Djarot Sebut Ada Politisasi Masjid sehingga Dia Disoraki Warga

14 April 2017 14:29 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Cawagub DKI Djarot kampanye di Cipulir (Foto: ANTARA FOTO)
Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat disoraki sejumlah jemaah usai menjalankan Salat Jumat di Masjid Al-Atiq, Kampung Melayu Besar, Tebet, Jakarta Selatan. Djarot menyebut ada politisasi masjid sehingga dia disoraki warga.
ADVERTISEMENT
"Kalau Jumatan itu kami itu bebas ke manapun. Di masjid manapun bebas enggak pilih-pilih. Dan kami akan selalu cari masjid yang satu arah dengan acara berikutnya. Kan nanti ada acara istigasah ya di GOR Ciracas, makanya aku ngikut aja ke sini," ucap Djarot di Tebet, Jaksel, Jumat (14/4).
Djarot salat jumat di Masjid Al Atiq, Tebet. (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
Djarot menyebut sebetulnya jemaah masjid tidak ada masalah dengan kehadirannya Salat Jumat di masjid itu, namun ada provokasi dari pengurus masjid atau takmir masjid sebelum Salat Jumat.
"Itulah bentuk saya yang saya sebutkan politisasi masjid, untuk kepentingan-kepentingan politik praktis. Mungkin meniru pola di negara lain," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Djarot mengatakan, Islam mengajarkan untuk menjaga hubungan baik antar sesama manusia (ukhuwah insaniyah), bahkan sesama muslim (ukhuwah islamiyah). Karena itu jangan sampai ada persoalan SARA di Pilkada.
Djarot diteriaki jemaah usai salat Jumat (Foto: Fahrian Saleh/kumparan)
"Kami tidak pernah seperti itu. Tadi saya dengar juga takmirnya (bilang) boleh sah tidak mensalatkan jenazah bagi orang yang munafik. Masing-masing kalau punya tafsir benar salah begitu, kan susah. Kebenaran hanya milik dia, kita semua salah," lanjut Djarot.
Djarot menyebut tidak mempersoalkan sorakan warga tersebut. "Saya sejak dari dalam pasti maafkan, enggak apa-apa. Ini sih ringanlah, enggak begitu berat. Bahkan yang lebih keras daripada itu pun saya maafkan kok," tutur Djarot.
ADVERTISEMENT
"Hanya mungkin pemahamannya yang tidak sama gitu ya. Kami memahami itu mungkin pemahamannya masih belum sama. Oleh sebab itu saya berdoa supaya diberikan betul hidayah dalam dirinya, pencerahan dalam dirinya, sehingga pola pikirnya tidak sempit, tidak picik," tegas Djarot.