PKS Minta Sanksi untuk Persib Dicabut: Lebih Baik PSSI Bantu Rohingya

15 September 2017 16:00 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Dok. MPR RI)
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Dok. MPR RI)
ADVERTISEMENT
Sanksi Komisi Disipiin PSSI berupa denda Rp 50 juta bagi Persib gara-gara koreografi "Save Rohingya" menuai reaksi luas. Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, menyerukan agar PSSI mencabut sanksi tersebut atas nama kemanusiaan.
ADVERTISEMENT
"Menurut saya sebaiknya (PSSI) mencabut sanksi itu, dan bahkan kalau bisa PSSI ikut membantu Rohingya. Toh PSSI difasilitasi bisa main di Myanmar dengan aman dan damai," ucap Hidayat di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/9).
"Kalau bisa memberikan bantuan. Justru orang akan salut atau kalau terpaksa, denda Rp 50 juta itu diterima untuk dikembalikan menjadi sumbangan PSSI dan bobotoh untuk Rohingya," imbuhnya.
Hidayat mengatakan, dukungan atas aksi kemanusiaan sudah biasa dilakukan di stadion, seperti saat terjadi bom di Paris. Lalu beragam kesebelasan di Inggris dan Spanyol menyuarakan #PrayForParis.
"Sangat disayangkan pihak PSSI secara letterlijk hanya memahami tentang aturan terkait event semacam ini tidak boleh dicampur dengan unsur-unsur daripada di luar olahraga," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Di Indonesia seluruh pihak melakukan tindakan #SaveRohingya, peduli Rohingya. Pemerintah saja mengirim bantuan ke Rohingya, mengirimkan Menlu ke Rohingyadan bantuan sudah dikirimkan bahkan dibentuk suatu lembaga khusus," imbuh politikus PKS itu.
Cederai Nilai Pancasila
Anggota Komisi X DPR (bidang olahraga dan pendidikan), Ledia Hanifa Amaliah, menyampaikan bahwa aksi koreografi "Save Rohingya" justru bukti para bobotoh menunjung solidaritas dan sportivitas.
"Saya perlu mengingatkan PSSI, apa sih inti sebenarnya dari event olahraga? Untuk menjunjung tinggi sportivitas dan solidaritas bukan? Maka aksi bobotoh terkait pembuatan koreografi 'Save Rohingya' adalah bukti bahwa bobotoh punya solidaritas kemanusiaan. Solidaritas pada sebuah aksi kekerasan yang melanggar hak asasi manusia," ucap Ledia.
Anggota DPR asal dapil Kota Bandung dan Kota Cimahi ini menyebut PSSI gegabah menjatuhkan sanksi kepada Persib, karena menilai koreografi bobotoh itu dianggap sebagai tindakan politis bahkan SARA.
ADVERTISEMENT
Padahal, krisis Rohingya sudah menjadi isu internasional. Berbagai negara sudah menunjukkan kecaman resmi, bahkan badan dunia PBB juga secara tegas melihat kasus Rohingya sebagai pembantaian etnis, yang lingkupnya adalah kejahatan atas kemanusiaan.
"Sila kedua Pancasila 'Kemanusiaan yang Adil dan Beradab' telah menegaskan kebeperihakan kita akan perlunya menegakkan keadilan kemanusiaan. Kalau PSSI menganggap aksi solidaritas kemanusiaan sebagai kesalahan, apa ini bukan berarti PSSI tengah mencederai nilai-nilai Pancasila?" kritik Ledia.
Karena itu Ledia juga meminta PSSI mencabut keputusan denda tersebut. "Saya harap PSSI segera merevisi keputusannya mendenda Persib. Tidak usah malu. Justru kalau PSSI bersikeras dengan keputusannya akan membuat orang bertanya, sebenarnya PSSI mau menunjukkan keberpihakan pada apa dengan mengganggap aksi koreografi "Save Rohingya" sebagai kesalahan?" tegasnya.
ADVERTISEMENT