Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Sandi Ajak Pengusaha Muda Binaan OK OCE Berbagi Pengalaman di Kampus
5 April 2017 16:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Program OK OCE (One Kecamatan One Center for Enterpreneurship) yang digagas Cawagub DKI Sandiaga Uno, mulai dikenal orang dalam Pilgub DKI. Program ini bahkan diklaim sudah menghasilkan pengusaha.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah pengusaha muda pemilik Ropisbak Ghiffari, Muhammad Firdan. Dia diajak Sandi berbagi pengalaman kepada mahasiswa di Seminar Enterpreneur, Kampus BSI Jatiwaringin, Jakarta, Rabu (5/4).
Sebelum datang ke BSI, Sandi memang menyempatkan diri untuk mencicipi kudapan siang di Ropisbak Ghiffari milik Firdan. Dalam makan siang santai tersebut, Sandi juga memanfaatkannya untuk mengisi sharing session dengan beberapa pengusaha muda lain.
"Saya membawa Firdan. Firdan ini pengusaha muda yang cukup sukses, masih kuliah tapi sudah punya 15 gerai," ujar Sandi mengenalkan Firdan usai memberikan motivasi kewirausahaan di depan mahasiswa BSI.
Sambil becanda, Sandi mempersilakan Firdan untuk membagikan pengalaman serta tips membangun usaha di usia belia.
"Untuk triknya itu lebih ke kita kalau mau bikin usaha jangan asal-asalan, tanpa menganalisa terlebih dahulu. Harus analisa dulu mau bikin usaha apa dan harus jangka panjang," jelas Firdan membagikan tips membangun usaha.
ADVERTISEMENT
Setelah menganalisa jenis bisnis yang akan dibangun, step selanjutnya adalah mencari image baru dari produk yang akan dipasarkan. Selanjutnya, menentukan target market dari produk tersebut.
"Lalu segmentasinya setelah itu gimana. Produk itu ada strateginya juga, kalau menentukan harga harus disesuaikan dengan target kita. Abis itu kita bikin analisa SWOT," ujar Firdan.
Ia juga menyebutkan, dalam membangun usaha, setiap hal kecil harus dipikirkan dengan baik dan harus memiliki nilai jual. Termasuk, inventaris usaha yang harus bisa dijual ulang.
"Saya dulu enggak punya keinginan untuk jadi pengusaha. Enggak pernah saya belajar bisnis seperti ini. Semuanya karena kepepet, tapi ternyata bisa," ujar Sandi memberikan semangat.