Tamasya Al-Maidah Digelar untuk Pengamanan TPS Rawan

30 Maret 2017 17:47 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jumpa pers tentang Tamasya Al-Maidah. (Foto: David Pratama/kumparan)
Wakil Ketua Gerakan Kemenangan (Gema) Jakarta, Farid Poniman, menjelaskan detail aksi bertajuk Tamasya Al-Maidah yang digagasnya untuk pemungutan suara putaran dua pada 19 April nanti.
ADVERTISEMENT
"Kami mempersiapkan Tamasya Al-Maidah ini untuk pengamanan TPS rawan. Kami mempersiapkan orang-terbaik yang menurut kami bisa mengamankan agar saksi dan pemilih dapat memilih dengan baik. Kami mengerahkan tim kelas 1, orang-orang pilihan, tidak berseragam, tetapi terkoordinasi," ujar Farid di D Hotel, Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis (30/3).
Farid menjelaskan, melalui koordinasi Gema Jakarta, relawan Tamasya Al-Maidah akan disebar di 1.000 TPS yang dia kategorikan rawan intimidasi. Menurutnya, Tamasya Al-Maidah merupakan aksi pengawalan Pilgub DKI Jakarta untuk mencegah terjadinya intimidasi kepada pemilih di TPS, terutama umat muslim.
Poster Tamasya Al-Maidah. (Foto: Dok. Istimewa)
"Kami tidak ingin umat Islam diintimidasi. Masyarakat bisa tenang, kami yang akan menjaga. Ikuti aturan main, tidak akan ada intimidasi. Kami juga tidak akan mengintimidasi pihak lain," jelas Farid.
ADVERTISEMENT
Farid menjelaskan, munculnya gerakan yang digagas Gema Jakarta ini karena keinginan untuk memenangkan pemimpin beragama Islam sebagai Gubernur Jakarta. Ia menilai, putaran kedua Pilgub DKI sarat pertarungan ideologi.
"Putaran kedua ini merupakan pertarungan ideologi. Bukan lagi sekadar pemilihan organisasi biasa, ini pertarungan di level aqidah. Kami tidak bisa membiarkan begitu saja, makanya kami muncul. Antara hitam dan putihnya itu sudah jelas," tutur Farid.
Ia bahkan meminta agar aksi ini dilihat dengan kacamata positif. "Ini benar tamasya, tidak dimaksudkan mengintimidasi," ujarnya.
"Al-Maidah saat ini sebagai hidangan politik yang ditonton bersama-sama. Makanya kami lakukan persiapan yang well manage," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Farid menyebut, ada sekitar 1,3 juta orang yang akan berpartisipasi. Mereka berasal dari berbagai daerah di luar Jakarta. Masing-masing TPS akan dijaga 100 orang, ditambah 20-30 orang dari FPI.
"Kami sebut mereka Muhajirin. Sementara yang menyambut di sini, kami dengan andalan utama kami yaitu FPI. FPI sebagai kaum Anshor," kata mantan Ketua HMI Cabang Bogor itu.
Ia menampik aksi ini akan menimbulkan kericuhan. "Orang-orang ini adalah mereka yang sudah membuktikan mereka terkendali, punya track record di aksi sebelumnya. Mereka tidak dibekali provokasi. Diprovokasi seperti apa pun, mereka akan menunjukkan bahwa mereka datang dengan bekal superdamai," jaminnya.
Hasil penghitungan ulang di TPS 17 Petamburan (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
Farid membeberkan munculnya Tamasya Al-Maidah dilatarbelakangi dua faktor. Pertama, dia menuding PDI Perjuangan sebagai pendukung Ahok-Djarot berupaya menggerakkan massa dari daerah.
ADVERTISEMENT
"Kenapa kami mulai? Pertama, kami hanya merespon PDIP. PDIP sebelumnya menginstruksikan anggotanya di daerah datang ke Jakarta," kata Farid.
Alasan kedua, Gema Jakarta ingin merespons antusiasme umat Islam dari luar daerah Jakarta yang menginginkan datang ke Jakarta mengawal Pilgub DKI. "Kalau ini tidak dipersiapkan, justru akan muncul konflik horizontal nanti," lanjutnya.
Farid membantah aksi ini bentuk dukungan kepada pasangan Anies-Sandi. Gema Jakarta menurutnya hanya mengkonsolidasi umat, tapi ada komunikasi dengan tim Anies-Sandi.
"Apa yang kami lakukan untuk mengkonsolidasi umat. Kami dan timses hanya berkoordinasi saja, sebatas koordinasi strategi saja. Kami sama sekali tidak dicampurtangani oleh timses atau paslon Anis-Sandi," kata Farid.