Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten dari Pengguna
Kritik Tajam John Lennon Terhadap Kaum Kapitalis Melalui Lagu Working Class Hero
14 Februari 2025 13:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Muhamad Ferdiansah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![https://www.istockphoto.com/id/vektor/ilustrasi-antik-pria-bekerja-dengan-mesin-besar-untuk-menggali-terowongan-kereta-gm1722753392-540972343?searchscope=image%2Cfilm](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01jkz3xjncf5ege73035cf2gdc.jpg)
ADVERTISEMENT
Lagu Working Class Hero karya John Lennon merupakan salah satu karya seni yang menonjolkan kritik sosial terhadap ketimpangan kelas dalam kaum kapitalis. Sebagai sebuah karya seni, lagu ini merepresentasikan sebuah pengalaman, kesadaran, dan perjuangan kelas pekerja dalam menghadapi struktur sosial dan ekonomi yang menindas. Kritik yang terkandung dalam lirik-lirik lagu ini dapat dianalisis lebih mendalam menggunakan teori perjuangan kelas dan kapitalisme yang dikemukakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels.
ADVERTISEMENT
Teori perjuangan kelas dan kapitalisme yang dikemukakan oleh Karl Marx dan Friedrich Engels berakar pada gagasan bahwa sejarah masyarakat manusia pada dasarnya adalah sejarah konflik antara kelas-kelas sosial yang saling bertentangan. Dalam pemikiran mereka, kapitalisme adalah tahap perkembangan ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas alat-alat produksi dan eksploitasi tenaga kerja oleh kaum pemilik modal (borjuasi) terhadap kaum pekerja (proletariat).
Marx dan Engels berpendapat bahwa dalam sistem kapitalis, kaum borjuasi menguasai alat-alat produksi seperti pabrik, tanah, dan modal, sementara kaum proletariat hanya memiliki tenaga kerja mereka sendiri untuk dijual demi bertahan hidup. Hubungan antara kedua kelas ini bersifat eksploitatif karena kaum borjuasi mengambil keuntungan dari tenaga kerja proletariat dengan membayar upah yang lebih rendah dibandingkan nilai barang yang dihasilkan. Selisih nilai antara upah yang diberikan dan nilai produksi disebut sebagai “nilai lebih” (surplus value), yang menjadi sumber utama akumulasi kekayaan bagi kelas pemilik modal.
ADVERTISEMENT
Adapun dalam lirik-lirik lagu Working Class Hero, Lennon menggambarkan pengalaman kelas pekerja sebagai sesuatu yang menyakitkan dan penuh dengan tekanan psikologis. Lirik seperti, "They hurt you at home and they hit you at school" mencerminkan bagaimana sistem kapitalis tidak hanya menindas melalui eksploitasi ekonomi, tetapi juga melalui sistem budaya dan institusi, termasuk pendidikan dan keluarga. Institusi-institusi ini, menurut Karl Marx, merupakan bagian dari superstruktur yang mendukung keberlangsungan kapitalisme. Pendidikan, misalnya, bukan sekadar alat pembelajaran, tetapi juga mekanisme untuk membentuk individu yang patuh terhadap nilai-nilai kapitalis. Dalam lagu ini, Lennon secara eksplisit menunjukkan bagaimana individu-individu dari kelas pekerja diarahkan untuk menerima dan menormalkan ketundukan mereka kepada sistem tersebut.
Lagu ini juga menyoroti bagaimana alienasi menjadi bagian dari pengalaman kelas pekerja. Karl Marx mendefinisikan alienasi sebagai kondisi di mana pekerja terpisah dari hasil kerja mereka, dari proses kerja itu sendiri, dari sesama manusia, dan bahkan dari diri mereka sendiri. Lirik seperti "You're still fucking peasants as far as I can see," menunjukkan betapa para pekerja tetap merasa terjebak dalam kondisi kelas sosial yang tidak berubah meskipun mereka hidup dalam dunia yang mengklaim modernitas dan kemajuan. Alienasi ini tidak hanya terjadi di tempat kerja, tetapi juga mencakup keseluruhan kehidupan individu, menciptakan rasa putus asa dan ketidakberdayaan yang mendalam.
