Konten dari Pengguna

Menemukan Makna Hidup bagi Anak Papua melalui Talent Mapping SaPapua

Muhamad Husni Tamami
Sedang mengetik...
8 Juli 2024 19:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Husni Tamami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Talent mapping SaPapua. (Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Talent mapping SaPapua. (Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Lima mahasiswa IPB University yang tergabung dalam tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) tahun 2024 menciptakan program unik dan berkelanjutan, bernama SaPapua di Sekolah Anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Program ini bertujuan meningkatkan nilai makna hidup anak Papua terdampak konflik di Sekolah Anak Indonesia (SAI). Sekolah Anak Indonesia yang dinaungi Yayasan Alirena telah menyelenggarakan pendidikan formal jenjang SD, SMP, dan SMA. Kegiatan Talent Mapping dilakukan pada Jumat (17/5) sebagai upaya menggali bakat dan kekuatan anak yang dilakukan dengan pendekatan baru untuk membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pendidikan logoterapi.
Dengan melibatkan proses attitudinal (afektif), experiental (kognitif), dan creative values (psikomotor)
“SaPapua yang berarti Saya Papua, melalui talent mapping program ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menemukan makna hidup anak agar mampu mengenal dan memahami kekuatan dirinya sendiri. Sehingga ke depannya, anak dapat mengetahui minat yang dimiliki, harapan dalam diri, dan motivasi untuk melanjutkan hidup yang lebih baik ketika kembali ke tanah Papua,” ungkap Vikri Ramadan, Ketua Tim PKM-PM.
ADVERTISEMENT
Salah satu anggota tim, Tri Dara yang berasal Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen ini mengatakan, anak diajak untuk memahami dan mencari makna hidup, tujuan dan mengasah kemampuan keterampilan untuk menyelesaikan masalah yang ada di Papua.
"Model pembelajaran pendidikan logoterapi ini harapannya dapat didukung penuh dan diadaptasi oleh Sekolah Anak Indonesia ke depannya, untuk meningkatkan makna hidup anak selama mendapatkan pendidikan yang aman dan kembali ke Papua dapat menjadi individu yang lebih baik,” tuturnya
Dara Djunaidi mengungkapkan, pendidikan yang sudah diterapkan di SAI yaitu PBPM (Pengkajian Budaya Papua dan Modernisasi) terus dikembangkan dalam menganalisis kondisi realitas masalah di Papua. Program SaPapua tercipta dengan berlandaskan pendidikan logoterapi berbasis attitudinal, experiental, dan creative values dalam program ini berfokus pada pendekatan pendidikan yang melibatkan aspek afektif, kognitif, dan psikomotor guna meningkatkan keterampilan dan tujuan hidup anak.
ADVERTISEMENT
Program SaPapua dirancang dengan mengangkat Cerita Masa Depan Papua untuk menyediakan metode dan media pembelajaran sebagai bekal meningkatkan kemampuan intelektual anak, motivasi dalam aktualisasi diri agar dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, dan meningkatkan kepercayaan diri anak Papua di SAI
“Harapannya agar proses pembelajaran anak di sekolah bisa dikembangkan lebih luas sesuai dengan kebutuhan anak Papua. Pendidikan logoterapi akan melibatkan seluruh aspek penting dalam diri anak untuk meningkatkan makna hidup,” ujarnya,
Pada kesempatan lain, Yusalina, dosen pendamping PKM memberi pesan, bahwa anak anak Papua memiliki hak dan harapan masa depan yang sama dengan anak lainnya sebagai generasi penerus bangsa dan terlibat dalam membangun masa depan Papua.
Pelaksanaan kegiatan SaPapua dalam program pengabdian kepada masyarakat tersebut dibantu oleh mitra dari guru SAI dan Yayasan Alirena.
ADVERTISEMENT
“Fokus kami dari Sekolah Anak Indonesia adalah mengkaji realitas permasalahan tanah Papua dengan memaksimalkan modal pembangunan sumberdaya manusia melalui pendidikan logoterapi pada anak-anak Papua untuk meningkatkan makna hidup,” tutur Sheeny, Guru SAI
Dionesius Agung Monca selaku Koordinator Kepala Sekolah SMA mewakili Kepala Yayasan Alirena menyampaikan, inisiasi program SaPapua memberikan dampak yang singnifikan dalam membantu anak menemukan tujuan, makna hidup, serta pendekatan yang dipakai mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Sehingga mampu membangun motivasi diri dan semangat belajar anak selama di Sekolah Anak Indonesia.
Selain Vikri, anggota tim mahasiswa PKM-PM IPB University lainnya adalah Reihan Randyka (Aktuaria), Thaariq Abdul Muzzamil (Teknik Pertanian dan Biosistem), Tri Dara Indah Djunaidi (Ilmu Keluarga dan Konsumen) dan Wirayudha Erlangga Prayoga (Matematika). Program ini akan berlangsung hingga 31 Juli 2024 secara luring.
ADVERTISEMENT