Konten dari Pengguna

Pentingkah Pendidikan Seks itu?

2 Oktober 2017 13:27 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muh.Wahyuddin S. Adam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pentingkah Pendidikan Seks itu?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketika mendengar judul diatas mungkin kita berfikir kalimat diatas sangat kontroversial. Tapi sebenarnya itu tergantung bagaimana cari kita memaknainya dan memahami konteksnya. Kalau kita melihat dari sudut pandang yang negatif maka istilah pendidikan seks itu memang kontroversial. Tapi yang saya maksud disinilah pendidikan seks yang diberikan kepada kaum muda dalam sebuah lembaga pendidikan. Dalam semua pendidikan nilai, tidak ada topik yang menimbulkan banyak perdebatan seperti pendidikan seks. Dibawah tajuk tersebut muncullah subjek moralitas seks pranikah, kontrasepsi, klinik berbasis sekolah, aborsi, homoseksualitas, dan AIDS yang sensitif.
ADVERTISEMENT
Namun di tengah-tengah pertikaian yang sering terjadi atas permasalahan ini, ada satu konsensus, yaitu perilaku seksual ditentukan oleh nilai, bukan pengetahuan belaka. Akibatnya, pendidikan seks harus mendidik orang muda tentang dimensi moral tindakan kelas. Tantangan yang ada di hadapan sekolah sekarang adalah membantu para anak muda dalam mengambil keputusan untuk tidak terlibat secara seksual dengan segala cara yang mungkin dilakukan. Untungnya, sejumlah besar merasa lega karena diberi alasan yang masuk akal berada jauh-jauh dari keterlibatan seksual dan telah diberi strategi untuk menjauhkannya, meskipun mereka sudah aktif secara seksual.
Komponen program San Marcos yang secara eksplisit fokus kepada seksualitas menggunakan kurikulum pro-tantangan populer dan dikenal dengan nama Teen-Aid. Kursus Teen-Aid berjudul sexuality, commitment, and family memberikan pesan-pesan berikut ini kepada orang muda:
ADVERTISEMENT
1. Satu-satunya hubungan seks yang aman dan nyata adalah hubungan seks hanya dengan pasangan anda yang hanya berhubungan seks dengan anda setelah menikah.
2. Pantangan memberikan kebebasan dari perasaan bersalah, ragu, dan khawatir, penyakit menular seksual, kehamilan, trauma aborsi, kehilangan reputasi atau nama baik, dan tekanan untuk menikah dini.
3. Pantangan memberikan kebebasan untuk menjadi lebih kreatif di dalam berbagi perasaan, mengembangkan keahlian dan kecakapan, mengembangkan apresiasi diri yang sehat, mencapai stabilitas finansial sebelum berkeluarga, dan mengembangkan kepercayaan yang lebih besar dalam pernikahan.
4. Setelah aktif secara seksual, para peserta mungkin memperoleh kembali keuntungan pantangan. Memutuskan untuk mengubah, memaafkan diri sendiri dan orang lain , mengubah kebiasaan lama, dan mengembangkan cara-cara untuk berbagi yang tidak mengikutsertakan kebiasaan seksual.
ADVERTISEMENT
Sekarang kita bisa menyimpulkan bahwa pendidikan seks itu penting untuk membantu kaum muda mengembangkan kepercayaan diri menghadapi pantangan dalam melakukan hubungan seks.