam banjir hidrometeorologi tak terkecuali rumah kami.
ADVERTISEMENT
Pagi itu, ketika anak kedua sudah hampir tiba di sekolahnya, ada instruksi untuk meliburkan sekolah. Putri saya balik kanan, pulang ke rumah. Sementara putra bungsu saya sedang bersiap-siap, di grup kelas ada pemberitahuan dari wali kelasnya agar siswa-siswi yang belum bergerak ke sekolah sebaiknya tidak usah datang. Ibu wali kelas sendiri sudah kebanjiran rumahnya.
Pagi itu, hujan deras berlangsung selama berjam-jam. Ini kejadian luar biasa karena jarang sekali hujan dengan intensitas sebesar itu berlangsung selama berjam-jam. Jelang pukul 9, sekujur tubuh saya menegang. Air dari luar menerjang masuk, sudah tak terbendungkan lagi. Makin lama makin banyak dan makin tinggi hingga akhirnya mencapai tinggi setengah betis orang dewasa. Selama lebih dari 30 tahun saya tinggal di wilayah ini, baru kali ini terjadi banjir setinggi ini!
ADVERTISEMENT
Banyak benda yang tak sempat diselamatkan. Hampir semua pakaian di bagian bawah lemari kami terendam banjir. Begitu pun koleksi buku yang berjumlah ratusan, hanya sedikit yang selamat. Album-album foto tua sempat diselamatkan namun sudah ada yang terendam sebagian.
Ilustrasi lapangan sepak bola terendam banjir. Foto: ANTARA FOTO/Suwandy
Apa boleh buat, harus siap menerima keadaan. Sebagian besar warga kota bernasib sama dengan saya. Banyak yang baru kali ini mengalami banjir selama hidupnya di Makassar. Wali kota Mohammad Ramdhan Pomanto (Pak Danny) dengan sigap menginstruksikan stafnya untuk untuk menyiagakan upaya evakuasi warga.
Dinas Pekerjaan Umum diminta segera bertindak. Satgas drainase diminta Pak Wali untuk mengecek kondisi saluran air, termasuk menurunkan alat berat jika diperlukan. Disebutkan di dalam berita-berita online bahwa sebenarnya Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pompengan Jeneberang (PJ) sudah melakukan pengerukan sungai di Makassar namun ada hambatan sehingga di tahun 2023 ini akan diseriusi pengerukan tiga sungai dan satu kanal.
ADVERTISEMENT
Dalam kondisi seperti ini rasanya pengin cari tahu apakah ada yang jual excavator bekas. Pengin beli supaya bisa ikut membantu pemerintah dalam urusan drainase. Kayaknya belum ada ya dermawan yang menyediakan alat bekas secara cuma-cuma yang bisa digunakan untuk kepentingan masyarakat hehe... Mimpi dulu kali, ya.
Soalnya harga excavator itu bukan seperti harga skincare kita ya, Cyin. Kita mah hanya remahan roti. Harga jual alat berat bekas saja seperti ekskavator itu bisa mencapai ratusan jeti! Lagi pula berurusan dengan alat berat itu tydac main-main. Peralatannya besar, tentu saja bisnisnya pun kategori besar pula, ada nih yang tahu tentang Scanina bilang begitu. Putar haluan dulu.
Pihak pemerintah kotamadya melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) sebenarnya sudah berupaya sebaik-baiknya dalam mengurai masalah drainase kota ini. Misalnya saja pada bulan November 2022, satgas anti genangan dari PU telah melakukan pengerukan. Peralatan untuk mengatasi sumbatan juga disiapkan, berikut armada pengangkut hasil galian sedimen.
ADVERTISEMENT
Sebagai anggota masyarakat yang baik, mari introspeksi diri saja dulu, Ambil peran yang realistis. Apakah sudah cukup baik kita melakukan hal-hal berikut ini atau tidak (imbauan yang ditujukan buat diri saya pribadi juga ini).

1. Buang Sampah pada Tempatnya

Buanglah sampah pada tempatnya
Di Makassar masih ada saja orang yang membuang sampah di jalanan atau di got. Paling keki kalau lihat dari dalam mobil bagus ada tangan terulur ke luar jendela dan membuang sampahnya di jalanan. Yuk bisa yuk, buang sampah di tempatnya. Jangan gaya saja yang dibagusin tapi kelakuan tidak.

2. Sebisa Mungkin Lakukan Pemilahan Sampah

Ya, meskipun pemerintah Kota Makassar belum serius terkait pemilahan sampah karena petugas sampah yang datang pasti mencampur semua jenis sampah, setidaknya kita biasakan diri saja dulu untuk memilah sampah.
ADVERTISEMENT
Sampah organik disatukan dengan sesama sampah organik, jangan digabungkan dengan sampah kertas apalagi plastik. Kalau sudah terbiasa memilah sampah organik dan non organik, setidaknya ketika pemilahan itu diterapkan oleh pemerintah pada prosedur pengangkutan sampah dan TPA, sudah lebih mudah bagi kita melaksanakannya. Dijadikan kebiasaan saja dulu, toh tak merugikan siapa-siapa.

3. Gunakan Jasa Bank Sampah Terdekat

Sampah yang ditabung bisa jadi sumber pemasukan juga, lho. Hubungi bank sampah terdekat untuk tahu caranya. Atau hubungi Mall Sampah (silakan cari nomor kontaknya di websitenya) untuk mengetahui bagaimana caranya supaya mereka bisa mengambil sampah kita dan menukarnya dengan uang.

4. Sebisa Mungkin Mengurangi Sampah Plastik

Sebisa mungkin mengurangi sampah plastik, minimal dengan cara membawa tas belanja sendiri ketika berbelanja di minimarket. Kantong kresek bekas kemasan belanjaan bakal menumpuk jadi sampah plastik.
ADVERTISEMENT

5. Membuat Lubang Biopori

Jujur saja, biopori masih jadi wishlist kami. Sudah sempat membuat satu lubang tetapi belum terselesaikan dengan baik, sebenarnya sudah cukup membantu mengatasi banjir di rumah kami. Sayangnya, kejadian bulan lalu itu curah hujan sangat-sangat besar sehingga satu lobang biopori saja tidak sanggup menahan banjir.
Bagi yang masih awam dengan istilah ini, saya kasih tahu ya… biopori adalah lubang resapan silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata, salah satu peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (Wikipedia).
ADVERTISEMENT
Harapan saya sih, pemerintah Kota Makassar juga mempergunakan biopori sebagai salah satu cara mengatasi banjir. Kalau boleh usul, coba studi banding dulu karena sebenarnya sudah banyak yang menerapkannya di Indonesia, seperti BUMN, perusahaan swasta, stasiun televisi, biro surat kabar, hingga pemerintah daerah.
Andai pemerintah kota mendorong semua kelurahan hingga RW dan RT menerapkan sistem biopori, mungkin bisa lebih membantu mengatasi banjir. Maafkan kesoktahuan saya, ini hanya catatan dari seorang mamak yang mengharapkan yang terbaik bagi kota kecintaannya.
Setelah kejadian banjir hidrometeorologi bulan lalu, semua pihak saya kira sudah memikirkan langkah jitu penanganannya. Semoga saja tidak terjadi lagi tetapi kalau pun misalnya Allah berkehendak terjadi lagi banjir hidrometeorologi, kota ini sudah lebih siap dan harapannya tak berdampak signifikan.
ADVERTISEMENT
Makassar, 10 Maret 2023

Keterangan:

Beberapa hal mengenai penanganan banjir di Makassar diambil dari:
Tentang Mall Sampah dan Biopori: