Warung Cinta

Muhamad Fadlulloh
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
22 Desember 2022 18:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Fadlulloh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber : Dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : Dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Sebuah wadah untuk membicarakan segala hal yang ada di dunia ini dan sebuah tempat yang paling nyaman untuk orang orang mengekspresikan dirinya. Tempat dengan segala keindahan dan problematika kehidupan, sebuah tempat untuk mengistirahatkan jiwa jiwa manusia yang terlalu banyak bergelut dengan dunia dan segala isinya, dan tempat untuk orang orang merayakan kemenangan atau bahkan kekalahan.
ADVERTISEMENT
Warung Cinta, nama itu yang paling pertama aku pikirkan ketika aku mulai duduk di sebuah bangku yang di sediakan oleh pemilik warung itu, pemilik warung yang berjiwa sosial sangat besar. Pemilik warung itu tidak hanya menyediakan makanan dan minuman tetapi juga menyediakan telinga untuk orang orang menceritakan bahagianya ataupun kesedihannya.
Terkadang warung itu terlihat seperti sangat hidup, tetapi juga kadang terlihat sangat redup. Namanya juga warung cinta, apapun bisa terjadi dan mungkin kebanyakan isinya adalah bahagia, walaupun terkadang kesedihan juga menghampiri warung itu. Tetapi, ketika manusia datang dengan membawa kesedihan, kesedihan itu seakan-akan hilang dengan sendirinya. Mungkin karena kekuatan cinta dan kebahagiaan lebih dominan daripada kesedihan, dan seakan-akan kesedihan itu tidak ada.
ADVERTISEMENT
Tetapi, akhir-akhir ini aku jarang sekali singgah di warung itu karena kesibukanku mencari diri sendiri. Apa mungkin itu hanya akal-akalanku saja untuk menghindari pertanyaan sedang ada masalah apa dengan cinta, atau memang aku saja yang terlalu melihat warung itu di penuhi oleh cinta dan aku berpikir untuk tidak membawa goresan untuk mencoreng nama baik warung itu.
Warung itu terlihat sangat suci, sehingga aku berpikir untuk menghindarinya sebentar agar tidak mengotori kesuciannya, bertarung melawan diri sendiri dan ingin segera memenangkannya agar lekas aku kembali ke warung itu lagi dan merayakan kemenanganku yang sedang melawan diri sendiri. Warung cinta adalah rumahku, dan aku berpikir unuk harus segera kembali ke sana.
Warung itu lebih banyak di singgahi oleh orang orang yang senang mempertanyakan suatu hal yang perlu adanya perdebatan, jika tidak ada perdebatan di dalam pertanyaan itu orang orang akan sibuk berbicara dengan dirinya sendiri dan memilih untuk merebahkan badan dan mencari jawabannya di kepala masing-masing, bahkan pertanyaan itu akan terbawa sampai perjalanan pulang kerumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Tetapi, kebanyakan dari pertanyaan itu akan terjawab oleh perdebatan atau mendiskusikannya bersama-sama. Terkadang pemilik warung menjadi penengah ketika perdebatan itu sudah mulai panas dan tidak menemukan titik terangnya, dan entah mengapa orang orang yang sedang berdebat dan seketika mendengar pemilik warung sudah memberi tanda untuk tidak melanjutkan perdebatan, mereka semua mengerti dan mencari topik lain.
Dari peringatan yang di berikan oleh pemilik warung tadi, tidak ada yang mempermasalahkan dan malah menertawakannya. Maksud dari menertawakan adalah tidak membawanya ke hati atau bisa dibilang tidak baper (bawa perasaan). Karena mereka yang sering singgah diwarung itu paham betul dengan si pemilik warung cinta itu.
Ketika warung itu tutup dan menyudahi semua pembicaraan yang sudah terjadi, masing-masing dari mereka akan membawa sesuatu untuk perjalanan pulang, seperti pertanyaan yang belum terjawab ataupun rasa sesal karena tidak dapat mengungkapkan pendapat ketika sedang terjadi perdebatan, dan besoknya ketika kembali berkumpul, masing-masing dari mereka sudah menemukan jawaban yang kemarin terbayang di perjalanan pulang.
ADVERTISEMENT
Warung itu sangat unik, siapapun yang pernah singgah pasti akan kembali sekali atau duakali sekadar untuk me adakah dari dirinya yang tertinggal di warung itu. karena ketika singgah di warung itu, seseorang akan menemukan diri sendiri atau bahkan meninggalkan diri sendiri dan siapapun itu, ketika singgah di warung cinta akan sadar bahwasannya dirinya adalah manusia.
Warung cinta, aku seakan-akan dituntun cinta untuk menyinggahi warung cinta, warung dengan segala kebahagiaan dan problematikanya, warung yang di penuhi oleh orang-orang yang misterius, warung yang pemiliknya adalah seseorang yang sangat mengerti keadaan. Warung cinta, aku kembali dengan cinta yang memenuhi setiap sudut yang ada didalam diriku.