Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Navigasi Ketenagakerjaan Indonesia di Tengah Peningkatan Tingkat Pergantian
24 Februari 2024 18:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Muhamad Ali tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar kerja Indonesia mengalami lonjakan turnover rate sebesar 15,8% pada tahun 2020 dan menunjukkan kecenderungan kenaikan yang konsisten. Dampak pasca pandemi telah memperparah situasi ini, dengan karyawan menghadapi kekurangan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan serta keinginan untuk bekerja dari mana saja atau dengan pola kerja hybrid.
ADVERTISEMENT
Situasi ini menyoroti pentingnya kepuasan karyawan. Sementara tenaga kerja mengutamakan keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan yang lebih baik serta kesejahteraan, perusahaan yang terfokus hanya pada gaji atau profit perusahaan berisiko kehilangan pandangan terhadap kebutuhan karyawan.
Agen rekrutmen seperti Talentvis Indonesia memberikan wawasan berharga dalam mengatasi tantangan ini. Menurut Mungky Medisa Kusparamita, Associate Director di Talentvis Indonesia, tren yang diamati dalam tingkat turnover berhubungan dengan berbagai faktor, termasuk dampak pemutusan hubungan kerja akibat pandemi dan daya tarik keseimbangan kehidupan kerja di pasar kerja saat ini.
Pada akhirnya, menekankan peningkatan keterampilan dengan menawarkan upskilling untuk karyawan dan memberikan jalan untuk pertumbuhan pribadi dan profesional sangat penting untuk memberdayakan para profesional dalam mencapai kemajuan karier dan pemenuhan diri.
ADVERTISEMENT
Mungky Medisa, yang secara dekat melihat efeknya melalui pengembangan Talentvis Academy untuk menawarkan kursus dan peningkatan keterampilan bagi karyawan Indonesia, mengkonfirmasi hal tersebut.
Ketika Indonesia menavigasi tantangan ketenagakerjaan yang kompleks ini, solusinya terletak pada menyesuaikan kembali strategi organisasi dengan permintaan karyawan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih adaptif dan memenuhi kebutuhan mereka.
Dengan membina lingkungan yang mendukung dan memberdayakan karyawan melalui program pengembangan, organisasi dapat secara proaktif mengatasi tantangan retensi sambil mengarahkan narasi menuju kemajuan karyawan.
Ini termasuk investasi dalam pengembangan karyawan, membina work-life balance, dan mengatasi kekhawatiran seputar peluang pertumbuhan dan manfaat non-moneter untuk mempertahankan dan merawat bakat terbaik.
Mungky Medisa dengan tepat mengakhiri diskusi dengan menyatakan apa yang seharusnya diingat oleh semua karyawan pada masa kini: “Kita mungkin tidak akan mendapatkan pekerjaan yang sempurna atau gelar yang sempurna dalam hidup kita, tetapi satu hal yang perlu kita pastikan adalah menjadikan pekerjaan kita sempurna dengan usaha kita sendiri.”
ADVERTISEMENT