Konten dari Pengguna

Nasib Tukang Becak Berpenghasilan Minim Hidupi Keluarganya

Muh Al Azhar Gobel
Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4 Desember 2023 18:49 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muh Al Azhar Gobel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mbah Poni (71) seorang tukang becak saat ditemui di pangkalannya di Jl.Malioboro, Yogyakarta, Senin (27/11/2023)
Nasib tukang becak bernama Mbah Poni (71), warga dusun Nogosari, Desa Selopamioro, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogakarta, harus menghidupi keluarganya dengan penghasilan hanya Rp30.000 - Rp40.000 sehari.
ADVERTISEMENT
"Saya seorang tukang becak yang setiap hari mangkal di jalan Malioboro, Yogyakarta. Jika boleh jujur, dengan penghasilan segitu jauh dari kata cukup untuk menghidupi keluarga saya, apalagi dua anak saya itu masih sekolah. Tapi mau bagaimana lagi, ini adalah takdir saya dan saya sudah berusaha semaksimal mungkin," ujar Mbah Poni saat diwawancarai mahasiswa UMY di jalan Malioboro, Senin (27/11/2023).
Mbah Poni, salah satu tukang becak di jalan Malioboro sedang diwawancara mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY
Mbah Poni juga mengaku, ia sering kali pulang tanpa membawa uang. Padahal sudah seharian ia mencari penumpang di sekitar jalan Malioboro. Ia juga mengeluhkan setelah kehadiran ojek online, para penumpang sudah tidak lagi menggunakan jasa tukang becak.
"Dulu sangat mudah mendapatkan penumpang, bahkan banyak yang langganan juga sama saya, tapi kalau sekarang penumpang lebih memilih ojol, jadi sangat susah mencari pelanggan, bahkan saya sering pulang dengan kondisi tidak memegang uang sepeser pun," kata dia.
ADVERTISEMENT
Bahkan lebih miris lagi Mbah Poni tidak pernah makan selama ia mangkal seharian. Apalagi Mbah Poni sudah berusia 71 tahun yang seharusnya sudah waktunya ia memperbanyak waktu istirahat demi menjaga kesehatannya. Terlihat wajah pucat serta badan yang gemetar menandakan Mbah Poni sedang sakit, namun ia membantah hal itu, ia mengatakan ia tidak boleh sakit dan harus selalu sehat, kalau ia sakit nanti keluarganya tidak makan.
Sementara itu Mbah Poni juga mengatakan ia sudah 12 kali pindah kontrakan, 11 diantaranya karena ia tidak bisa lagi membayar biaya kontrakan. Hingga akhirnya muncul sosok orang yang dengan ikhlas hati menawarkan rumah kepada Mbah Poni yang merupakan menjadi tempat tinggal Mbah Poni sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
"Saya sudah kurang lebih 12 kali pindah kontrakan, 11 diantaranya saya diusir karena tidak bisa membayar uang tunggakan kontrakan saya. Tapi saya sangat bersyukur karena ada orang yang rela hati menyumbangkan rumahnya untuk saya, itu sudah lebih dari cukup buat saya apalagi saya juga harus berhemat karena biaya sekolah anak saya juga", kata Mbah Poni.
Begitulah nasib tukang becak di era sekarang, penghasilannya jauh dari kata cukup untuk membiayai sekolah kedua anaknya sehingga membuat Mbah Poni dan Istrinya terpaksa meminjam uang kepada tetangga ataupun kerabat mereka.
Mbah Poni juga mengatakan ia juga bersyukur karena kedua anaknya mengerti dengan kondisi orang tuanya. Selain bersekolah, anak-anak Mbah Poni juga bekerja untuk mencari uang tambahan untuk biaya sekolah.
ADVERTISEMENT