Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Aku dan Banda Neira
16 Desember 2022 13:51 WIB
Tulisan dari Muhamad Fadlulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Banda Neira atau Banda Naira, salahsatu pulau di Kepulauan Banda dan merupakan pusat administratif Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku Indonesia. Secara administratif, Banda Neira terbagi dalam 12 desa, yakni Dwiwarna, Kampung Baru, Merdeka, Nusantara, Rajawali, Tanah Rata, Lonthoir, Walang, Katoro, Kumber, Selamon, Dender, Waer dan Pulau Hatta.
ADVERTISEMENT
Ketertarikan pada Banda Naira tumbuh sejak 4 tahun lalu saat aku duduk di bangku sekolah menengah ke atas, ketika aku masih sering mendaki gunung di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Waktu saat ketika aku sedang membuat skedul ingin pergi ke berbagai tempat, Banda Neira adalah yang paling menarik yang ada dalam kepala dan berkunjung kesana adalah salah satu yang menjadi tujuan utama.
Banyak sekali Sejarah yang di tinggalkan pulau Banda Neira dan itulah yang paling membuat Hasratku membabi buta dan ingin segera berkunjung kesana. Beberapa tempat bersejarah di Banda Neira yang bisa dikunjungi diantaranya adalah Benteng Belgica, Benteng Nassau, Istana Mini Neira, Rumah Budaya Neira, Rumah Pengasingan Bung Hatta, Lava Flow.
ADVERTISEMENT
Dahulu, Pulau Banda Neira pernah menjadi pusat perdagangan pala dan fuli (bunga pala) Dunia, karena Kepulauan Banda merupakan satu-satunya sumber rempah-rempah yang bernilai tinggi hingga pertengahan Abad ke-19. Hingga anggota VOC yang membantai penduduk banda untuk mendapatkan palanya pada tahun 1621 dan membawa yang tersisa ke Batavia (Jakarta) untuk dijadikan budak.
Pulau Banda Juga dikenal sebagai tempat pembuangan tahanan politik pada masa Kolonial Hindia Belanda. Beberapa tokoh perjuangan Nasional yang pernah merasakan tinggal di pulau ini di antaranya Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Cipto Mangunkusumo. Pada 2016, rumah tempat Sutan Syahrir dan Mohammad Hatta telah dijadikan museum sedangkan rumah Cipto Mangunkusumo masih dibiarkan kosong.
Selain itu, aku sebagai pegiat alam tentu ingin mengunjungi Banda Neira karena keindahan alamnya dan mungkin sebagian pegiat alam lain yang sudah sampai ke Banda. Karena, keindahan Pulau Banda Neira tidak perlu di ragukan lagi. Sebagai surga di timur Indonesia, Banda Neira memiliki pemandangan alam eksotis dan masih terjaga hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Seperti yang aku sudah paparkan sebelumnya bahwa ada beberapa tempat bersejarah yang bisa dikunjungi jika kita ke Banda Neira dan salah satu tempat bersejarah yang ingin sekali aku kunjungi adalah Benteng Belgica, situs sejarah yang masih terjaga hingga saat ini dan Benteng Belgica yang menjadi Ikon Banda Neira.
Portugis merupakan bangsa pertama yang mendirikan benteng di lahan itu pada abad ke-16, kemudian Belanda datang ke Maluku dan merebut benteng itu. benteng buatan portugis itu sempat runtuh, belanda membangunnya kembali sekaligus menambah benteng tambahan atas perintah Pieter Both, Gubernur Jendral pertama Hindia Belanda.
Tentu saja sebagai manusia yang suka mendaki gunung, Aku suka sekali mencari gunung yang jarang orang ketahui dan bisa dibilang jarang sekali ada yang mengunjungi. Ketertarikanku yang paling besar ketika aku ingin berkunjung ke Pulau Banda Neira adalah Gunung Api Banda.
ADVERTISEMENT
Gunung Api Banda yang sudah aku sebutkan tadi sebagai salah satu destinasi ketika kita berkunjung ke Pulau Banda Neira. Gunung yang bisa didaki ketika kita berkunjung ke Pulau Banda tidak lain adalah Gunung Api Banda. Gunung Api Banda dapat dikunjungi dengan menaiki perahu selama 5 menit dari pelabuhan Banda Neira. Gunung ini sudah mengalami erupsi sebanyak 24 kali sejak pertama kalinya pada tahun 1586 dan masih aktif hingga saat ini.
Bayangan pengetahuan tentang Pulau Banda Neira aku dapat dari kakak, seseorang yang pernah aku benci karena ia sudah berkunjung duluan ke Pulau Banda Neira. Dan dengan bangga dia mengirimkanku foto sedang berada di Benteng Belgica dan membuat Video di puncak Gunung Api Banda seraya mengejek aku dari sana.
ADVERTISEMENT
Banda Neira, tunggu aku menginjakkan kakiku ke sana dan aku kenalkan kau pada diriku yang sudah beberapa kali gagal mengunjungimu. Dan mungkin, aku akan menetap di sana sebagai Warga Kepulauan Banda yang berprofesi sebagai Nelayan yang terbawa arus laut dan menetap selamanya sebagai seseorang yang tersesat di suatu tempat yang membahagiakan.