Indo Barometer: Elektabilitas Capres Jokowi 31,3%, Prabowo 9,8%

22 Maret 2017 18:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Presiden. (Foto: Instagram/@jokowi)
Selain merilis survei kinerja pemerintahan Jokowi-JK, Indo Barometer juga menghitung elektabilitas para tokoh yang berpotensi menjadi kandidat dalam Pilpres 2019. Hasilnya, Jokowi masih punya elektabilitas tertinggi.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan pertanyaan terbuka, nama calon presiden yang disebut publik dominan Joko Widodo 31,3 persen, Prabowo Subianto 9,8 persen," ucap kata Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakpus, Rabu (22/3).
Data itu diperoleh dari survei yang digelar pada 4-14 Maret 2017 di 34 provinsi terhadap 1.200 responden. Margin of error kurang lebih 3,0 persen.
Evaluasi publik 2,5 tahun pemerintahan Jokowi-JK (Foto: Iqra Ardini/kumparan)
Di bawah Jokowi dan Prabowo, mulai muncul nama-nama kepala daerah, seperti Basuki Tjahaja Purnama 8,3 persen, Anies Baswedan 4,5 persen, Ridwan Kamil 3,1 persen, dan Tri Rismaharini 2,8 persen dan lainnya. Tak menjawab 29,2 persen.
"Menarik ya untuk kampanye mereka secara lokal (pilkada), tapi bisa dikenal secara nasional," kata Qodari.
ADVERTISEMENT
Sementara, jika dibuat dalam simulasi head to head antara Jokowi Prabowo, hasilnya tetap Jokowi yang unggul.
Menurut hasil survei itu, aspek tertinggi yang dilihat responden saat memilih calon presiden adalah kedekatan dengan rakyat. "Seperti yang kita tahu, Pak Jokowi kan suka blusukan dan presiden yang merakyat," lanjutnya.
Alasan lainnya, kebanyakan responden memilih Jokowi karena dekat dengan rakyat, terbukti kinerjanya, berjiwa sosial, jujur, dan pekerja keras. Sementara Prabowo disukai karena tegas, berwibawa, dan militer.
Ketua Dewan Pakar Golkar, Agung Laksono, yang hadir dalam rilis survei itu, merasa gembira dengan hasil survei tersebut. "Kita gembira kemampuan beliau memimpin negeri ini dapat ditunjukan lewat hasil survei," kata Agung.
ADVERTISEMENT
Ia mengapresiasi kepiawaian Jokowi menjaga keadaan damai ditengah hiruk pikuk politik. "Tapi kemudian kita tidak boleh lengah, harus dipacu terus terutama PR yang terkait ekonomi," tutup Agung.