ADVERTISEMENT
Lennon juga mencatat bagaimana kelas pekerja diberi ilusi kebebasan melalui janji janji palsu dari sistem kapitalis. Lirik "A working-class hero is something to be" mengandung ironi yang mendalam. Frasa ini menyoroti kontradiksi kapitalisme, di mana individu dari kelas pekerja dimotivasi untuk menjadi “pahlawan” dengan bekerja keras, sementara kenyataannya sistem tersebut tidak memberikan jalan yang adil untuk mobilitas sosial. Dalam pandangan Karl Marx, janji seperti ini adalah bentuk false consciousness atau kesadaran palsu, yaitu keadaan di mana kelas pekerja gagal menyadari posisi mereka yang sebenarnya dalam struktur kapitalis karena telah diracuni oleh ideologi yang melanggengkan sistem tersebut.
Satu elemen penting lainnya dalam lagu ini adalah kritik terhadap pengaruh kapitalisme pada identitas individu. John Lennon mengungkapkan bagaimana tekanan sosial dan budaya membentuk individu menjadi "cogs in the machine," atau bagian kecil dari sistem besar yang bekerja untuk melayani kepentingan kapitalis. Lirik "If you want to be like the folks on the hill" mencerminkan aspirasi yang ditanamkan oleh sistem kapitalis kepada kelas pekerja untuk menjadi bagian dari kelas borjuis yang dianggap sebagai simbol kesuksesan. Namun, aspirasi ini sering kali tidak realistis dan hanya berfungsi untuk memperkuat sistem yang ada dengan menanamkan rasa puas pada kelas pekerja agar terus mendukung kapitalisme tanpa menyadari penindasan yang mereka alami.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks teori perjuangan kelas, lagu ini mengandung ajakan implisit kepada kelas pekerja untuk menyadari posisi mereka dan melawan penindasan sistematis yang mereka alami. Marx dan Engels berargumen bahwa kesadaran kelas (class consciousness) adalah langkah pertama menuju perjuangan revolusioner. Kesadaran ini memungkinkan kelas pekerja untuk memahami bahwa penderitaan mereka bukanlah hasil dari kegagalan individu, melainkan produk dari sistem kapitalis yang dirancang untuk mengeksploitasi tenaga kerja. Lennon, melalui liriknya, mencoba menyampaikan pesan ini, meskipun dengan nada yang sinis dan pesimis.
Namun, meskipun lagu ini memberikan kritik tajam terhadap kapitalisme, ia juga mencerminkan rasa frustrasi terhadap kurangnya tindakan kolektif dari kelas pekerja. Lirik seperti "Keep you doped with religion, sex, and TV" menunjukkan bagaimana kapitalisme menggunakan alat-alat seperti hiburan, agama, dan hasrat konsumerisme untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari realitas penindasan mereka. Ini sejalan dengan analisis Marx tentang opium of the people, di mana agama dan ideologi lainnya digunakan untuk mengurangi rasa sakit akibat penindasan tanpa benar-benar mengatasi akar permasalahannya. Dalam hal ini, Lennon menyiratkan bahwa tanpa kesadaran yang lebih mendalam dan tindakan nyata, kelas pekerja akan terus terjebak dalam siklus penindasan yang sama.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, Working Class Hero bukan sekadar lagu, tetapi juga sebuah manifesto kritik sosial yang mendalam. Melalui liriknya, Lennon memberikan suara kepada kelas pekerja yang sering kali terpinggirkan, sekaligus mengajak pendengarnya untuk merenungkan realitas kapitalisme yang penuh kontradiksi. Lagu ini mengingatkan bahwa perjuangan untuk keadilan sosial dan ekonomi tidak hanya membutuhkan kesadaran, tetapi juga keberanian untuk bertindak melawan sistem yang menindas seperti halnya kapitalis ini.