Kekalahan PDIP di Pilgub Jakarta dan Banten

19 April 2017 20:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Megawati menghadiri kampanye Ahok-Djarot. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Kekalahan pasangan calon Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) di Pilgub DKI Jakarta, membuat PDIP sebagai partai penyokong utama, menderita kekalahan lagi di pilkada serentak. PDIP sebelumnya menelan pil pahit dalam Pilgub Banten.
ADVERTISEMENT
PDIP bersama PPP dan Nasdem yang mengusung pasangan Rano Karno-Embay Mulya di Pilgub Banten, kalah dengan selisih 89.890 suara (1,90 persen) melawan Wahidin Halim-Andika Hazrumy, yang diusung Demokrat, Golkar, Gerindra, Hanura, PKS, PAN, dan PKB.
Rano Karno (Foto: Antara/Muhammad Iqbal)
Padahal, PDIP sudah menerjunkan 'panglima perang' mereka yaitu Tb Hasanuddin dan Ahmad Basarah, termasuk sang ketua umum Megawati Soekarnoputri yang pernah turun dalam kampanye akbar Rano-Embay. Tapi hasilnya kalah.
PDIP tak menyerah, selisih angka 1,90 persen dalam kekalahan itu dimanfaatkan untuk mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK). Setelah diproses, ternyata putusan MK menolak menyidangkan aduan dari PDIP cs itu karena dasar gugatan lemah.
Akhirnya kekalahan PDIP itu membuat Banten kembali direngkuh oleh Partai Golkar. Padahal Rano sempat berhasil mendudukinya setelah Ratu Atut dirundung kasus korupsi.
ADVERTISEMENT
Konpers Wahidin-Andika. (Foto: Antara/Lucky R.)
Kekalahan PDIP di Banten itu berlanjut di DKI Jakarta yang dianggap sebagai miniatur Indonesia. Hasil kerja Ahok-Djarot sebagai petahana, rupanya tak cukup ampuh meyakinkan warga agar memilih pasangan yang diusung PDIP, Golkar dan Nasdem itu.
Padahal, modal suara yang dikantongi oleh Ahok-Djarot terlampau tinggi sejak awal Pilgub dibandingkan Anies-Sandi. Berbagai strategi juga sudah dicoba, termasuk menerjukan beberapa tokoh dan artis. Hasilnya kalah cukup telak.
Anies-Sandi merayakan kemenangan (Foto: Dedi Wijaya/ANTARA)
Dalam hasil hitung cepat (quick count) Pilgub DKI, selisih kekalahan Ahok-Djarot rata-rata 15-17 persen. Jauh dari syarat yang diatur undang-undang jika ingin mengajukan gugatan yaitu paling banyak 1 persen.
Hasil Quick Count Pilgub Jakarta Putaran 2 (Foto: Faisal Nu'man/kumparan)
Selain kalah di Banten dan Jakarta, PDIP yang merupakan partai pemenang pemilu juga kalah di Pilgub Gorontalo. Dalam jadwal pemilu, setelah pilkada serentak 2017, akan ada pilkada serentak tahun 2018, lalu pileg dan pilpres serentak 2019.
ADVERTISEMENT