Konten dari Pengguna

Kepemimpinan Inklusif Perempuan Disabilitas: Membangun Kesetaraan

Muhamad Iqbal
Mahasiswa Prodi Manajemen, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
12 November 2024 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Iqbal tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Source: Freepik.com
zoom-in-whitePerbesar
Source: Freepik.com
ADVERTISEMENT
Kepemimpinan inklusif bukan hanya tentang memberikan kesempatan yang sama, tetapi juga membangun lingkungan di mana setiap orang, termasuk perempuan dengan disabilitas, dapat berperan aktif tanpa rasa takut akan stigma dan diskriminasi. Inilah pesan utama yang disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, pada Sabtu (9/11).
ADVERTISEMENT
Menurut Bu Bayin, kepemimpinan inklusif berarti menyediakan ruang bagi semua pihak untuk menyuarakan pendapat dan mengambil peran. Khusus bagi perempuan dengan disabilitas, ini berarti memberi akses bukan hanya untuk terlibat dalam kepemimpinan tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu membawa dampak positif dalam masyarakat. “Kepemimpinan yang berperspektif gender, disabilitas, dan inklusi sosial tidak cukup hanya dengan memberikan kesempatan yang sama, tetapi harus menciptakan kebijakan, budaya, dan lingkungan yang mendukung mereka secara aktif,” tegas Bu Bayin.
Tantangan dan Peluang bagi Perempuan dengan Disabilitas
Di dunia, perempuan dengan disabilitas menghadapi tantangan besar dalam meraih kesempatan yang setara dalam pendidikan, pekerjaan, dan kepemimpinan. Data dari UN Women menunjukkan bahwa mereka sering kali memiliki akses terbatas terhadap sumber daya dan pelatihan yang diperlukan untuk berperan di sektor publik atau pemerintahan. Akibatnya, keterwakilan perempuan disabilitas di posisi strategis masih sangat minim.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa sekitar 10% dari total populasi adalah penyandang disabilitas. Namun, meski populasi ini signifikan, keterwakilan mereka dalam berbagai posisi penting masih jauh dari ideal. Banyak dari mereka yang merasa terpinggirkan, baik dalam pendidikan maupun sektor pekerjaan.
Dalam konteks ini, ‘Aisyiyah telah berkomitmen untuk mendorong keterlibatan perempuan disabilitas, terutama di sektor publik. Langkah ini dianggap penting untuk menciptakan masyarakat yang adil dan setara. Melalui pelatihan, program pendidikan, serta kebijakan yang berpihak pada inklusi, ‘Aisyiyah berupaya membangun jalan bagi perempuan disabilitas untuk menjadi pemimpin yang handal dan berdaya.
Dampak Positif Kepemimpinan Inklusif
Studi dari Harvard Kennedy School dan Harvard Business Review mengungkapkan bahwa kepemimpinan inklusif yang melibatkan perempuan dan penyandang disabilitas mampu membawa perubahan sosial yang signifikan. Kehadiran perempuan dengan beragam latar belakang, termasuk yang memiliki disabilitas, di posisi pengambilan keputusan dapat meningkatkan kebijakan yang lebih adil, berorientasi pada kesejahteraan sosial, dan berfokus pada hak asasi manusia.
ADVERTISEMENT
Di tingkat global, World Economic Forum (WEF) juga menyoroti pentingnya partisipasi perempuan dalam kepemimpinan sebagai katalisator untuk mencapai kesetaraan di berbagai sektor. Partisipasi perempuan yang inklusif dalam pembuatan kebijakan meningkatkan keberagaman perspektif yang berujung pada keputusan yang lebih adil dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat luas.
Langkah Nyata Menuju Kepemimpinan Inklusif di Indonesia
Komitmen ‘Aisyiyah dalam mendorong perempuan disabilitas untuk aktif berperan di sektor publik bukan hanya bagian dari visi organisasi, tetapi juga sebagai respons nyata terhadap data dan kebutuhan masyarakat. Di berbagai kesempatan, ‘Aisyiyah memberikan pelatihan bagi perempuan disabilitas agar mereka dapat mengembangkan potensi diri, terutama di bidang kepemimpinan dan kewirausahaan.
Dalam mencapai hal ini, perlu adanya sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, serta lembaga pendidikan. Upaya ini tidak hanya akan memperkuat posisi perempuan dengan disabilitas tetapi juga membuka kesempatan lebih luas bagi mereka untuk berkontribusi secara aktif dalam pembangunan nasional.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Kepemimpinan yang inklusif haruslah bermakna lebih dari sekadar peluang yang sama. Ini tentang membangun sistem yang memastikan setiap individu, termasuk perempuan dengan disabilitas, mendapatkan hak dan kesempatan untuk berperan aktif. Sebagai organisasi yang peduli pada nilai-nilai keadilan dan kesetaraan, ‘Aisyiyah terus berupaya menjadi pelopor dalam memberdayakan perempuan disabilitas agar mereka dapat terlibat dalam pengambilan keputusan dan menjadi bagian penting dalam kepemimpinan nasional.
Melalui program-program inklusif dan kebijakan yang mendukung, ‘Aisyiyah berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat yang lebih adil dan merata. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan lebih banyak perempuan disabilitas yang mampu tampil sebagai pemimpin dan agen perubahan dalam masyarakat.