Merespons Positif

Muhamad Husni Tamami
Manusia yang suka berkelana.
Konten dari Pengguna
23 Februari 2021 6:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Husni Tamami tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merespon positif. (Pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merespon positif. (Pixabay.com)
ADVERTISEMENT
Sudah dua kali saya ada kekeliruan saat mengirimkan tugas. Pertama, salah memberikan nama file. Seharusnya di akhir nama file itu saya tulis nomor 1. Namun, yang saya kirimkan malah nomor 3. Kedua, ketika memberikan nilai partisipasi. Ini sangat fatal. Saya memberikan nilai jauh lebih rendah. Bahkan di bawah ambang batas minimumnya.
ADVERTISEMENT
Merespons kondisi tersebut, jujur saja sempat panik. Tetapi saya mencoba untuk tenang, tenang, dan tenang. Saya share di grup. Berdoa saja semoga file-nya diterima.
Besoknya, dosen meminta mahasiswa mengirimkan file yang sudah final. Termasuk saya, saya pun mengirimkan kembali dengan nama file yang sudah diperbaiki.
Kejadian kedua, setelah klarifikasi di grup, saya juga konfirmasi di grup, karena ini akan berpengaruh terhadap nilai mereka (anggota satu kelompok saya). Bersyukurnya, anggota di kelompok saya itu mengerti. Bersyukurnya lagi, setelah konfirmasi ke dosen, ada jalan keluarnya. Saya diminta untuk mengirimkan ke kelas praktikum sebelah.
Di kondisi tersebut saya teringat untuk tenang saja. Apa pun kondisi yang sedang kita hadapi, kita mesti tenang. Respons dengan positif. Jangan ditambah dengan respons negatif. Kalau pun tidak bisa, tidak apa, toh itu sudah tidak bisa diubah lagi, kan? Dan kita sudah ada ikhtiar untuk memperbaikinya. Tinggal di kemudian hari kita lebih teliti dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
ADVERTISEMENT
Prinsip saya begitu, karena kita harus fokus lagi yang ada di depan kita. Bisa kita perbaiki dan belajar dari fenomena tersebut. Setiap kejadian yang ada di muka bumi ini terdapat hikmah-hikmah yang bisa kita petik.
Kalau kata Jamil Azzaini: fokus lagi dengan kekuatan dan kelebihan kita. Kesalahan yang pernah kita lakukan jangan kita ulangi. Fokus lagi pada kelebihan dan kekuatan yang kita miliki. Setidaknya kita bisa menambal kesalahan tersebut dengan kekuatan dan kelebihan kita.
Bogor, 23 Februari 2021
MHT